Penulis: Saifudin | Editor: Priyo Suwarno
SIDOARJO, SWARAJOMBANG.COM – Kasatlantas Polresta Sidoarjo, AKP Jodi Indrawan menegaskan saat ini sedang dilakukan uji coba sistem satu arah di Jl. Letjen Sutoyo (Medaeng), dimulai 18 Maret 2025 dan akan berlangsung selama tiga hari hingga 20 Maret 2025.
Setelah masa uji coba, sistem ini akan diterapkan secara resmi mulai 21 Maret 2025 untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi, terutama menjelang arus mudik Lebaran.
Rekayasa lalu lintas di Jalan Letjen Sutoyo, Bungusrasih, Waru, Sidoarjo, telah dimulai dengan uji coba penerapan sistem satu arah (one way) pada tanggal 18 Maret 2025.
Uji coba ini dilakukan oleh Satlantas Polresta Sidoarjo dan akan berlangsung selama tiga hari, hingga 20 Maret 2025. Setelah masa uji coba, sistem ini akan resmi diberlakukan mulai 21 Maret 2025.
Sistem one way akan berlaku dari arah Medaeng menuju Jembatan Layang Waru. Kendaraan dari arah sebaliknya akan diarahkan ke bundaran Waru atau Cito.
Langkah ini diambil untuk mengurangi kepadatan kendaraan di sekitar Terminal Bungurasih, terutama menjelang arus mudik Lebaran yang diperkirakan mengalami peningkatan jumlah pemudik sekitar 4% dibandingkan tahun sebelumnya.
Selama masa uji coba, petugas akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai perubahan ini. Setelah tanggal 21 Maret, pelanggar akan dikenakan sanksi tilang.
Selain penerapan one way, pihak berwenang juga telah menyesuaikan durasi lampu lalu lintas di beberapa simpang jalan untuk menjaga kelancaran arus kendaraan.
Pihak kepolisian berharap masyarakat dapat segera menyesuaikan diri dengan aturan baru ini demi kelancaran dan keselamatan perjalanan saat mudik.
Penerapan sistem satu arah di Jalan Letjen Sutoyo, Bungusrasih, Waru, Sidoarjo, diperkirakan akan membawa dampak signifikan bagi warga setempat, baik positif maupun negatif.
Dengan penerapan satu arah, diharapkan dapat mengurangi kemacetan di sekitar terminal dan jalan utama, meningkatkan kelancaran arus lalu lintas. Sistem satu arah dapat mengurangi potensi kecelakaan yang sering terjadi akibat pertemuan kendaraan dari dua arah
Seperti yang ditemukan dalam penelitian sebelumnya, penerapan jalan satu arah sering kali mengakibatkan penurunan jumlah pengunjung ke toko dan usaha lokal. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pendapatan bagi pelaku usaha di sepanjang jalan tersebut.
Bagi warga yang terbiasa menggunakan jalan tersebut untuk akses ke tempat tinggal atau usaha mereka, perubahan ini mungkin menambah waktu perjalanan dan kesulitan dalam mencapai tujuan.
Persoalannya adalah kawasan timur rel kereta api di wilayah Waru, akan mengalami kesulitan menuju ke arah Pepelegi atau Medaeng. Akses menuju ke arah sana harus lewat pertigaan Aloha yang juga sangat macet. Kedua, warga dari arus pertigaan rel Jl. Brigjen Katamaso di pertigaan pabrik paku menampun arus dari Brojhen Katamso dan dari arah Kutisari dan arus Surabaya.
Pertigaan di pabrik paku Waru, Jl. Brigjen Katamso termasuk padat lalu lintas, sehingga akan semakin terjadi tumpukkan kendaraan di lokasi ini, kemudian dari pabrik paku ke kanan menuju ke bawah fly over Waru, akan semakin padat.
Masyarakat mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan ini, yang dapat menimbulkan ketidakpuasan awal terhadap sistem baru.
Secara keseluruhan, dampak dari penerapan sistem satu arah ini akan tergantung pada bagaimana masyarakat beradaptasi dan bagaimana pihak berwenang menangani masalah yang mungkin muncul selama masa transisi.
Reaksi Netizen
@evelinmagdalena: Padahal yg bikin macet itu bus2 berhenti di pinggir jalann buat naik turunin penumpang.
@bintangwiseshapp: iku bunderan waru sampe wes ga bunder mane coooooo… muacet e numpuk. silau sisan nek bengi kenek lampu iklan surya!
@gani_albert: Antisipasi kemacetan di letjen sutoyo dengan memindahkan kemacetan di bundaran waru.
@bayu.setyo: Yg bikin macet itu bis2 yg naikin penumpang diluar terminal… klo naikin diluar, ngapain juga ad terminal?
@hany_agusta25: kiro² cito maleh ruwet ndak yoo
scubadawg_: trus sing teko darjo arep ndek daeng piye pak?
mechamaruu: Pepelegi tambah jauh jirlah. **