Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
BEIJING, SWARAJOBANG.COM– Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut akan membuka opsi negosiasi dengan China pada pertemuan kabinet, Kamis 10 April 2025, waktu setempat. Nahasnya, usai pertemuan tersebut China malah membalas tarif sebesar 125%, naik dari 84% dan akan berlaku besok, Sabtu, 12 April 2025.
Kenaikan tarif ini terjadi setelah ketegangan perdagangan antara kedua negara meningkat. Sebelumnya, Trump telah mengumumkan tarif 34% terhadap barang-barang AS, yang kemudian memicu balasan dari China dengan menaikkan tarif mereka dari 84% menjadi 125%.
Dalam pernyataannya, Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China menyebut bahwa tindakan ini adalah langkah balasan atas kebijakan tarif yang dianggap tidak masuk akal secara ekonomi.
Dengan tarif baru ini, China menegaskan bahwa pasar untuk barang-barang AS di negara mereka hampir tidak ada lagi. Mereka juga menyatakan bahwa jika AS terus meningkatkan tarif, Beijing akan mengabaikan kebijakan tersebut.
Tindakan ini dipandang sebagai bagian dari perang dagang yang lebih luas antara dua ekonomi terbesar dunia, yang dapat memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian global dan inflasi.
Presiden AS ke-47 itu menjelaskan bahwa tarif tersebut diberlakukan demi membuat negaranya kaya raya kembali. Sebab ia mengklaim bahwa China telah mengambil banyak keuntungan dari Negara Paman Sam serta negara lain, yang menyebabkan mereka mengalami kerugian.
“Kami sedang mengatur ulang regulasi, dan saya yakin kami akan bisa bekerja sama dengan sangat baik. Saya memiliki rasa hormat yang besar terhadap Presiden China Xi Jinping, dia adalah teman saya sejak lama, dan menurut saya kami akan berakhir membuat kesepakatan yang baik untuk kedua negara,” ujar Trump.
Sebagai informasi, Amerika Serikat menjatuhkan tarif 34% kepada China, Rabu (02/04). Hal ini mengungang amarah Negeri Tirai Bambu yang membuatnya membalas tarif Trump dengan nominal yang sama. Melihat balasan itu, AS memutuskan untuk terus menaikkan tarif hingga 145%.
“China juga ngin membuat kesepakatan, sangat ingin, tetapi mereka tidak tahu bagaimana memulainya. Kami menunggu telepon dari mereka. Itu akan terjadi!” tulis Trump di media sosial. **