Oleh Hernawan
PSSI tengah dihadapkan pada persoalan yang rumit, antara kepentingan klub dan kepentingan Timnas.
Untuk membangun Timnas masa depan sesuai keinginan Pelatih Shin Tae Yong atau yang akrab dipanggil dengan sebutan STY, Timnas telah memanggil pemain-pemain muda berbakat dari berbagai klub yang ada.
Namun keinginan STY tersebut menemui kendala yang tidak bisa diremehkan, bahkan PSSI pun dibuat pusing tujuh keliling. Sebab jadwal Timnas bersamaan dengan Liga1.
Bayangkan dari 18 klub liga 1, hanya Persebaya yang 6 pemainnya dipilih dan dipanggil STY untuk memperkuat Timnas.
Mereka adalah Ernando Ari Sutaryadi, Rizky Ridho, Rachmad Irianto, Marcelino Fernando, Koko Ari dan Riky Kambuaya.
Sedang Klub-klub yang lain hanya rata-rata 2 ato 3 pemain saja, bahkan ada yang tidak sama sekali.
Hal ini jelas berdampak pada kekuatan Klub Persebaya dalam mengarungi kompetisi liga 1, apalagi Persebaya juga berambisi untuk menjadi juara liga 1.
Kans untuk menjadi juara itu terbuka lebar, mengingat posisi Persebaya sampai dengan pekan ke 21, berada di posisi ke 4 dibawah Persib dan Bhayangkara FC, yang berada diposisi 2 dan 3 dengan selisih 1 poin.
Bahkan dengan pemuncak klasemen Arema FC hanya terpaut 2 poin saja.
Sampai-sampai Presiden klub Persebaya Azrul Ananda melayangkan surat protes resmi ke PSSI.
Ini adalah situasi yang dilematis, disaat kita berekspetasi tinggi terhadap Timnas di kancah Asteng, Asia bahkan Dunia.
PSSI dituntut untuk bijak dalam menyikapi permasalahan ini, salah satu jalan keluar yang terbaik sebetulnya adalah me-resecedule jadwal liga 1,.
Tapi solusi itu tidak bisa dijalankan, sebab jadwal liga 1 pun dikejar waktu.
Ini sudah masuk bulan Februari 2022, dan liga 1 2021 baru memasuki pekan ke 21, masih butuh 13 pekan lagi untuk mengakiri liga 1 tahun 2021.
Pilihan kembali ke solusi awal, yaitu Timnas hanya boleh merekrut 2 pemain saja setiap klub.
Tapi solusi ini jelas tidak tepat, sebab belum tentu pemain yang dipanggil sesuai dengan kebutuhan tim, dan lagi sebetulnya predikat pemain Timnas itu adalah hak azasi pemain, puncak karier dari pemain.
Tapi perlu diingat bahwa pemain itu yang membina dan menggaji adalah klub, bukan PSSI.
Situasi yang rumit disaat publik bersemangat untuk melihat Timnas berjaya, menurut penulis, pilihan yang bijak adalah me-resecedule jadwal liga 1.
Toh dari pilihan itu hanya berimbas pada molornya jadwal liga 1 tahun 2021. Tapi dengan demikian, baik klub maupun Timnas tidak dirugikan.
Kedepannya PSSI dan klub harus konsisten dengan program pembinaan usia dini, seperti yang sudah dilakukan oleh Persebaya.