Penulis: Syaifudin | Editor: Priyo Suwarno
SURABAYA, SWARAJOMBANG.COM- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menutup sementara tiga pasar hewan di Kabupaten Ponorogo, Tulungagung dan Kediri menyusul meningkatnya kasus penyakit mulut dan kaki (PMK).
“Pasar hewan ditutup ini karena permintaan masyarakat, dan telah diterbitkan surat keputusan oleh bupati setempat,” kata Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur, Indyah Aryani saat dihubungi, Jumat, 10 Januari 2025.
Indyah mengatakan langkah penutupan pasar hewan ini demi mencegah dan menekan penyebaran PMK ke wilayah lain atau ke ternak lainnya, demikian mengutip CNN.
Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indiyah Aryani mengumumkan data mengenai kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur, tercatat mencatat 6.072 kasus sepanjang November – Desember 2024, diumumkan oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, Rabu, 8 Januari 2025.
Informasi ini juga mencakup laporan tentang 282 ekor ternak yang dilaporkan mati akibat penyakit tersebut. Pada saat ini hanya empat wilayah di Jawa Timur yang belum terdampak PMK, yaitu: Surabaya, Mojokerto, Probolinggo, Pasuruan. Sebaran penularan PMK sudah mencakup 30 daerah di Jawa Timur. daftar lengkap daerah yang terpengaruh:
- Kabupaten Kediri
- Kabupaten Jember
- Kabupaten Tulungagung
- Kabupaten Ngawi
- Kota Madiun
- Kabupaten Pacitan
- Kabupaten Pamekasan
- Kabupaten Sumenep
- Kabupaten Trenggalek
- Kabupaten Bangkalan
- Kabupaten Banyuwangi
- Kabupaten Lumajang
- Kabupaten Bondowoso
- Kabupaten Gresik
- Kabupaten Jombang
- Kota Malang
- Kota Batu
- Kota Probolinggo
- Kabupaten Probolinggo
- Kabupaten Lamongan
- Kabupaten Bojonegoro
- Kabupaten Pasuruan
- Kabupaten Malang
- Kabupaten Mojokerto
- Kabupaten Nganjuk
- Kabupaten Situbondo
- Kabupaten Tuban
- Kabupaten Ponorogo
- Kabupaten Blitar
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Berikut adalah langkah-langkah yang telah diambil:
Untuk menanggulangi penularan PMK, maka Dinas Peternakan Jawa Timur melakukan vaksinasi menjadi fokus utama dalam penanganan PMK. Dinas Peternakan telah menerima 500 botol vaksin, dengan setiap botol dapat digunakan untuk 25 dosis. Vaksinasi dilakukan secara berkala, minimal setiap enam bulan
Melalui langkah-langkah ini, Dinas Peternakan Jatim berharap dapat mengendalikan penyebaran PMK dan melindungi populasi hewan ternak di provinsi tersebut.
Dinas Peternakan meningkatkan sosialisasi kepada peternak mengenai pentingnya biosekuriti, termasuk proses disinfeksi kandang dan peralatan, serta tindakan pencegahan lain.
Dinas Peternakan juga berupaya memastikan ketersediaan obat-obatan yang diperlukan untuk pengobatan ternak yang terjangkit PMK. **