Penulis: Mulawarman | Editor: Priyo Suwarno
NUNUKAN, SWARAJOMBANG.COM- Sekelompok masyarakat di Pulau Sebatik, khususnya dari jalan Lingkar Nunukan, Kalimantan Utara, melaporkan melihat sesuatu yang imajinasikan sebagai “Naga Terbang” atau Naga Penunggu Pulau Sebatik.
Fenomena ini terekam dan menjadi perbincangan di media sosial, di mana warga yang sedang duduk-duduk di jalan lingkar melihat makhluk tersebut terbang, seperti tampak pada video [email protected], Rabu 7 Mei 2025.
Namun, ada juga penjelasan bahwa yang terlihat bukan kawanan burung bangau melainkan diduga sebagai naga penunggu, yang masih dipercayai oleh sebagian masyarakat sebagai hal mistis.
Sebelumnya, di wilayah Nunukan dan Sebatik juga pernah ada acara menerbangkan layang-layang berbentuk naga sepanjang 30 meter yang menjadi hiburan di perayaan HUT Kabupaten Nunukan, yang mungkin juga bisa menjadi salah satu penjelasan alternatif terhadap fenomena tersebut.

Belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang atau lembaga terkait mengenai fenomena “naga terbang” di Nunukan, Pulau Sebatik.
Informasi yang beredar terutama berasal dari rekaman warga dan unggahan media sosial, seperti akun Instagram@Rilisan ID, yang menyebut fenomena tersebut terekam kamera warga namun juga menegaskan belum ada pernyataan resmi dari kepolisian setempat.
Sebagian masyarakat sekitar mengaitkan penampakan itu dengan kepercayaan lokal tentang naga penunggu, tetapi tidak ada klarifikasi atau penjelasan ilmiah dari lembaga pemerintah, ahli, atau tokoh masyarakat yang terdokumentasi dalam sumber yang tersedia.
Jadi, laporan tentang “Naga Terbang” di Pulau Sebatik berasal dari pengamatan warga yang melihat sesuatu di langit dari jalan Lingkar Nunukan dan menduga itu sebagai makhluk mistis naga penjaga pulau, meskipun ada kemungkinan penjelasan lain seperti layang-layang naga besar.
Tidak ada catatan sejarah resmi atau legenda tertulis tentang keberadaan naga terbang di Pulau Sebatik.
Sejarah Pulau Sebatik yang tercatat lebih banyak berkaitan dengan asal-usul namanya, yaitu dari penemuan ular besar sejenis sanca oleh tim ekspedisi Belanda, yang kemudian disebut “Sawa Batik” dan menjadi asal nama “Sebatik”.
Tidak ditemukan referensi sejarah atau cerita rakyat lokal yang mendokumentasikan keberadaan naga terbang di wilayah ini.
Fenomena naga terbang yang baru-baru ini ramai dibicarakan lebih merupakan peristiwa viral atau kepercayaan masyarakat setempat, bukan bagian dari sejarah atau legenda kuno Pulau Sebatik. **