Penulis: Wibisono | Editor: Priyo Suwarno
MOJOKERTO, SWARAJOMBANG.COM- Fadli Zon, Menteri Kebudayaan RI, akan meresmikan Galeri Soekarno Kecil yang terletak di SDN Purwotengah, Kota Mojokerto, pada bulan Juni 2025. Peresmian ini akan menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Hari Jadi Kota Mojokerto, Bulan Bung Karno, dan Hari Kesaktian Pancasila.
Rencana itu terkuak, setelah walikota Mojokerto Ika Puspitasari alias Jeng Ita menemui menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon Rabu, 23 April 2025, di Kompleks Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Jakarta Pusat
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari (Ning Ita), menyampaikan bahwa peresmian tersebut merupakan hasil dukungan anggaran dari Kementerian Kebudayaan untuk pembangunan galeri ini.
Ia juga berharap sinergi dengan Kementerian Kebudayaan dapat terus terjalin untuk mendukung penyelenggaraan berbagai event budaya di Kota Mojokerto ke depan.
Dengan adanya galeri ini, diharapkan kunjungan wisata ke Kota Mojokerto meningkat, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya bagi pelaku UMKM dan ekosistem pendukung lainnya.
Jadi, Fadli Zon akan secara langsung meresmikan museum atau galeri yang menampilkan masa kecil Soekarno di Mojokerto sebagai bagian dari upaya pelestarian dan promosi budaya serta sejarah nasional di daerah tersebut.
Museum Soekarno Kecil di Mojokerto kemungkinan akan menampilkan koleksi yang mencerminkan masa kecil dan perjalanan hidup Bung Karno, meskipun detail spesifik koleksi utama museum ini belum tersedia secara eksplisit dalam sumber yang ada. Namun, berdasarkan koleksi umum yang biasa ditampilkan di museum-museum Bung Karno di berbagai lokasi, koleksi utama yang dapat diharapkan meliputi:
Barang-barang pribadi Bung Karno seperti pakaian, koper tua, dan benda-benda peninggalan masa kecil dan perjuangan beliau.
Buku-buku tulisan Bung Karno dan koleksi buku yang berkaitan dengan perjalanan hidup dan pemikiran beliau.
Koleksi seperti ini biasa ditemukan di museum Bung Karno di Blitar, Soekarno Center Bali, dan museum pribadi lainnya yang mengabadikan sejarah dan memorabilia Bung Karno. Dengan fokus pada masa kecil, museum di Mojokerto kemungkinan akan menampilkan artefak dan cerita yang menonjolkan latar belakang dan masa kecil Soekarno secara khusus, sebagai pelengkap koleksi yang lebih luas di museum Bung Karno lain.
Sejarah Soekarno kecil di Mojokerto bermula pada tahun 1907 ketika keluarganya pindah ke kota tersebut karena ayahnya, Raden Soekemi Sosrodihardjo, mendapat tugas sebagai mantri guru (kepala sekolah) di Sekolah Ongko Loro, yang sekarang dikenal sebagai SDN Purwotengah di Mojokerto. Soekarno, yang saat itu berusia sekitar enam tahun, tinggal bersama orang tua dan saudara di sebuah rumah sewa di Jalan Gajah Mada, Mojokerto, dalam kondisi hidup yang sederhana.
Selama sekitar sembilan tahun, Soekarno kecil menuntut ilmu di Mojokerto. Ia belajar di Sekolah Ongko Loro dari kelas 1 sampai 4 dengan pengantar bahasa Jawa dan Melayu, kemudian melanjutkan pendidikannya di Europesche Lagere School (ELS), kini SMPN 2 Kota Mojokerto, sejak tahun 1911 hingga lima tahun berikutnya. Pendidikan di ELS merupakan jenjang yang lebih elit, dan Soekarno dapat melanjutkannya berkat kecerdasannya dan status ayahnya sebagai pegawai pemerintah kolonial.
Selain sekolah, jejak Soekarno kecil di Mojokerto juga terekam di berbagai lokasi seperti rumah-rumah sewa di Jalan Gajah Mada dan Jalan Residen Pamuji, lapangan Barakan (tempat bermain), serta beberapa titik penting lain di kota tersebut. Pemerintah Kota Mojokerto bahkan mendirikan tujuh prasasti berwarna keemasan sebagai penanda tempat-tempat yang pernah menjadi bagian perjalanan masa kecil Soekarno di Mojokerto.
Singkatnya, sejarah Soekarno kecil di Mojokerto adalah kisah masa kecil dan pendidikan awalnya yang berlangsung sekitar sembilan tahun di kota ini, yang membentuk karakter dan perjalanan hidupnya sebelum melanjutkan pendidikan dan perjuangan di tempat lain. **