Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
MEDAN, SWARAJOMBANG– Wakil Presiden Gibran Rakabuming merespons keluhan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution terkait tingginya kasus penyalahgunaan narkoba di provinsinya. Dalam tanggapannya, Gibran menyarankan agar anak-anak pengguna narkoba dikirim ke pesantren.
Hal ini disampaikan Gibran saat menghadiri Penutupan Muktamar ke-15 Persatuan Umat Islam (PUI) di Medan, Kamis (15/5/2025) malam.
Keluhan Bobby mencuat saat dirinya menyampaikan bahwa Sumut selama dua tahun terakhir, yakni 2024 dan 2025, menjadi provinsi dengan tingkat penyalahgunaan narkoba tertinggi di Indonesia.
“Kami masih jadi pemenangnya, yaitu kami masih menjadi provinsi nomor satu dengan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, Pak Wapres,” kata Bobby di hadapan Gibran.
Menurut Bobby, persoalan ini merupakan tantangan besar dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Ia menegaskan komitmen Pemprov Sumut untuk ikut berkontribusi dalam mencetak sumber daya manusia unggul.
“Kami berharap Sumut bisa jadi penyumbang SDM emas terbanyak saat Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Menanggapi itu, Gibran menyarankan agar PUI dilibatkan dalam penanganan persoalan narkoba di Sumut.
“Tadi Pak Gubernur mengeluh masalah narkoba, ini PUI bisa digandeng ini, Pak Gubernur,” ucap Gibran.
Ia juga menyinggung kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang mengirim anak-anak bermasalah ke barak militer. Gibran menyebut alternatif lain, yakni mengirim anak-anak yang terjerat narkoba ke pesantren.
“Mungkin ada gubernur, Gubernur Jawa Barat, yang mengirim anak-anak bandel ke barak, ini bisa dikirim ke pondok-pondok pesantrennya PUI mungkin,” ujarnya.
Gibran juga menyoroti peran strategis Sumut karena memiliki populasi terbanyak di luar Pulau Jawa, yang menurutnya bisa menjadi kekuatan untuk mendorong kemajuan wilayah-wilayah luar Jawa.
Pernyataan Gibran menuai respons keras dari Umar Hasibuan, kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus pengasuh pesantren. Lewat akun X pada 17 Mei 2025, Umar mengungkapkan keberatannya.
“Ini serius Gibran bilang gini? Kalau serius sebagai pemilik pesantren jelas saya keberatan dan kesal dengan ucapanmu ini,” tulis Umar.
Ia menilai Gibran telah menjadikan pesantren seolah-olah sebagai tempat rehabilitasi pecandu narkoba, dan meminta Wapres lebih bijak dalam menyampaikan pernyataan.
Pernyataan tersebut pun memicu kontroversi di tengah masyarakat karena dinilai tidak tepat dan menyinggung lembaga pendidikan berbasis agama.***