Penulis: Yusran Hakim | Editor: Priyo Suwarno
JAKARTA, SWARAJOMBANG.COM- Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, melalui keterangan tertulis yang dirilis pada Jumat, 16 Mei 2025, menyatakan ojek online aplikasi akan melakukan mogok 24 jam, pada tanggal 20 Mei 2025.
Seperti aksi-aksi sebelumnya pengusaha aplikasi Grab dan Gojek, belum memberikan reaksi apapun mengenai rencana mogok masal ini.
Sebelumnya, Igun juga menyampaikan pernyataan terkait rencana aksi ini dalam keterangan tertulis pada Kamis, 15 Mei 2025. Pernyataan resmi ini disampaikan oleh Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, yang mewakili gabungan aliansi pengemudi ojol seperti APOB, GOGRABBER, TEKAB, dan SAKOI.
Mereka mengumumkan aksi mogok kerja (offbid) selama 24 jam penuh di seluruh Indonesia, termasuk di Jakarta dan Surabaya, sebagai bentuk protes terhadap potongan biaya aplikasi yang dianggap tidak sesuai regulasi dan kondisi kerja yang tidak layak.
Aksi ini bukanlah yang pertama kali pada tahun 2025, karena sebelumnya juga telah dilakukan berbagai bentuk protes dan unjuk rasa oleh pengemudi ojol sejak tahun 2022, namun tuntutan mereka dinilai belum mendapat respons memadai dari pemerintah dan perusahaan aplikator. Namun, aksi 20 Mei 2025 ini dipersiapkan sebagai aksi besar-besaran dan terkoordinasi secara nasional dengan estimasi melibatkan ratusan ribu pengemudi.
Jadi, secara resmi dan terbuka, tahun 2025 ini pengemudi ojol memang sudah menyatakan dan mengumumkan rencana mogok massal sebagai bentuk protes terhadap kondisi kerja dan kebijakan aplikator.
Raden Igun juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas potensi terganggunya layanan transportasi dan kemacetan akibat aksi ini.
Pernyataan Frontal
Di Surabaya, sekitar 6.000 driver ojol yang tergabung dalam Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal (Frontal) Jawa Timur menyatakan akan melakukan demo di berbagai titik seperti Bundaran Waru, Kantor Dishub Jatim, Polda Jatim, DPRD Jatim, dan kantor aplikator ojol.
Di Jakarta, sekitar 500.000 pengemudi ojol dan taksi online akan melakukan mogok operasi dengan mematikan aplikasi Gojek, Grab, dan lainnya selama sehari penuh mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.
Aksi ini juga akan diikuti dengan demo besar-besaran yang terpusat di lokasi-lokasi strategis seperti Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan, dan DPR RI. Pengemudi menuntut penurunan potongan aplikasi dari 30 persen menjadi 10 persen, kenaikan tarif pengantaran, regulasi yang jelas, dan payung hukum yang adil bagi mitra driver.
Aksi ini merupakan bentuk protes atas kebijakan perusahaan aplikator yang dianggap merugikan pengemudi, termasuk potongan tarif yang tinggi dan pelanggaran regulasi pemerintah. Mereka juga meminta pemerintah segera menerbitkan Undang-Undang Transportasi Online Indonesia dan menindak aplikator yang dianggap “nakal”.
Sementara itu, pihak perusahaan seperti Maxim Indonesia menyatakan layanan mereka akan tetap berjalan normal meskipun ada aksi mogok dan demo dari pengemudi. Maxim juga menolak mendukung aksi pematikan aplikasi yang dianggap dapat mengganggu ketertiban umum.
Secara keseluruhan, aksi ojol pada 20 Mei 2025 ini akan berdampak signifikan pada layanan transportasi online di Surabaya, Jakarta, dan kota-kota lain di Indonesia. **