Penulis: Yusran Hakim | Editor: Priyo Suwarno
JAKARTA, SWARAJOMBANG.COM- Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, secara terbuka memohon kepada Presiden Prabowo Subianto agar segera menghentikan aktivitas penambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Ia menyoroti bahwa ekspansi industri tambang nikel berpotensi merusak ekosistem laut yang dikenal sebagai surga biodiversitas dunia tersebut.
Susi menyampaikan seruannya melalui media sosial, mengingatkan bahwa Raja Ampat adalah kawasan konservasi laut yang menopang kehidupan ribuan warga pesisir lewat sektor perikanan dan pariwisata.
Ia berharap pemerintah mengambil tindakan tegas sebelum kerusakan lingkungan semakin meluas dan tidak dapat dipulihkan.
Selain Susi, sejumlah anggota DPR RI juga mengkritik ekspansi tambang nikel ini, karena dianggap melanggar regulasi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau kecil yang seharusnya diprioritaskan untuk konservasi, pariwisata, dan budidaya laut.
Aktivitas tambang dinilai dapat merusak ekosistem dan mengancam pendapatan sektor pariwisata yang sangat penting bagi ekonomi lokal Raja Ampat.
Secara khusus, penambangan nikel telah merusak ratusan hektar hutan dan vegetasi di beberapa pulau kecil di Raja Ampat, seperti Pulau Gag, Kawe, dan Manuran, yang merupakan bagian dari kawasan konservasi laut dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
Dengan latar belakang tersebut, Susi Pudjiastuti mendesak Presiden Prabowo untuk menghentikan segera semua aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat demi menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekonomi masyarakat setempat.
Bukan hanya aktivis lingkungan Greenpeace saja yang peduli terhadap Raja Ampat, Papua, saat ini mantan menteri Kelautan Susi Puji Astuti melalui akun pribadinya menyerukan kepada Presiden Prabowo Subianto agar menghentikan eksploitasi tambang nikel di Raja Ampat, Papua.
Demikian juga Warganet ramai-ramai menyuarakan #SaveRajaAmpat di media sosial, menyusul aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat yang dinilai berbahaya bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat.
Sejumlah aktivis dari Greenpeace bersama pemuda Papua sebelumnya juga melakukan protes dalam acara Indonesia Critical Minerals & Expo di Jakarta, Selasa (3/6), menuntut tanggung jawab atas rusaknya kawasan yang disebut ‘surga terakhir di dunia’ tersebut.
Aksi 4 aktivis di lokasi kemudian diamankan oleh panitia acara dan digiring ke Polsek Grogol Petamburan, demikian akun [email protected], mengunggah berita ini, Kamis 5 Mei 2025. Pasca penangkapan terhadap empat aktivis Greenpeace soal aksi demo penambanagn nikel di Raja Ampat.
Kapolsek Grogol Petamburan, Kompol Reza Hafiz Gumilang, mengatakan keempatnya dilepaskan di hari yang sama lantaran tidak ada unsur pidana atas aksi yang dilakukan oleh mereka.
“Kemarin yang menangkap dari panitia, lalu dibawa ke Polsek Grogol Petamburan. Kami tidak melakukan penangkapan. Kami mengamankan yang bersangkutan agar pelaksanaan agenda itu berjalan kembali dengan kondusif,” katanya, Rabu, 4 Mei 2026.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bakal memanggil pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) terkait untuk melakukan evaluasi. **