Penulis: Hadi S. Purwanto | Editor: Priyo Suwarno
SWARAJOMBANG.COM, JAKARTA- Tanggal 26 Desember 2024, merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena pada saat itu terjadi gempa aceh berkekuatan antara 9,1 hingga 9,3 magnetudo. Gempa ini berlangsung selama sekitar 10 menit dan berpusat di Samudra Hindia, pada kedalaman sekitar 10 hingga 30 kilometer.
Tsunami pun menyapu Aceh Utara. Banjir setinggi 15 meter menerjang daratan, meluapi desa-desa dan kota yang penuh penduduk. Gempa tersebut menyebabkan tsunami yang menghancurkan dan menewaskan sekitar 227.898 jiwa di berbagai negara, dengan Indonesia sebagai yang paling parah terkena dampaknya. Indonesia berduka, dunia terperanggah tak percaya tetapi itu terjadi.
Kini sudah 20 tahun berlalu, membawa cerita catatan pilu, termasuk kisah bocah bernama Maretunis, Kisah Martunis, seorang bocah yang selamat dari tsunami Aceh pada tahun 2004, menjadi salah satu cerita paling menginspirasi dari bencana tersebut.
Martunis, yang saat itu berusia tujuh tahun, terpisah dari keluarganya ketika tsunami melanda pada 26 Desember 2004. Ia terjebak di dalam mobil yang terseret gelombang dan berusaha bertahan hidup dengan memanjat pohon dan mengapung di atas kasur yang hanyut selama 21 hari.
Setelah ditemukan pada 15 Januari 2005, Martunis dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Ia mengalami luka-luka akibat terjangan ombak dan reruntuhan, namun berhasil selamat meski kehilangan ibu dan dua saudaranya dalam bencana tersebut.
Kisahnya menarik perhatian dunia, terutama setelah ia ditemukan mengenakan kaos tim nasional Portugal dengan nama Cristiano Ronaldo di punggungnya.
Cristiano Ronaldo, yang saat itu bermain untuk Manchester United, mendengar tentang kisah Martunis dan tergerak untuk mengunjunginya. Pada Juni 2005, Ronaldo datang ke Aceh untuk memberikan dukungan kepada korban tsunami dan bertemu langsung dengan Martunis. Pertemuan ini terjadi di dalam bus, bukan di lapangan sepak bola seperti yang dibayangkan banyak orang.
Ronaldo kemudian membantu Martunis dan keluarganya dengan membiayai pembangunan rumah mereka yang hancur akibat tsunami serta pendidikan Martunis hingga tingkat SMA. Selain itu, Ronaldo menawarkan Martunis kesempatan untuk tinggal bersamanya di Manchester, meskipun tawaran tersebut tidak terwujud karena permintaan ayah Martunis agar ia tetap tinggal di Indonesia.
Martunis menganggap Ronaldo sebagai sosok yang sangat berpengaruh dalam hidupnya. Ia menyatakan bahwa kehadiran Ronaldo memberikan motivasi dan semangat baru setelah kehilangan keluarganya. Dalam wawancara, Martunis mengatakan bahwa Ronaldo telah menggantikan sosok ibunya dalam hidupnya dan selalu memberinya dukungan emosional.
Kisah Martunis menjadi simbol harapan dan kekuatan mental bagi banyak orang, terutama mereka yang menghadapi bencana alam. Hingga kini, ia terus dikenang sebagai “bocah ajaib” yang mampu bertahan hidup di tengah tragedi yang menimpa Aceh.
Martunis menjadi simbol harapan saat Aceh hancur diterjang gempa dan tsunami 20 tahun silam. Ada bocah Aceh berusia tujuh tahun berkaos timnas Portugal lolos dari maut setelah berhasil bertahan hidup seorang diri selama 21 hari.
Rekaman gambar Martunis menyebar ke seluruh dunia, hingga dia diundang ke Portugal. dan dikunjungi Cristiano Ronaldo. Rumah orang tuanya yang hancur akibat tsunami dibangun kembali dengan biaya dari Ronaldo, juga biaya sekolahnya hingga SMA.
Cristiano Ronaldo bahkan menawarinya tinggal bersama. Namun sang ayah tidak mengizinkannya. “Ayah tak mau kehilangan saya, karena cuma saya yang selamat [dari tsunami].” Pada 2015 dia diundang “menimba ilmu” sepak bola di akademi sepakbola milik klub Sporting Lisbon di Portugal. **