Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
PRANCIS, SWARAJOMBANG.COM- Dassault Falcon 8X adalah pesawat jet bisnis berbadan lebar dengan jangkauan ultra-jauh yang mulai dipasarkan pada tahun 2016 oleh Dassault Aviation, saat untuk model private jet dibanderol dengan harga 60 juta dolar setara Rp 1 triliun (harga dengan kurs saat ini).
Pesawat ini dirancang untuk menggabungkan efisiensi, fleksibilitas, jangkauan panjang, serta kenyamanan kabin yang luas dan tenang.
Falcon 8X digunakan secara luas sebagai pesawat bisnis VIP/VVIP, termasuk oleh militer seperti TNI Angkatan Udara Indonesia yang mengoperasikan Falcon 8X untuk penerbangan VIP/VVIP dengan kapasitas hingga 14 penumpang plus kru.
Jangkauan penerbangan yang sangat jauh memungkinkan penerbangan nonstop antar kota besar dunia seperti Beijing ke New York atau Singapura ke London. Kabin yang luas dan nyaman dengan lantai datar, memungkinkan konfigurasi interior yang fleksibel.
Kemampuan pendaratan di landasan pendek menjadikan Falcon 8X cocok untuk berbagai bandara, termasuk yang memiliki keterbatasan runway.
Secara keseluruhan, Dassault Falcon 8X merupakan pesawat jet bisnis kelas atas yang mengedepankan performa jangkauan jauh, efisiensi bahan bakar, dan kenyamanan kabin, cocok untuk pengguna yang membutuhkan mobilitas global dengan standar tinggi.
Tetapi bagi TNI Angkatan Udara (TNI AU), pesawat ini dioperasi sebagai pesawat VVIP untuk meiliter. TNI AU telah menerima pesawat jet canggih Falcon 8X dengan nomor registrasi A-0801. Pesawat ini merupakan bagian dari upaya modernisasi Alutsista Udara dan menambah kekuatan TNI Angkatan Udara.
Kedatangan pesawat Falcon 8X A-0801 disambut oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., CSFA., di apron Pandawa, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 8 November 2023.
Menurut catatan, TNI AU sudah menerima dan mengoperasikan secara resmi dua unit Falcon 8X dengan nomor registrasi A-0801 dan A-0802 yang sudah tiba dan beroperasi di Indonesia sejak akhir 2023 dan pertengahan 2024. Sebelumnya, TNI AU memang meminjam Falcon 7X dan Falcon 8X dari Dassault untuk pelatihan pilot, teknisi, dan kru kabin serta dukungan operasi terbata.
Dengan keberadaan pesawat Falcon 8X milik sendiri, TNI AU menggunakan pesawat ini sebagai pesawat Komando Pengendalian untuk unsur pimpinan TNI/TNI AU, mendukung misi penerbangan jarak jauh, dan meningkatkan kekuatan serta mobilitas strategis mereka.
Kementerian Pertahanan menerima kedatangan pesawat Falcon 8X A-0801 dan langsung menyerahterimakan kepada Kepala Staf Angkatan Udara pada November 2023, sebagai bagian dari pengadaan alutsista modern untuk TNI AU, menggantikan unit interim yang sebelumnya dipinjamkan oleh Dassault Aviation.
Kedatangan Falcon 8X A-0801 disambut secara resmi oleh Kepala Staf Angkatan Udara dan pesawat ini menjadi bagian dari armada Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma untuk mendukung tugas-tugas pimpinan TNI/TNI AU.
Pesawat Falcon 8X A-0802 juga tiba dan resmi memperkuat armada VIP/VVIP TNI AU pada Agustus 2024, menandai penguatan armada yang menggantikan unit pinjaman sebelumnya.
Pernyataan Menhan Prabowo Subianto(waktu itu) menegaskan bahwa Falcon 7X dan 8X kini menjadi bagian dari armada resmi TNI AU untuk mempercepat mobilitas pimpinan TNI.
Dengan demikian, informasi ini berasal dari sumber resmi Kementerian Pertahanan, TNI AU, dan laporan media nasional yang mengabarkan penerimaan dan pengoperasian resmi Falcon 8X oleh TNI AU, bukan lagi dalam status pinjaman.

Spesifikasi
Mesin: Tiga mesin turbofan Pratt & Whitney Canada PW307D, masing-masing menghasilkan dorongan 6,722 lbf.
Jangkauan: 6,450 nautical miles (sekitar 11,945 km) pada kecepatan Mach 0.80 dengan 8 penumpang dan 3 kru.
Kecepatan Maksimum: Hingga Mach 0.90, dengan kecepatan jelajah normal sekitar 488 knots (sekitar 904 km/jam).
Dimensi:
Panjang pesawat: 80 ft 3 in (24,46 m)
Rentang sayap: 86 ft 3 in (26,29 m)
Tinggi: 26 ft 1 in (7,94 m)
Kabin bertekanan dengan lantai datar, panjang kabin sekitar 42 ft 8 in (13 m), lebar 7 ft 8 in (2,34 m), dan tinggi 6 ft 6 in (1,98 m).
Kapasitas Penumpang: Dapat menampung hingga 16 penumpang dengan kru 3 orang, konfigurasi umum untuk 8 penumpang.
Berat Maksimum Takeoff: Sekitar 73.000 lbs (33.113 kg).
Ketinggian Terbang Maksimum: 51.000 kaki (15.545 m).
Jarak Takeoff dan Landing: Takeoff sekitar 5.880 ft (1.792 m), dan jarak landing 2.220 ft (677 m), memungkinkan pendaratan di landasan yang relatif pendek.
Avionik: Dilengkapi dengan Honeywell EASy III atau EASy IV Flight Deck, yang menawarkan sistem navigasi dan komunikasi canggih untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan.
Biaya Operasi: Diperkirakan sekitar $3.803 per jam operasional. **