Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
ESWATINI, SWARAJOMBANG.COM – Raja Mswati III, pemimpin Kerajaan Eswatini (sebelumnya dikenal sebagai Swaziland) di Afrika bagian selatan, mebawa serta 15 istri dan 100 pembantu saat melakukan kunjungan ke Abu Dhabi atau melakukan perjalanan ke luar negeri.
Selain itu, Raja Mswati III juga terkenal dengan gaya hidupnya yang sangat mewah di tengah kondisi rakyat Eswatini yang mayoritas hidup di bawah garis kemiskinan.
Ia memiliki kekayaan yang dilaporkan mencapai lebih dari US$ 200 juta (sekitar Rp 2,8 triliun) dan dikenal memiliki koleksi mobil mewah yang sangat banyak, termasuk 19 unit Rolls-Royce dan 120 BMW yang dibeli untuk istrinya dan keluarganya.
Pembelian mobil mewah ini menimbulkan kritik tajam karena kontras dengan kondisi ekonomi rakyatnya yang banyak mengalami kesulitan.
Jadi, informasi bahwa Raja Mswati III memiliki 15 istri dan membawa sekitar 100 pembantu saat berkunjung ke Abu Dhabi adalah benar dan sudah tercatat dalam berbagai sumber berita.
Fakta dan data penting tentang Kerajaan Eswatini:
Nama dan Lokasi: Eswatini, sebelumnya dikenal sebagai Swaziland, adalah sebuah negara kecil di Afrika bagian selatan, yang berbatasan dengan Afrika Selatan di barat, selatan, dan utara, serta Mozambik di timur. Negara ini tidak memiliki pantai dan memiliki luas wilayah sekitar 17.364 km².
Populasi dan Bahasa: Populasi Eswatini sekitar 1,1 – 1,2 juta jiwa. Bahasa resmi yang digunakan adalah SiSwati (Swazi) dan Bahasa Inggris.
Sistem Pemerintahan: Eswatini adalah salah satu monarki absolut terakhir di dunia dan di Afrika. Raja memegang kekuasaan eksekutif dan legislatif penuh. Raja saat ini adalah Mswati III, yang naik tahta pada tahun 1986 saat berusia 18 tahun, menggantikan ayahnya Sobhuza II. Raja Mswati III dikenal dengan gelar Ngwenyama (“The Lion”) dan memiliki otoritas penuh atas pemerintahan dan rakyatnya.
Ibu Kota: Eswatini memiliki dua ibu kota, Mbabane sebagai ibu kota administratif dan yudikatif, sedangkan Lobamba sebagai ibu kota legislatif dan kerajaan.
Sejarah Singkat:
Penduduk awal adalah suku Khoisan, kemudian digantikan oleh migrasi Bantu, khususnya suku Nguni yang menjadi cikal bakal bangsa Swazi.
Raja Mswati II memperluas wilayah kerajaan hingga dua kali lipat dari ukuran saat ini pada abad ke-19.
Nama “Eswatini” berarti “tanah bangsa Swazi”, diambil kembali pada 2018 menggantikan nama kolonial “Swaziland”.
Budaya dan Tradisi:
Kerajaan ini terkenal dengan festival budaya, seperti panen buah marula yang dirayakan dalam festival Emaganwini dengan tarian dan nyanyian tradisional.
Raja Mswati III dikenal memiliki banyak istri, sesuai tradisi kerajaan.
Keanekaragaman Hayati dan Alam:
Eswatini memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang kaya, termasuk sekitar 132 spesies mamalia seperti badak hitam dan putih, gajah, kuda nil, dan jerapah yang hidup di taman nasional seperti Hlane dan cagar alam Mlawula.
Pegunungan Makhonjwa di wilayah ini termasuk salah satu pegunungan tertua di dunia dengan batuan berumur 3,6 miliar tahun.
Ekonomi dan Mata Uang:
Mata uang resmi adalah Swazi Lilangeni (SZL), yang dipatok pada Rand Afrika Selatan (ZAR).
Relasi Internasional:
Eswatini menjalin hubungan diplomatik dan kerja sama dengan berbagai negara, termasuk Indonesia, di mana Raja Mswati III pernah bertemu Presiden Jokowi pada 2022.
Kerajaan Eswatini merupakan contoh unik sebuah negara yang mempertahankan sistem monarki absolut tradisional di era modern, dengan kekayaan budaya dan alam yang khas di Afrika Selatan. **