Penulis: Arief Hendro Soesatyo | Editor: Priyo Suwarno
JOMBANG, SWARAJOMBANG.COM- SDN Jabon 2 di Desa Jabon, Kecamatan Jombang, Jawa Timur, hanya mendapatkan dua siswa baru untuk tahun ajaran 2025-2026, diduga karena kondisi bangunan sekolah terancam roboh, sangat memprihatinkan dan berbahaya untuk proses belajar mengajar.
Tahun ajaran 2024-2025, SDN Jabon 2 Jombang memiliki 43 siswa dari kelas 1 hingga 6, dan pada penerimaan siswa baru 2025-2026, hanya mendapatkan dua siswa baru untuk kelas 1.
Ternyata setelah ditlihat dari dekat, gedung sekolah ini mengalami rusak parah pada ruang kelas 1 dan 2. Plafon yang sebagian sudah ambrol dan rangka plafon harus ditopang kayu agar tidak ambruk.
Pilar penyangga beton juga keropos, hingga terlihat tulang besi. Atapnya perpustakaan roboh, sehingga tidak bisa digunakan sebagai ruang kelas alternatif.

Kepala SDN Jabon 2, Wiji Utami, menyatakan bahwa kondisi ini membuat wali murid enggan mendaftarkan anaknya, karena khawatir akan keselamatan, demikian tulis instagram@jombanginformasi_
Upaya sosialisasi pendaftaran dari rumah ke rumah tetap tidak berhasil meningkatkan jumlah siswa baru, yang hanya mencapai 2 siswa dari pagu 28 siswa. Kerusakan ini sudah terjadi sejak dua tahun terakhir dan belum mendapatkan perbaikan menyeluruh, meskipun ada rencana rehab melalui anggaran perubahan pada tahun 2024
Mengapa ini terjadi? Wiji Utami mengatakan diduga akibat lambannya penanganan dari dinas terkait, kondisi SD Negeri yang berada di wilayah kota Jombang ini sangat memprihatinkan.
Atap dua ruang kelasnya sudah jebol/ambrol bahkan sebagian diantaranya terpaksa harus disangga dengan kayu. Akibatnya di tahun ajaran baru, SD Negeri Jabon 2 kecamatan kota Jombang, hanya mendapat dua siswa.
Banyak orang tua yang khawatir memasukkan anaknya ke sekolah ini. Mereka takut, sewaktu2 atap gedung sekolah ini akan roboh total dan membahayakan anak2nya.
Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Kasek SDN Jabon 2 menjelaskan tahun lalu sekolah ini telah mendapat program rehap dari pemerintah namun hanya sebagian saja karena dananya juga harus dibagi dengan sekolah lain yg juga rusak dan membutuhkan.
Bahkan dari program rehap tahun lalu pengerjaannya juga tidak tuntas karena dananya tidak mencukupi sehingga sebagian kelas dibiarkan berlantaikan tanah.
Warga Desa Jabon berharap sekolah ini segera direhabilitasi oleh pemerintah agar nasibnya tidak seperti gedung perpustakaannya yang kini sudah hancur total, karena tidak mendapat program rehabilitasi sama sekali. **