Penulis: Hadi S Purwanto | Editor: Hadi S Purwanto
JOMBANG, SWARAJOMBANG.com – Mundurnya Anang Akhmad Syaifuddin dari jabatan Ketua DPRD Lumajang, Jawa Timur menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Sikap yang dianggap tidak wajar bagi pajabat di Indonesia ini dinilai ‘aneh’, lantaran kesalahan yang dilakukan Anang sama sekali tidak berkaitan dengan masalah hokum atau sesuatu yang dianggap fatal.
“Saya sudah niatkan mengundurkan diri. Ini adalah sikap saya,” katanya kepada SWARAJOMBANG.com, Selasa (13/9/2022) pagi.
Anang yang baru satu periode menjadi anggota dewan dari Partau Kebangkitan Bangsa (PKB) dan menjabat sebagai Ketua DPRD ini mengatakan, tidak ada satu pihak pun yang mendesak dirinya untuk mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPRD Lumajang.
“Tidak ada seorang pun yang menyuruh atau mendesak saya untuk mengundurkan diri. Ini murni dari hati-nurani saya,” tegasnya.
Lelaki kelahiran Lumajang, 21 Februari 1979 ini mengatakan, sebagai aktivis dia harus konsekuen dengan ucapan dan tindakannya.
Ditanya apakah dia benar-benar tidak hafal sila ke-5 Pancasila, Anang menyatakan kenyataannya apa yang diucapkannya terbukti keliru.
“Apakah itu karena panik atau faktor psikologis, buktinya saya salah,” akunya, jujur.
Menurutnya, apa yang diputuskan tidak bisa dicabut lagi dan dia tidak akan mencabut keputusan yang sudah diambilnya.
“Biar ini menjadi pembelajaran bagi saya dan anak-cucu saya,” ujar Anang.
Anang Kesatria
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa DPRD Jombang, Subaidi Muchtar ketika diminta tanggapannya soal mundurnya Anang dari jabatan Ketua DPRD Lumajang, mengatakan bahwa keputusan yang diambil Anang menunjukkan bahwa yang bersangkutan ada seorang gentleman.
“Beliau bersikap gentleman dan kesatria mengakui kesalahan, walaupun harus mengorbankan jabatannya yang cukup strategis bagi seorang politisi,” kata Subaidi.
Subaidi mengaku bangga punya sahabat seperti Anang,meski sikap dan keputusan yang diambil itu sangat tidak lazim bagi pejabat di republic ini.
“Sebagai kawan dan sahabat, saya salut dan bangga kepada beliau,” tutur Subaidi.
“Kita diberi teladan oleh Mas Anang, bahwa seorang pejabat jangan melakukan kesalahan sedikit pun,” tambahnya.