Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
CHINA, SWARAJOMBANG.COM– Di China, tren live streaming sebagai bagian utama e-commerce sudah sangat berkembang pesat. Bahkan, seorang influencer bisa meraup pendapatan hingga Rp47,71 triliun hanya dalam sekali live streaming.
Fenomena ini didukung oleh tingginya penetrasi internet dan digitalisasi di China, dengan lebih dari 1 miliar pengguna internet yang aktif, serta meningkatnya kelas menengah yang memiliki daya beli lebih besar.
Live streaming e-commerce di China menjadi sangat populer karena konsumen tidak hanya membeli produk secara online, tetapi juga mengandalkan influencer untuk demo produk secara langsung yang dianggap lebih orisinal dan imajinatif.
Hal ini membuat streaming langsung menjadi salah satu sektor yang sangat bernilai, dengan nilai pasar yang diperkirakan mencapai ¥4,9 triliun pada tahun 2023.
Selain itu, adanya zona perdagangan e-commerce lintas batas dan perdagangan sosial yang kuat dengan hampir 71% konsumen China bersedia berbelanja melalui media sosial turut memperkuat posisi live streaming sebagai strategi utama dalam e-commerce di China.
Secara keseluruhan, live streaming e-commerce di China bukan hanya tren, tetapi sudah menjadi bagian integral dari ekosistem belanja online yang menghasilkan transaksi dengan nilai sangat besar dan menjadi model yang diikuti pasar global.
Influencer di China memanfaatkan platform e-commerce dengan menggabungkan konten hiburan, interaktivitas, dan perdagangan secara mulus untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Mereka menggunakan fitur live streaming di platform seperti Douyin, Xiaohongshu, dan Taobao Live untuk memamerkan produk secara langsung, mendemonstrasikan penggunaan, menjawab pertanyaan audiens, dan memberikan penawaran eksklusif yang mendorong pembelian instan.
Strategi utama yang digunakan meliputi:
Konten yang autentik dan relevan: Influencer membangun kepercayaan dengan audiens melalui cerita pribadi, ulasan jujur, dan tutorial yang mudah diikuti, sehingga pengikut merasa lebih dekat dan percaya pada rekomendasi produk mereka.
Integrasi e-commerce langsung dalam media sosial: Platform menyediakan fitur belanja langsung dalam aplikasi, memungkinkan pengguna untuk membeli produk tanpa meninggalkan konten yang mereka tonton. Hal ini menciptakan pengalaman transaksi yang cepat dan mudah, meningkatkan konversi penjualan.
Kolaborasi dengan merek dan KOL (Key Opinion Leaders): Influencer bekerja sama dengan merek untuk mengadakan sesi live streaming atau membuat konten yang menampilkan produk, seperti yang dilakukan Lancôme dan Perfect Diary, yang berhasil meningkatkan penjualan secara signifikan dalam waktu singkat.
Target demografis yang tepat: Influencer menyesuaikan konten mereka untuk demografis spesifik, misalnya perempuan muda perkotaan yang menjadi pengguna utama platform seperti Xiaohongshu, sehingga pemasaran menjadi lebih efektif.
Interaksi aktif dengan pengikut: Influencer tidak hanya mempromosikan produk, tetapi juga berinteraksi langsung dengan audiens melalui komentar dan live chat, menciptakan hubungan yang lebih personal dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Pendekatan ini menjadikan influencer sebagai tenaga penjualan sekaligus pendidik dan penghibur, yang secara efektif mengubah konten digital menjadi penjualan nyata dengan nilai ekonomi yang sangat besar. Ekonomi influencer di China kini bernilai miliaran dolar dan terus tumbuh dengan pesat, menjadikan mereka pemain kunci dalam ekosistem e-commerce negara tersebut.
Masih Relevan
Model live streaming e-commerce seperti yang dilakukan influencer di China masih tetap berlangsung bahkan saat booming AI pada 2024–2025. Namun, ada beberapa perubahan signifikan dalam praktiknya:
- Integrasi AI dalam Live Streaming: AI kini memainkan peran penting, misalnya dengan hadirnya virtual live streamer (host digital berbasis AI), otomatisasi pemasaran, dan analisis data perilaku konsumen untuk meningkatkan efisiensi dan menekan biaya. Diperkirakan, pada 2025, live streaming yang digerakkan oleh AI akan menyumbang sekitar 20% dari total penjualan e-commerce live streaming di China.
- Perpaduan Model Tradisional dan AI: Model influencer-led live streaming masih eksis, tetapi semakin banyak brand dan toko yang mengadopsi model live streaming yang dipandu langsung oleh staf toko atau host profesional, bukan hanya influencer atau selebritas. Model ini bahkan kini menyumbang lebih dari 50% total penjualan live streaming e-commerce di China.
- Evolusi Platform: Platform besar seperti Taobao, Douyin, dan JD.com kini menggabungkan konten berbasis live streaming, video pendek, dan e-commerce tradisional, memanfaatkan AI untuk personalisasi dan pengalaman belanja yang lebih baik.
Jadi, model live streaming oleh influencer masih dilakukan, tetapi kini bersaing dan bertransformasi bersama model store-led livestreaming dan teknologi AI yang semakin canggih.**