Penulis: Hadi S Purwanto | Editor: Hadi S Purwanto
JOMBANG, SWARAJOMBANG.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Jombang, Jawa Timur masuk desa deviva.
Hal itu ditegaskan Khofifah saat mengunjungi perajin manik-manik di Desa Plumbon Gambang, Sabtu (12/2/2022) sore.
“Saya pikir ini sudah memenuhi syarat. Punya produk yang unik, ada pekerjanya, punya kelompok, ada tempat display (toko),” ujarnya.
Didampingi Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab, Sekdakab Agus Purnomo, Camat Gudo Arif Hidayat, Kepala Desa Plumbon Gambang Nurwakit, Khofihah menegaskan kalau masuk desa devisa produk kerajinan manik-manik ini akan dibantu desainnya, pembiayaan dan akses pasarnya.
Khofifah sempat melihat bagaimana proses pembuatan manik-manik yang berbahan dasar kaca sampai menjadi produk jadi.
Untuk menjadi desa devisa, sebuah desa harus memiliki beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank (LPEI). Di antaranya memiliki produk mandiri, bernilai unik, dan memiliki potensi perluasan pasar.
Sedangkan beberapa persyaratan yang ditetapkan LPEI itu sudah dimiliki oleh Desa Plumbon Gambang.
Kepala Desa Plumbon Gambang, Nurwakit yang mendapingi Gubernur Khofifah mengatakan, kerajinan manik-manik itu mulai dirintis sejak tahun 1970-an.
Saat itu mulanya memproduksi mata cincin (semacam akik) dan berkembang menjadi berbagai asesoris.
Nurwakit yang juga pelopor Asosiasi Perajin Manik dan Asesoris (APMA) itu menyatakan, pada perkembangannya para perajin itu akhirnya memproduksi manik-manik dengan mengopi asesoris kalung suku Dayak, Kalimantan.
Pada tahun 1990-an kerajinan itu akhirnya berkembang pesat setelah Nurwakit dan kawan-kawan membuka pasar manik-manik di Bali sampai akhirnya terkenal sampai manca Negara.
“Dari para turis itu akhirnya manik-manik menyebar ke berbagai negara,” papar Nurwakit.
Menjelang akhir 1990-an, manik-manik itu banyak dipesan dari Thaolan, Australia, Amerika, Afrika dan beberapa Negara lain.
“Saat krisis moneter itu manik-manik justru menjadi booming,” terang Nurwakit kepada SWARAJOMBANG.com.
Saat ini, tambahnya, di Desa Plumbon Gambang sudah ada sekitar 125 kelompok perajin manik-manik dengan sekitar 1.000 perajin.
“Kami sangat berterima kasih jika Desa Plumbon Gambang bisa menjadi desa devisa. Dengan demikian akan mengangkat kehidupan ekonomi masyarakat,” ujarnya.