Tim Redaksi | Editor: Hadi S Purwanto
JAKARTA, SWARAJOMBANG.COM – Beberapa orang tampak melambai-lambaikan tangan dan berteriak minta tolong dari atas Gedung yang terbakar di Glodok Plaza, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025) malam.
Tampak petugas pemadam kebakaran (damkar) menggunakan tangga damkar berjuang mencapai ketinggian Gedung yang nyaris ludes dilalap api.
Sementara kebakaran di Glodok Plaza, yang terjadi Rabu, 15 Januari 2025, sekitar pukul 20.30 WIB, masih berlangsung hingga Kamis pagi, 16 Januari 2025.
Hingga pukul 06.00 WIB, api belum padam setelah hampir 8 jam petugas pemadam kebakaran (damkar) berjuang melawan kobaran api yang merambat dari lantai 7 hingga lantai 9 gedung tempat hiburan malam.
Kebakaran diduga bermula dari lantai 7, yang merupakan lokasi aktivitas hiburan malam, dan kemudian merambat ke atas sampai lantai 9.
Sekitar 150 petugas pemadam kebakaran dengan 27 unit mobil damkar dikerahkan untuk memadamkan api.
Meskipun upaya pemadaman terus dilakukan, kesulitan muncul akibat banyaknya barang elektronik di dalam gedung yang mudah terbakar serta sempit akses jalan menuju lokasi kebakaran.
Sebanyak sembilan orang sempat terjebak di lantai 7 tetapi berhasil dievakuasi tanpa ada laporan korban jiwa.
Petugas masih berupaya untuk mengendalikan situasi dan memastikan tidak ada lagi titik api yang menyala.
Hingga pagi hari, mereka terus melakukan pemadaman dan pendinginan di area yang terdampak.
Sekitar pukul 00.40 Kamis (15/1/2024) api masih menggila dan sejumlah petugas pemadam kebakaran terus berjuang keras menaklukkan kobaran api.
Sementara para petugas yang lain tampak berusaha menyelematkan beberapa orang yang terjebak di atas Gedung.
Dari kejauhan tampak ada dua orang melambai-lambai dari atas Gedung sambil berteriak-teriak.
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan secara resmi kerugian material akibat kebakaran itu. Pun korban jiwa juga belum dilaporkan, meski belum diketahui sejumlah orang yang terjebak di dalam dan di atas bangunan Gedung yang terbakar.
Pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan, menyatakan bahwa titik api diduga berasal dari lantai 7, yang merupakan lokasi diskotik.
Ia mengungkapkan bahwa proses pemadaman melibatkan 27 mobil pemadam kebakaran dan lebih dari 150 personel.
Satriadi juga menyebutkan bahwa saat ini mereka masih menyelidiki apakah kebakaran disebabkan oleh konsleting listrik atau faktor lainnya.
Meskipun api masih berkobar, upaya pemadaman terus dilakukan untuk mengendalikan situasi. Setiadi belum bisa memastikan adanya korban jiwa atas kebakaran ini.
Los Angeles-Jakarta
Rhenald Kasali, seorang akademisi dan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, memberikan pandangannya mengenai kebakaran yang terjadi di Los Angeles dan Jakarta melalui platform TikTok.
Dalam video tersebut, ia menyoroti bagaimana kedua kota menghadapi tantangan serupa terkait kebakaran besar.
Rhenald menggarisbawahi bahwa kebakaran di Los Angeles dan Jakarta menunjukkan rentannya infrastruktur kota terhadap bencana alam dan kebakaran.
Ia mencatat bahwa kedua insiden ini mencerminkan perlunya perhatian lebih terhadap manajemen risiko dan kesiapsiagaan bencana di perkotaan.
“Disini pentingnya kesadaran masyarakat mengenai pencegahan kebakaran dan tindakan yang harus diambil saat terjadi kebakaran,” kata Rhenald Kasali.
Rhenald menyatakan bahwa edukasi publik merupakan kunci untuk mengurangi dampak dari kejadian serupa di masa depan.
Rhenald membandingkan respons pemerintah dan tim pemadam kebakaran di kedua kota, menyoroti bahwa meskipun Los Angeles memiliki pengalaman lebih dalam menangani kebakaran besar, Jakarta juga perlu meningkatkan kapasitas dan kecepatan responsnya.
Rhenald Kasali berharap agar kejadian ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan sistem manajemen bencana di Indonesia dan memperkuat kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi risiko kebakaran.
Kasali mencatat bahwa kebakaran yang melanda kedua kota tersebut menunjukkan tantangan serupa dalam hal manajemen risiko dan kesiapsiagaan bencana.
Ia menyoroti bahwa baik Los Angeles maupun Jakarta perlu meningkatkan infrastruktur dan sistem respons terhadap bencana.
“Kita melihat bagaimana padatnya bangunan diJakarta,” ujar Kasali.