Penulis: Wibisono | Editor: Priyo Suwarno
JOMBANG, SWARAJOMBANG.COM – Sepanjang jalan Buya Hakan, di kecamatan Jombang kota, selama tiga hari 21-23 Maret 2025 menjadi ajang Festival Pecinan Jombang 2025. Festival ini menggabungkan budaya Tionghoa dengan suasana bulan Ramadan, bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan keberagaman budaya di daerah tersebut.
Susana begitu meriah, sepanjang jalan itu bermunculan rrnamen ratusan lampion, plus atraksi barongsai dan deretan bazar memeriahkan Jalan Buya Hamka, Jombang, festival ini membawa warna baru di tengah kota santri ini.
Di tengah gerimis yang syahdu, tidak menyurutkan langkah Bupati Jombang, Warsubi, S.H., M.Si didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang Yuliati Nugrahani Warsubi dan Wakil Bupati Jombang, Salmanudin S.Ag., M.Pd ngabuburit meninjau langsung semaraknya festival pecinan Jombang.
Festival ini menampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya, termasuk: Parade Barongsai dan Wayang Potehi; Pertunjukan Tai Chi (8 dan 24), Mandarin Flash Mob, Lomba Karaoke Mandarin, Seni bela diri Wushu dan tarian tradisional Tionghoa
Pengunjung juga dapat menikmati bazar kuliner yang menyajikan berbagai makanan khas selama festival, menciptakan suasana yang meriah dan interaktif.
Salah satu agenda penting dalam festival ini adalah berziarah ke makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang dikenal sebagai simbol pluralisme di Indonesia. Selain itu, festival ini juga menyelenggarakan talkshow bersama Novi Basuki, seorang peneliti budaya Tionghoa, untuk membahas sejarah dan perkembangan budaya Tionghoa di Indonesia.
Heri Susanto, Ketua Panitia Festival, mengundang masyarakat untuk berpartisipasi dalam merayakan kekayaan budaya yang ditawarkan oleh festival ini. Diharapkan festival ini menjadi wadah bagi semua orang untuk merasakan pengalaman budaya yang kaya dan penuh warna Ornamen ratusan lampion, dipadu atraksi barongsai dan deretan bazar memeriahkan Jalan Buya Hamka, Jombang, Sabtu sore 22 Maret 2025. Festival Pecinan yang dinanti-nanti membawa warna baru di tengah kota santri ini.
Bupati Jombang, Warsubi, S.H., M.Si didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang Yuliati Nugrahani Warsubi dan Wakil Bupati Jombang, Salmanudin S.Ag., M.Pd ngabuburit meninjau langsung semaraknya festival pecinan Jombang.
“Festival ini luar biasa! Perpaduan budaya Tionghoa dan kearifan lokal Jombang menciptakan suasana yang hangat dan meriah di bulan Ramadhan,” tutur Bupati Warsubi, yang tak henti-hentinya menyapa para pedagang dan warga Tionghoa yang hadir.
Festival Pecinan kali ini memang menyuguhkan pengalaman yang tak terlupakan. Berbagai stan kuliner hingga jajanan khas Jombang yang menggugah selera. Tak ketinggalan, deretan pakaian adat Tionghoa yang memesona dan tampak stan dari Bank Jombang yang turut memeriahkan suasana.
Di atas panggung, alunan merdu lagu Mandarin memecah keheningan gerimis. Lomba karaoke menjadi daya tarik para pengunjung. Bupati Warsubi pun tak segan melayani permintaan swafoto dari warga yang antusias.
“Alhamdulillah Festival Pecinan agar kita berbaur semuanya. Kita adalah wujud keberagaman, Bhineka Tunggal Ika, dari Sabang sampai Merauke. Dan ini wajib kita jaga, persaudaraan, ketentraman, seluruh masyarakat semua dilindungi,” kesan Bupati Warsubi terhadap Festival Pecinan.
“Festival ini bukan hanya tentang budaya dan kuliner, tapi juga tentang kebersamaan, kerukunan, gotong royong dan toleransi. Jombang adalah kota yang kaya akan keberagaman, dan Festival Pecinan adalah bukti nyata dari hal itu,” tambah Bupati Warsubi.
Festival Pecinan Jombang 2025 yang digelar selama tiga hari, 21-23 Maret, ini menjadi oase di tengah bulan Ramadan 1446H. Semangat kebersamaan dan toleransi terasa kental, menyatukan berbagai lapisan masyarakat dalam suka cita.
“Saya berharap, festival ini dapat menjadi agenda tahunan yang semakin meriah dan memberikan manfaat bagi masyarakat Jombang,” pungkas Bupati Warsubi. **