Penulis: Tanasyafira Libas Tirani | Editor: Priyo Suwarno
JAKARTA, SWARAJOMBANG.COM- Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah untuk menghapus minyak goreng curah dari peredaran, hal ini diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024.
Dalam kebijakan ini, minyak goreng curah dihapus dari skema Domestic Market Obligation (DMO), yang berarti bahwa distribusi minyak goreng curah tidak lagi diwajibkan dan pelaku usaha diberikan waktu selama 90 hari untuk menyesuaikan diri.
Kebijakan ini mulai berlaku pada 14 Agustus 2024, sehingga pelaku usaha dapat mendistribusikan minyak goreng curah paling lambat hingga 14 November 2024.
Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk mendorong penggunaan minyak goreng kemasan, seperti Minyakita, yang dianggap lebih higienis dan berkualitas. Dalam konteks ini, pemerintah berupaya meningkatkan standar kualitas minyak goreng yang tersedia di pasar.
Tetapi faktanya, sampai sekarang, minyak curah secara riil masih beredar luas di pasaran. Ini menyebabkan masyarakat terjadi tiga kualitas minyak yang beredar di pasar. Karena lasan harga, maka masyarakat paling mudah memilih minyak curah, karena Minyak Kita harganya sudah hampir menyentuh Rp 18.000/ liter di pasar umum.
Ternyata Ini Perbedaanya
Minyak goreng di Indonesia dibedakan menjadi tiga kategori utama: minyak goreng curah, minyak goreng kemasan sederhana (seperti Minyak Kita), dan minyak goreng kemasan premium. Berikut adalah perbedaan antara ketiganya:
1. Minyak Goreng Curah
Proses Produksi: Minyak goreng curah diperoleh langsung dari fraksinasi RBD Palm Oil tanpa proses penyaringan tambahan. Ini membuatnya memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis lainnya.
Kualitas dan Kebersihan: Minyak ini dinilai kurang higienis dan memiliki cloud point (CP) yang lebih tinggi, yaitu sekitar 12°C. Hal ini berarti minyak goreng curah lebih rentan terhadap keruh saat disimpan pada suhu rendah.
Minyak goreng dengan CP level 12°C , seperti yang terdapat pada minyak goreng curah, berarti bahwa minyak tersebut lebih rentan terhadap keruh ketika disimpan pada suhu rendah.
Dalam konteks ini, minyak goreng curah memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak kemasan yang telah melalui proses penyaringan lebih lanjut, yang biasanya memiliki CP lebih rendah (misalnya, CP level 10 atau bahkan lebih rendah) dan tidak mudah berkabut pada suhu dingin
Distribusi: Biasanya dijual dalam ukuran besar dan tidak memiliki merek, sehingga harganya lebih murah. Namun, karena kurangnya pengemasan yang baik, risiko kontaminasi lebih tinggi.
2. Minyak Goreng Kemasan Sederhana (Minyak Kita)
Proses Produksi: Minyak ini telah melalui satu kali proses penyaringan RBD Palm Olein, sehingga kualitasnya sedikit lebih baik dibandingkan minyak curah. Cloud point-nya sekitar 10, yang menunjukkan daya tahannya lebih baik.
Kualitas dan Kebersihan: Meskipun lebih bersih dibandingkan minyak curah, kualitasnya masih di bawah minyak kemasan premium. Minyak Kita dirancang untuk menggantikan minyak curah dan dipasarkan dengan kemasan yang lebih baik dan harga terjangkau.
Distribusi: Dijual dalam kemasan yang lebih kuat dan rapi, sehingga memudahkan distribusi ke berbagai daerah.
3. Minyak Goreng Kemasan Premium
Proses Produksi: Minyak ini mengalami penyaringan lebih dari satu kali, yang menghasilkan warna yang lebih jernih dan kualitas yang lebih tinggi. Biasanya juga ditambahkan vitamin A sebelum dikemas.
Kualitas dan Kebersihan: Memiliki cloud point yang lebih rendah dibandingkan kedua jenis lainnya, menjadikannya lebih bersih dan sehat untuk konsumsi. Semua produk minyak goreng premium telah teruji klinis oleh BPOM, menjamin keamanan dan kualitasnya. Minyak goreng kemasan premium umumnya memiliki nilai cloud point (CP) yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak goreng curah dan kemasan sederhana. Berdasarkan informasi yang tersedia, minyak goreng premium biasanya memiliki CP di level 6°C hingga 8°C.
Harga dan Distribusi: Minyak kemasan premium biasanya dijual di supermarket atau minimarket dengan harga yang lebih tinggi karena biaya pengemasan dan kualitasnya yang superior.
Dengan perbedaan-perbedaan ini, konsumen dapat memilih jenis minyak goreng sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka, bik dari segi harga maupun kualitas.**