Penulis: Wibisono | Editor: Yobie Hadiwijaya
JOMBANG, SWARAJOMBANG.COM-Sekitar 3.000 hektare lahan tembakau di wilayah utara Sungai Brantas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terendam banjir akibat luapan Sungai Marmoyo. Kondisi ini menjadi pukulan bagi para petani, terutama di awal musim tanam tahun 2025 ini.
Ketua DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jombang, Lasiman, menyatakan bahwa banjir merendam hampir separuh dari total 6.000 hektare lahan tembakau di wilayah tersebut. “Tanaman yang sudah ditanam hampir pasti mati karena saluran air di sawah tidak mampu menampung volume air,” ujar Lasiman, Selasa (10/6/2025).
Ia menjelaskan, tidak seluruh lahan telah ditanami karena sebagian petani masih menunda tanam akibat curah hujan yang tinggi. Namun, beberapa area seperti Kecamatan Ploso, Kudu, Kabuh, dan Ngusikan sudah mulai menanam.
Contohnya, di Desa Gedongombo, Kecamatan Ploso, para petani telah menanam tembakau lebih awal. Namun tanaman mereka kini dipastikan rusak total akibat banjir. “Banjir kali ini benar-benar membuat harapan pupus. Apalagi ini tembakau, jenis tanaman yang tidak tahan genangan,” kata Lasiman.
Ia menambahkan, banjir berasal dari meluapnya Sungai Marmoyo, sungai utama di kawasan utara Brantas yang menampung aliran dari sejumlah anak sungai. “Saat Sungai Marmoyo penuh, air dari sungai-sungai kecil tidak bisa mengalir dan akhirnya meluber ke sawah,” ucapnya.
Lasiman juga menyoroti pentingnya percepatan normalisasi Sungai Marmoyo. Meski sebagian titik di wilayah barat sungai sudah dinormalisasi, bagian timur seperti Sidokaton, Daditunggal, hingga Bakalanrayung masih mengalami pendangkalan.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Pasca Panen dan Pemasaran Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura Dinas Pertanian Jombang, Akhmad Jani Masyhudi, membenarkan adanya dampak banjir terhadap lahan pertanian. “Tim kami masih melakukan pendataan di lapangan untuk mengidentifikasi luas sawah yang terdampak dan jenis tanaman yang rusak.”***