Penulis: Eko Wienarto | Editor: Priyo Suwarno
NTT, SWARAJOMBANG.COM- Dua gunung di Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus di hari yang sama, Kamis, 20 Maret 2025, yakni Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur dan Gunung Lewotolok di Kabupaten Lembata.
Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami dua kali erupsi pada 20 Maret 2025, yang dilaporkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan petugas pos pengamatan gunung. Erupsi pertama terjadi pada pukul 07:53 WITA, diikuti oleh erupsi kedua lebih besar pada pukul 20:26 WITA, dengan kolom abu teramati mencapai ketinggian 300 meter di atas puncak gunung
Sebanyak 389 warga telah dievakuasi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada 20 Maret 2025. Evakuasi dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bahaya dari letusan yang signifikan dan aktivitas vulkanik yang meningkat. Warga yang terdampak berasal dari beberapa desa di sekitar gunung, termasuk Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, dan lainnya.
Demikian laproan dari Emanuel Rofinus Bere, petugas pos pengamatan gunung api Lewotobi Laki-Laki, yang melaporkan kondisi gunung selama periode tertentu. Dalam laporannya, ia menyampaikan informasi tentang aktivitas vulkanik dan dampak erupsi yang terjadi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga memberikan informasi terkait status gunung dan langkah-langkah mitigasi yang diambil. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, Kamis 20 Maret 2025, mengeluarkan pernyataan resmi mengenai perluasan zona aman dan imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tertentu dari pusat erupsi
Letusan tersebut terekam seismogram dengan amplitudo 47,6 mm dengan durasi 11 menit. Letusan kedua berlangsung pada Jumat dini hari pukul 00.10 WITA dengan tinggi kolom abu mencapai 2,5 km di atas puncak. Status gunung kemudian dinaikkan dari Siaga (level III) menjadi awas (level IV). Sebanyak dua korban dilaporkan mengalami luka bakar akibat abu panas.
Sementara itu, Gunung Lewotolok meletus disertai lontaran lava pijar dan dentuman pada Kamis sekitar pukul 04.54 WITA dengan amplitudo maksimum 1,8 mm selama 44 detik. Tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter di atas puncak, sekitar 2.123 meter di atas permukaan laut.
Pada Kamis, 20 Maret 2025, dua gunung di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi, yaitu Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotolok.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada 20 Maret 2025 memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. Berikut adalah beberapa dampak utama dari erupsi tersebut: Sebaran abu vulkanik dapat mengganggu kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan. Partikel halus dalam abu dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan masalah kesehatan lainnya.
Erupsi menyebabkan kerusakan pada lahan pertanian, dengan ribuan hektar tanaman pangan tertutup abu vulkanik. Hal ini berpotensi mengurangi hasil panen dan mempengaruhi ketahanan pangan lokal.
Aktivitas ekonomi, termasuk pertanian dan bisnis lokal, terganggu akibat erupsi. Penutupan jalan dan gangguan transportasi menghambat distribusi barang dan bahan pangan.
Kerugian di sektor pertanian dan bisnis kecil menjadi tantangan besar, sehingga diperlukan bantuan ekonomi untuk mendukung pemulihan pasca-bencana.
Ribuan warga yang tinggal dalam radius berbahaya telah dievakuasi untuk menghindari risiko langsung dari letusan dan dampak sekunder seperti lahar.
Erupsi dapat menyebabkan perubahan kondisi lingkungan, termasuk potensi banjir lahar saat hujan, yang dapat memicu bencana lebih lanjut di daerah sekitarnya.
Secara keseluruhan, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki tidak hanya menimbulkan ancaman langsung tetapi juga dampak jangka panjang terhadap kesehatan, ekonomi, dan lingkungan masyarakat di sekitarnya. Penanganan yang cepat dan efektif sangat penting untuk meminimalkan kerugian lebih lanjut.
Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Status: Pada hari yang sama, status Gunung Lewotobi Laki-Laki dinaikkan menjadi Level IV (Awas) oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) karena peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Selama periode pengamatan dari 13 hingga 20 Maret, tercatat banyak gempa vulkanik, termasuk 55 kali gempa letusan.
- Erupsi: Erupsi terjadi dua kali pada tanggal 20 Maret. Erupsi pertama pada pukul 07:53 WITA dan kedua pada pukul 20:26 WITA. Kolom abu teramati mencapai ketinggian 300 meter di atas puncak pada erupsi kedua, dengan amplitudo maksimum 29.6 mm dan durasi sekitar 1 menit 11 detik. Pada malam hari, erupsi lebih besar terjadi dengan kolom abu mencapai hingga 8.000 meter.
- Rekomendasi: Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 km dari pusat erupsi dan hingga 8 km di sektor barat daya dan timur laut,
- Status: Gunung Lewotolok juga berstatus waspada namun tidak ada informasi terbaru tentang erupsi pada tanggal yang sama. Sebelumnya, gunung ini mengalami erupsi pada Januari 2025 dengan kolom abu mencapai 400 meter.
Kedua kejadian ini menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik di NTT, dan pihak berwenang terus memantau situasi untuk memastikan keselamatan masyarakat. **