Penulis: Adi Agus Santoso | Editor: Priyo Suwarno
TUBAN, SWARAJOMBANG.COM- Terjadi kembali kecelakaan membawa korban jiwa satu sekeluarga di wilayah Jawa Timur. Kisah sedih ini menimpa keluarga besar Muhammad Aqib, 27, bersama enam keluarganya meninggal dunia dalam kecelakaan di jalan raya Duduk Sampeyan, Gresik, pukul 05.45 WIB, Kamis 10 April 2025.
Kecelakaan ini hanya selisih tujuh hari dari musibah tanah longsordi Pacet-Cangar, Mojokerto, 3 April 2025, yang sepuluh korban Jiawa. Satu keluarga tujuh jiwa melayang menelan dari Kloposepuluh Sukodono Sidoarjo, dan tiga korban sekeluarga warga desa Jatijejer, Trawas, Mojokerto.
Kecelakaan di Gresik, kali ini terjadi ketika keluarga mengiringi kebarangkatan Muhammad Aqib yang akan melaksanakan umrah ke tanah Suci. Mereka berangkat dai dusun Kedungsari, desa Tuwiri Wetan, kecamatan Merakurak, kabupaten Tuban. Akhmad Basuki, 49 tahun, ayah Aqib memegang kemudi.
Saat itu, mobil Panther mengalami selip ban kiri saat berusaha kembali ke jalur setelah mengambil bahu jalan, yang menyebabkan mobil oleng dan masuk ke jalur berlawanan, bertabrakan dengan bus yang melaju dari arah berlawanan.
Muhammad Aqib dan enam korban lainnya dalam kecelakaan di Gresik adalah anggota keluarga. Berikut adalah hubungan keluarga antara Muhammad Aqib dan korban lainnya:
- Muhammad Aqib (27 tahun): Anak dari Akhmad Basuki yang berangkat umrah
- Akhmad Basuki (49 tahun): Ayah Aqib.
- Besar (66 tahun): Kakek Aqib (ayah Akhmad Basuki)
- Wiwik Sunarti (43 tahun): bibi Aqib.
- Lislikhah (53 tahun): bibi Aqib.
- Muhammad Al Fatih (3 tahun): adik Aqib, anak dari Akhmad Basuki.
- Hafiz Gandawiharja (17 tahun): sepupu Aqib (anak Wiwik Sunarti).
Sementara sopir mengalami patah tulang dan kernet bus hanya mengalami luka ringan.
Ketujuh korban jiwa dari kecelakaan di Gresik dimakamkan pada Kamis, 10 April 2025. Proses pemakaman dilakukan setelah jenazah disalatkan di masjid setempat. Mereka dimakamkan dalam satu liang lahat di Pemakaman Migit, yang terletak sekitar 300 meter dari rumah duka di Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Pemakaman ini dihadiri oleh banyak warga dan keluarga yang berduka peristiwa tragis itu.
Duka mendalam, kembali Jawa Timut, meminta tumbal korban kecelakaan satu keluarga. Dibalik itu semua, duka mendalam bagi pribadi Muhammad Aqib selain batal berumrah ke Tanah Suci, dia pun tidak bisa lagi melanjutkan rencan besar untuk melamar kekasihnya, Tasya, warga Surabaya.
Sebelum kecelakaan, Muhammad Aqib berencana melamar kekasihnya, Tasya, setelah pulang dari umrah. Tasya menyatakan bahwa komunikasi terakhir mereka terjadi pada pagi hari sebelum keberangkatan, di mana Aqib mengabarkan bahwa ia sudah berangkat. Tragisnya, rencana tersebut tidak terwujud akibat kecelakaan ini.
Kisah cinta untuk menuju mahligai rumah tangga pun sirna, “Almarhum sempat cerita, pulang Umroh langsung lamaran,” tutur Nur Chozin, tetangga dekat keluarga.
Tasya, kekasih Muhammad Aqib, mengingat komunikasi terakhir mereka sebelum kecelakaan. Dalam percakapan tersebut, Aqib memberitahunya:”Aku sudah berangkat!.” Itulah ucapan terakhirnya. Tasya merasa sangat kehilangan dan sedih, terutama karena mereka telah merencanakan untuk melamar setelah Aqib kembali dari umrah.
Setelah mendengar bahwa Aqib tidak dapat dihubungi lebih lanjut. Tasya mulai merasa khawatir. Ketika ia akhirnya mendapatkan kabar tentang kecelakaan tersebut. Ia sangat terpukul dan tidak menyangka bahwa hubungan mereka yang telah terjalin selama satu tahun akan terputus dengan cara yang tragis ini. **