Penulis: Saifudin | Editor: Priyo Suwarno
SURABAYA, SWARAJOMBANG.COM- Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya akhirnya melakukan evakuasi 9 ekor anjing dengan cara dibius dan dipindahkan ke bekas puskesmas hewan, dekat Hitech Mall, di kawasan Kusuma Bangsa.
Tindakan itu dilakukan pasca ditemukan pria bernama Yohanes Stevanus de Fretes, 53, penyayang hewan, meninggal dunia diduga akibat digigit pemiliknya warga Rungkut Harapana.
Berdasar pantauan suarasurabaya.net, proses evakuasi sembilan anjing berlangsung kurang lebih tiga jam. Mulai pukul 15.00 sampai 18.00 WIB.
BPBD bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, sembilan anjing yang berada di dalam rumah berhasil dievakuasi dengan cara dibius terlebih dahulu.
“Jadi kami dalam evakuasi ini, berkoordinasi dengan dokter hewan dari DKPP. Karena kami juga minim peralatan,” terang Zainul Wakil Komandan Kompi BPBD Surabaya, Sabtu 12 April 2024, demikian akun instagram@suarasurabayamedia mengunggah.
Zainul mengaku menghadapi kesulitan saat melakukan evakuasi, karena pihaknya juga merasa takut kepada anjing yang agresif saat didekati orang. “Kami lihat anjingnya ini agak liar. Khawatir juga ada rabies,” ungkapnya.
Sembilan anjing yang dievakuasi hari ini, kata Zainul, terdiri dari empat anjing besar, lima anjing tanggung, dan satu anjing kecil.
“Untuk empat anjing besar, itu kami bius dan evakuasi terlebih dahulu. Karena saat penemuan korban, empat anjing itu yang diduga menggigit tuannya,” jelas Zainul.
Sementara itu, sembilan anjing tersebut sementara akan dipindahkan ke bekas puskesmas hewan, dekat Hitech Mall, di kawasan Kusuma Bangsa.
“Nanti hari Rabu, teman-teman dari Dog Lovers akan mengambil dan membawanya ke shelter,” tandasnya.
Yohanes Alexander Stefanus de Fretes, seorang pria berusia 53 tahun, ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Rungkut Harapan, Surabaya, dalam kondisi mengenaskan.
Insiden ini terjadi pada Jumat, 11 April 2025, dan jenazahnya ditemukan oleh kakaknya, Henry de Fretes, setelah mendengar gonggongan anjing yang tidak biasa dari kamar korban.
Korban diketahui hidup bersama 10 ekor anjing peliharaan di kamar tersebut. Saat ditemukan, bagian kepala korban sudah menjadi tengkorak, sementara pergelangan tangan kanan hingga jari-jarinya hilang.
Dugaan awal menyebutkan bahwa tubuh korban sempat dimangsa oleh anjing-anjing peliharaannya setelah ia meninggal dunia.
Henry, kakak korban, mengatakan saat ia masuk bersama dengan sejumlah orang untuk melihat jenazah Stefanus, anjing-anjing peliharaan bertindak agresif. Mereka harus sampai membawa balok kayu untuk mengusir anjing-anjing yang agresif.
“Ada sekitar empat ekor di kamar waktu itu, dan akses yang dari jendela jebol langsung kami tutup dengan berbagai barang,” terangnya.
Dirinya pun mengaku terkejut lantaran anjing tersebut terkenal jinak dan tak ada riwayat menyerang terhadap Yohanes. Namun, memang galak terhadap orang-orang lain. Posisi jasad korban ditemukan di atas kasur dengan tubuh menyamping.
“Perkiraan saya meninggal dulu, anjing ga diberi makan dari Kamis, kelaparan. Biasanya dikasih makan saat pagi dan siang,” papar dia.
Menurut keluarga dan hasil visum sementara, Yohanes meninggal terlebih dahulu akibat penyakit Tuberkulosis (TBC) sebelum tubuhnya digigit oleh anjing-anjingnya.
Kakaknya juga mengungkapkan bahwa Yohanes sangat menyayangi anjing-anjing peliharaannya dan sering tidur bersama mereka.
Polisi masih menyelidiki penyebab pasti kematian Yohanes dengan menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara Polda Jatim. Sementara itu, sepuluh anjing peliharaan korban telah dievakuasi oleh BPBD Surabaya dan dikarantina oleh Dinas Peternakan.**