Penulis: Anwar Hudijono | Editor: Ipong D Cahyono
JAKARTA, SWARAJOMBANG.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK) memberikan arahan dan syiar pada acara Tablig Akbar Gebyar Syiar Maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (28/09/2023).
Menurut Menko Muhadjir, Maulid Nabi merupakan momen yang penuh makna, bukan hanya sekadar perayaan atau tradisi. Ini adalah saat kita memahami dan merenungkan ajaran-ajaran luar biasa yang diberikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umat manusia. Ajaran-ajaran ini tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga tetap relevan dan penting bagi kita saat ini, dalam semua aspek kehidupan kita.
Peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang merupakan salah satu hari penting yang diperingati setiap tahun ini telah dimulai sejak dahulu dan mengakar menjadi tradisi dengan bentuk perayaannya masing-masing. Oleh karena itu, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus diisi dengan bersungguh-sungguh meneladani beliau.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pembimbing yang menunjukkan kepada kita jalan menuju kebaikan, kedamaian, dan kebahagiaan sejati. Beliau adalah contoh teladan yang patut diikuti dalam berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari akhlak yang mulia, hingga cara berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar kita.
“Kita harus meneladani sikap lemah lembut dan penuh toleransi Baginda Nabi, sehingga selalu mengutamakan persatuan. Oleh sebab itu, kita harus menyudahi perdebatan hukum pelaksanaan maulid” ujar Muhadjir.
Selanjutnya, Menko Muhadjir menjelaskan bahwa melalui perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang penuh berkah ini kita dapat merefleksikan kehidupan, ajaran, dan teladan yang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Beliau adalah pembimbing bagi umat manusia, membawa cahaya petunjuk dalam kegelapan dunia. Beliau adalah penyejuk bagi hati yang panas dan lelah, membawa rahmat dan kasih sayang kepada seluruh makhluk. Beliau juga adalah pengayom bagi yang terlantar dan tertindas, memberikan suara kepada yang tak terdengar.
Selanjutnya, Menko Muhadjir mengingatkan mengingatkan kepada seluruh umat akan siklus kehidupan manusia melalui momentum Maulid Nabi Muhammad SAW. Terdapat aksioma bahwa puncak kejayaan umat akan digilir oleh Allah SWT di antara umat manusia. Aksioma tersebut diperoleh dari surat Ali Imran ayat 144, yang menyatakan secara umum bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia biasa, dan menjadi istimewa karena beliau diutus menjadi rasul.
“Dan kalau kemudian Rasulullah SAW meninggal lalu semua orang murtad, maka tidak akan memengaruhi wibawa Allah SWT sama sekali,” tambahnya.
Dalam acara Gebyar Syiar Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut, Menko Muhadjir mengajak untuk merenungkan pesan-pesan dan ajaran-ajaran Rasulullah SAW yang abadi. Pesan tentang cinta kasih, persatuan, keadilan, dan perdamaian yang menjadi pijakan bagi kehidupan kita. Ini adalah saat yang tepat untuk kita memperdalam pemahaman kita tentang Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya, Menko Muhadjir menjelaskan agar umat memahami dan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga tidak hanya memahami dan memperingatinya sebatas rangkaian ritual sakralistik-simbolik keislaman semata, namun juga menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin besar abad ini.Oleh karena itu, acara Gebyar Syiar Maulid Nabi Muhammad SAW, bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebuah kesempatan bagi kita untuk merenungkan dan mendalami ajaran-ajaranya.
Menurutnya, saat ini Umat Islam tengah menemukan cara baru untuk mencapai peradaban Islam yang unggul, dan moderat. Hal itu lah yang harus dijadikan semangat kembali untuk meraih kejayaan Islam.
“Maulid Nabi ini adalah bagian dari upaya kita untuk mengingat dan meneladani kembali seorang manusia istimewa yang bernama Muhammad SAW,” tutur Muhadjir Effendy.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyampaikan bahwa Rasulullah SAW mencontohkan praktik bisnis yang jujur serta praktik keadilan dalam berdagang. Ajaran Rasulullah SAW mengenai etika bisnis dan praktik ekonomi yang berkeadilan, menurut dia, semestinya juga diterapkan dalam kegiatan usaha pariwisata.
“Boleh untung, tapi jangan bangkrutin dan nyusahin orang,” ujarnya.
Hadir dalam acara tersebut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, Menteri Agama diwakili oleh Dirjen Bimas Islam Bapak Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A, Plt. Ketua Harian BPMI/ Kepala Sekretariat BPMI, Bapak H. Mubarok, M.Sc, Imam Besar Masjid Istiqlal diwakili oleh Kabid Peribadatan Bapak KH. Bukhori.SA, Dai Ustadz Dr. H. Das’ad Latif, dan Dai Habib Husein Bin Ja’far Al Hadar.