Penulis: Sapteng Mukti Nunggal | Editor: Priyo Suwarno
MALANG, SWARAJOMBANG.COM – The Young Men’s Christian Association (YMCA) Cabang Malang bekerjasama dengan YMCA Korea menyelenggaraan program pelatihan kepemudaan bertajuk Raonatti Project. Raonatti berasal dari Bahasa Korea “Raon” yang berarti “Baik” dan “Atti” berarti “Sahabat”.
Jadi project atau kegiatan bersama ini bertajuk “Menjalin Persahabatan yang Baik diantara Kaum Muda di Asia”. Program ini digagas oleh YMCA Korea dengan dukungan CSR dari Kookmin Bank Korea yang dilaksanakan di empat negara: Indonesia, Thailand, Vietnam dan Cambodia.
Menurut dr. Alphinus Kambodji, Ketua Dewan Cabang YMCA Malang, kegiatan ini bertujuan untuk mempererat persahabatan dan saling belajar diantara Kaum Muda Korea dan Indonesia melalui YMCA Malang, melalui interaksi dalam kegiatan bersama 6 orang mahasiswa utusan YMCA Korea dengan 15 orang anggota YMCA Malang, berlangsung selama 21 hari tgl 5 – 24 Januari 2025.

Aplhinus Kambodji menegaskan bahwa pelatihan interkasi meliputi dalam Raonatti Project ini meliputi:
- Apek utama memberikan pembelajaran dan pelatihan bidang leadership(kepemimimpinan), karena mereka adalah calon-calon pemimpin masa depan.
- Aspek kedua, kerelawanan (volunterism), memupuk semangat kerelawanan dalam kehidupan manusia. Tidak terjebak oleh sifat ego mengejar keuntungan atau komersialitas di tengah kehidupan masyarakat.
- Aspek ketiga, mengembangkan tanggung jawab sosial dan kedermawanan bagi kehidupan orang lain yang memerlukan bantuan.
Acara dilekasnakan selama tiga minggu di Malang, berbagai program dilaksanakan antara lain, diskusi beberapa topik diantara mahasiswa yang dilaksanakan bekerjasama dengan Universitas Ma Chung Malang.
Kegiatan diikuti oleh 60-an mahasiswa membahas peran, tanggung jawab serta dampak bagi kaum muda mengenai Pendidikan, Kemajuan Teknologi, Keluarga dan Relasi. Hal ini menarik karena para peserta membahas pula aspek budaya yang mempengaruhinya.
Peserta juga melakukan kegiatan penanaman 230 pohon produktif (durian, alpukat, sirsak, mahoni, jambu Jamaica) di Desa Peniwen sebagai bagian untuk turut serta kelestarian sumber air di desa itu. Juga menanam bunga-bungaan di area sekolah taman kanak-kanak ( TK) dan SMP Peniwen.
Sebanyak 60 peserta dmelakukan penghijauan di halaman RS Marsudi Waluyo Malang. Merupakan aktivitas generasi muda yang peduli terhadap dampak perubahan iklim (climate change). Termasuk belajar membuat kain batik menggunakan teknik Ecoprint berbahan baku ramah lingkungan memanfaatkan berbagai dedaunan.
Mereka juga melakukan advokasi dan kampanye Peduli Lingkungan di Jalan Ijen Malang pada hari minggu (Car Free Day), melibatkan para pejalan kaki untuk menempelkan sticker yang membentuk pohon di spanduk yang tersedia. Termasuk kampanye kesehatan reproduksi, Car Free Day hari minggu. Melibatkan kaum muda yang berolah raga di Jl. Ijen untuk menempelkan “tanda” pada area sektsa tubuh manusia yang tidak boleh disentuh sembarangan.

TPA Supit Urang untuk melihat dan belajar proses pengolahan sampah secara efektif dan efisien yang dikelola oleh Pemkot Malang. Ini bertujuan agar kaum muda sadar dan peduli akan tubuhnya yang sangat berharga. Selain itu para peserta menunjukkan kepedulian dengan membagikan paket makan siang kepada masyarakat kurang mampu.
Tak kalah pentingnya adalah kegiatan dan interaksi di Sekolah Kristen Brawijaya dan Kedung Kandang serta di Desa Peniwen (TK, SD, dan SMP), bermain, menanam bunga dan membuat kerajinan tangan merangkai gelang, serta melakukan kegiatan pengecatan ruang kelas dan menggambar dinding di Taman Kanak-Kanak.
Kegiatan lainnya adalah mengunjungi dan berkegiatan dengan Petani Kopi di Desa Kucur Kabupaten Malang untuk melihat dan mengalami sendiri menanam, memilih dan mengolah kopi yang baik.
Ada pula aktivitas belajar Bahasa Korea dan Bahasa Indonesia sehari-hari serta memasak bersama makanan khas masing-masing negara, juga belajar memainkan angklung, dan mengunjungi beberapa objek wisata seperti gunung Bromo dan air terjun Cobanrondo dan lain-lain.
Kegiatan diakhiri Pergelaran Budaya bersama menampilkan tari-tarian, nyanyi dan music yang diisi oleh seluruh peserta Program Raonatti dan melibatkan kelompok anak-anak, remaja, pemuda dan orang dewasa.**