Oleh: Cici A Ilyas
“Ini bir, bukan be e er!” kata seorang pramuniaga pada sebuah bazar, menjelaskan tentang minuman berwarna merah kecoklatan yang dijualnya. Yang ia maksud adalah perbedaan antara “beer” dan “bir”. Jika beer adalah hasil proses peragian, bir pletok yang diklaimnya sebagai minuman kesehatan dibuat dari kumpulan rempah-rempah yang diketahui banyak manfaatnya bagi tubuh.
Bir pletok yang merupakan minuman tradisional khas Betawi memang mengandung tidak kurang dari sembilan jenis rempah, yaitu jahe, sereh, secang, kayu manis, cengkeh, kapulaga, cabe jawa, lada hitam dan biji pala. Selebihnya adalah penyedap seperti daun pandan, daun jeruk dan tentunya gula.
Penamaan bir itu sendiri konon terkait dengan sejarahnya. Masyarakat Betawi dikenal religius (Muslim), karena pengaruh budaya Arab yang sangat kuat dalam kehidupan mereka. Sekitar tahun 1800-an saat penjajah masih menguasai negeri ini, kebanyakan dari penghuni tanah Batavia itu bekerja sebagai petani, pedagang dan penarik delman. Tuntutan kerja yang makin keras kemudian menyadarkan mereka untuk mencari sumber energi lain di samping makanan. Mereka pun mulai melirik gaya hidup para londo yang ada di sekitarnya, yang terbiasa menghangatkan badan dengan cara minum beer. Sayangnya mereka tak bisa meniru, karena Islam mengharamkan alkohol.
Dari situ kemudian dicari alternatif, yaitu mengolah jahe yang secara empirik dipercaya dapat menghangatkan badan, mengusir lelah dan menambah energi. Untuk mendapatkan aroma dan rasa berbeda, mereka lalu mencampurkannya dengan rempah-rempah lain yang banyak diperdagangkan di Batavia. Setelah berhasil, mereka pun mencari cara untuk mendinginkannya. Mereka ingin menikmatinya seperti para londo menikmati beer dingin.
Karena belum ada kulkas di setiap rumah pada waktu itu, maka mereka memasukan es batu ke dalam bilah bambu, menuangkan minuman yang sudah diracik, lalu mengocoknya sampai berbunyi pletok-pletok. Itulah kenapa kemudian minuman itu disebut bir pletok.
Berikut adalah bahan dan cara pembuatan bir pletok:
Bahan:
- 100 gram jahe (dikeprek)
- 1 batang sereh (dikeprek)
- Segenggam serutan kayu secang
- ½ sendok teh lada hitam
- 1 buah cabe jawa
- 5 butir kapulaga
- ½ biji pala
- 1 batang kayu manis
- 8 buah cengkeh
- 1 lembar daun pandan
- 3 lembar daun jeruk
- Gula sesuai selera
Cara membuat:
- Tumbuk kasar lada, kapulaga, cengkeh, biji pala dan cabe jawa.
- Didihkan satu setengah liter air
- Masukan jahe dan sereh lebih dulu, biarkan sekitar 5 menit.
- Masukan bumbu yang sudah ditumbuk, kayu secang, daun jeruk dan pandan.
- Kecilkan api, biarkan mendidih sampai mengeluarkan aroma
- Saring dan tambahkan gula. Bir pletok siap diminum selagi hangat, atau biarkan sampai adem kemudian masukan kulkas.
Selain menghangatkan badan, mengusir lelah dan menambah energi, bir pletok juga dapat mencegah masuk angin dan mengatasi gejala flu.(*)