Penulis: Yuven Sugiarno | Editor: Priyo Suwarno
SWARAJOMBANG.COM, MOWKOW- Asma al-Assad, 49, istri dari mantan presiden Suriah Bashar al-Assad, 59, telah mengajukan gugatan cerai di pengadilan Rusia dan menyatakan keinginannya untuk kembali ke London.
Laporan ini muncul pada hari Senin, tanggal 23 Desember 2024, menyusul ketidakpuasan Asma terhadap kehidupan mereka di Moskow setelah keluarga Assad melarikan diri ke Rusia pasca jatuhnya rezim Bashar al-Assad.
Asma, yang telah didiagnosis dengan leukemia, merasa tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai di Moskow. Dia juga meminta izin khusus untuk meninggalkan Rusia dan kembali ke Inggris untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik
Sebelum menikah dengan Bashar al-Assad pada tahun 2000, Asma adalah seorang bankir investasi di London dan memiliki kewarganegaraan ganda Inggris-Suriah.
Gugatan cerai ini dapat menambah kompleksitas situasi politik keluarga Assad. Jika permohonan Asma untuk pindah ke London diterima, hal ini bisa melemahkan posisi keluarga Assad di Rusia, terutama mengingat bahwa Bashar al-Assad saat ini menghadapi pembatasan ketat dan asetnya telah dibekukan oleh otoritas Rusia.
Keluarga Assad kini berada dalam situasi yang sulit, dengan banyak pertanyaan mengenai bagaimana proses perceraian akan berlangsung mengingat latar belakang hukum mereka di Suriah.
Hingga saat ini, Bashar al-Assad belum memberikan komentar resmi mengenai gugatan cerai yang diajukan oleh istrinya, Asma al-Assad. Menurut laporan, baik Bashar maupun Asma tidak mengeluarkan pernyataan setelah berita ini mencuat di media, meskipun situasi ini menambah kompleksitas pada tantangan yang dihadapi oleh keluarga Assad di Rusia.
Asma mengajukan gugatan cerai dan permohonan untuk kembali ke London, dengan alasan ketidakpuasan terhadap kehidupan mereka di Moskow. Sumber yang dekat dengan pasangan tersebut menyebutkan bahwa Asma merasa tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai di Rusia setelah didiagnosis menderita leukemia.
Kondisi ini dapat mempengaruhi posisi politik dan sosial keluarga Assad, terutama mengingat bahwa mereka saat ini berada di bawah pembatasan ketat dari otoritas Rusia, termasuk larangan bagi Bashar untuk terlibat dalam kegiatan politik atau meninggalkan Moskow.
Bashar al-Assad dan Asma al-Assad menikah pada Desember 2000. Pasangan ini memiliki tiga anak, masing-masing: Hafez al-Assad – lahir pada tahun 2001; Zein al-Assad – lahir pada tahun 2003; Karim al-Assad – lahir pada tahun 2004.
Keluarga ini telah menjadi sorotan media, terutama selama masa konflik di Suriah dan situasi politik yang kompleks yang melibatkan pemerintahan Assad. **