Penulis: Tanasyafria L. Tirani | Editor: Priyo Suwarno
JAKARTA, SWARAJOMBANG.COM- PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemegang lisensi waralaba restoran cepat saji KFC di Indonesia, meminta tambahan modal melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dari dua pemegang saham utaman, yakni keluarga Gelael dan Grup Salim, Kamis, 15 mEI 2025.
Langkah ini diambil karena FAST mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp36,77 miliar pada kuartal I 2025, meskipun pendapatan bersihnya naik tipis 1,81% menjadi Rp1,19 triliun.
Dengan tambahan modal ini, manajemen berharap dapat memperkuat struktur permodalan dan mendukung pertumbuhan bisnis di masa mendatang.
Rencana private placement ini akan diajukan persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 16 Mei 2025 dan pelaksanaan paling lambat pada 20 Juni 2025
Aksi private placement ini bertujuan untuk memperbaiki struktur keuangan perusahaan. Emiten dengan kode FAST akan menerbitkan hingga 533.333.334 saham baru pada harga pelaksanaan Rp 150 per saham. Total dana segar yang ditargetkan mencapai Rp 80 miliar (nilai penuh) yang telah disepakati.
Dana hasil penerbitan saham tersebut akan digunakan untuk keperluan modal kerja, dengan rincian Rp 52 miliar untuk pembelian persediaan dan pembayaran kewajiban lancar, serta Rp 28 miliar untuk biaya operasional efisiensi karyawan.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen FAST menyatakan langkah ini diambil untuk menambal defisit modal kerja bersih yang saat ini mencatat angka negatif Rp 1,67 miliar, serta menghadapi kondisi keuangan.
Berdasarkan laporan keuangan KFC Indonesia yang diunggah di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), total pendapatan perusahaan turun ke Rp 4,87 triliun pada 2024 dari Rp 5,93 triliun pada tahun sebelumnya. **