Penulis: Hadi S Purwanto | Editor: Hadi S Purwanto
JOMBANG, SWARAJOMBANG.com – Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Basuki Hadimuljono meresmikan Rusun (Rumah Susun) Pondok Pesantren ‘Bhakti Bapak-Emak’ di Dusun Banjarsari, Desa Bareng, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (8/4/2022).
Rusun tiga lantai yang berdiri diatas lahan lebih tiga hektar itu berada di pelosok dan jauh dari perkampungan.
Menteri PUPR didampingi anggota Komisi V DPR RI, Hj Sadarestuwati, Wakil Bupati Jombang Sumrambah serta sejumlah tokoh agama dan masyarakat. Tampak hadir, mantan Bupati Jombang, Drs H Suyanto.
Menteri Basuki mengatakan, Rusun yang dibangun di Ponpes Bhakti Bapak-Emak diharapkan bermanfaat dan menunjang proses pendidikan di Ponpes tersebut.
Apalagi Ponpes ini mengutamakan santri dari warga kurang/tidak mampu dan yatim piatu. Yang lebih spesifik adalah, Ponpes ini akan memfokuskan para santri untuk belajar tentang pertanian.
“Kami atas nama Kementerian PUPR mengucapkan terima kasih, karena diberi kesemaptan untuk berkontribusi atas dimulainya pengembangan pondok pesantren ini. Mudah-mudahan ke depannya kami masih bisa berkontribusi. Kami berharap ikut kecipratan amal jariyah,” kata Basuki Hadimuljono.
Menteri Basuki beserta rombongan sempat berkeliling ke sejumlah ruangan dan memeriksa tempat tidurserta melihat-lihat sejumlah fasilitas yang ada, seperti kamar mandi, tempat dan wudlu.
Sebagai tanda diresmikannya pemanfaatan Ponpes Bhakti Bapak-Emak, Menteri PUPR sempat menandatangi prasati yang telah disediakan.
Sadarestuwati, salah seorang pengurus Ponpes Bhakti Bapak-Emak, mengatakan bahwa para pengasuh ponpes tersebut adalah orang-orang atau tokoh yang kompeten di bidangnya.
“Semua kami serahkan kepada yang berkompeten,” ujar Mbak Estu, sapaan akrab Sadarestuwati.
Sementara perwakilan pengurus Ponpes Bhakti Bapak-Emak, Sumrambah mengatakan bahwa pesantren tersebut dikhususkan bagi anak-anak yang kurang mampu dan yatim-piatu.
Mengutip pesan almarhum KH Maimun Zubair kepada dirinya, Sumrambah menyampaikan tentang dua hal, yakni pentingnya menjaga kerukunan dan masalah pertanian.
Bahkan Kiai Maimun, katanya, mengupas suatu ayat yang berisi tentang periodesasi zaman dimana masalah pangan adalah menjadi sangat penting.
“Beliau (Kiai Maimun Zubair) selalu berpesan soal pertanian. Berangkat dari pesan itulah kami ingin menciptakan generasi pertanian. Makanya selain ilmu agama, para santri juga akan dibekali ilmu pertanian, perternakan dan lain sebagainya. Kita sudah siapkan lahan di sini,” ujarnya.
Sumrambah juga menyatakan bahwa ia ingin membangun teknologi pertanian atau bertani dengan teknologi sehingga hasil pertanian secara kuantitatif dan kualitatif memiliki nilai lebih.
“Indonesia ini negara agraris, jadi bagaimana kita membangun pertanian dengan teknologi yang baik. Masa kita kalah dengan Thailand,” ujarnya.