Penulis: Yusran Hakim | Editor: Priyo Suwarno
JAKARTA, SWARAJOMBANG.COM- Beredar video viral yang memperlihatkan momen pertemuan antara aktivis Beathor Suryadi dan Prof. Paiman Raharjo di sebuah rumah makan pada 8 Juli 2025. Dalam pertemuan tersebut, Beathor Suryadi menyampaikan permintaan maaf kepada Prof. Paiman terkait tuduhan yang sebelumnya ia lontarkan mengenai ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), buatan pasar Pramuka Jakarta.
Prof. Paiman adalah mantan Wakil Menteri Desa. Sebelumnya seorang akademisi dan Rektor Universitas Jakarta International, menegaskan bahwa dirinya benar-benar menempuh pendidikan S1, S2, hingga S3. Ia membantah tuduhan Beathor terkait keterlibatannya dalam penerbitan ijazah Presiden Jokowi.
Dalam sebuah video seperti diunggah akun [email protected], Rabu, 9 Juli 2025, tampak Paiman bertemu dengan Beathor di sebuah rumah makan di Jakarta. “Abang kan sudah dihubungi pengacara saya, kalau tidak mencbut dan minta maaf, saya akan lapor!” kata Paiman.
Merespon ucapan itu, Beathor pun menegaskan bahwa dia sudah membuat klarifikasi atas video itu. “Iya, tetapi abang kan belum menemui saya,” tegas Paiman.
Beathor pun menyatakan mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada Paiman. Dalam video, Beathor terdengar berkata “Sedulur” (berarti saudara), sebagai isyarat damai dan pengakuan atas kekeliruan tuduhannya.
Permintaan maaf ini dianggap sejumlah pihak sebagai titik balik dalam polemik tuduhan ijazah palsu Jokowi. Isu ini sebelumnya sempat memicu perdebatan luas di masyarakat dan media, namun pertemuan damai antara kedua tokoh tersebut dinilai dapat meredakan tensi publik.
“Kalau ini saya sekolah beneran S1 sampai S3, jadi tuduhan Abang gak benar,” ujar Paiman dalam video yang beredar.
Permintaan maaf Beathor Suryadi kepada Prof. Paiman Raharjo menandai ada klarifikasi dan pengakuan atas kekeliruan tuduhan terkait ijazah palsu Presiden Jokowi. Momen ini menjadi penting dalam meredakan polemik yang sempat berkembang di masyarakat.

Siapa Prof Paiman Rahardjo
Prof. Paiman Raharjo adalah seorang akademisi dan pejabat publik Indonesia yang dikenal karena perjalanan hidupnya yang inspiratif dari latar belakang sederhana hingga menjadi tokoh penting di bidang pendidikan dan pemerintahan. Ia lahir pada 17 Juni 1967 di Klaten, Jawa Tengah, dalam keluarga kurang mampu dengan delapan saudara.
Paiman memulai hidupnya di Jakarta sebagai tukang sapu dan satpam sambil melanjutkan pendidikan. Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), meraih gelar S1 dan S2 Ilmu Administrasi, serta gelar S3 dari Universitas Padjadjaran Bandung. Karier akademiknya berkembang pesat hingga menjadi Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) periode 2022-2027, resmi dilantik pada Mei 2022.
Selain akademisi, Paiman pernah menjabat sebagai Komisaris Independen PT Perusahaan Gas Negara dan Komisaris PT Food Station Tjipinang Jaya. Pada Juli 2023, Presiden Joko Widodo melantik Paiman sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) menggantikan Budi Arie Setiadi. Dalam jabatan ini, ia berfokus pada pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk meningkatkan perekonomian nasional.
Kisah hidupnya yang penuh perjuangan dituangkan dalam buku autobiografi berjudul Tukang Sapu Jadi Profesor, yang menceritakan perjalanan dari pekerjaan sederhana hingga menjadi profesor dan pejabat negara.
Prof. Paiman Raharjo adalah sosok inspiratif yang meniti karier dari bawah sebagai tukang sapu dan satpam hingga menjadi rektor universitas dan wakil menteri di pemerintahan Indonesia.
Siapa Beathor Suryadi
Beathor Suryadi adalah aktivis, politisi senior PDI-P, dan pendiri organisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem). Ia dikenal sebagai sosok vokal dan kontroversial, terutama setelah menuduh ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) palsu dan dicetak di Pasar Pramuka, Jakarta Timur.
Beathor pernah menjadi anggota DPR RI menggantikan Taufik Kiemas, dan juga pernah menjabat sebagai direktur di Kantor Staf Presiden. Sebagai aktivis, ia aktif sejak era Orde Baru, bahkan pernah dipenjara pada 1989 karena menyebarkan selebaran subversif menentang rezim Soeharto. Beathor juga tercatat sebagai alumni Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila dan dikenal dekat dengan berbagai organisasi perlawanan politik.
Julukan “Trickster King” melekat padanya, karena Beathor dianggap mempunyai strategi perlawanan kreatif yang dikembangkan di tengah represi politik. Selain itu, Beathor juga pernah terlibat sebagai staf khusus di lingkungan Istana.
Beathor Suryadi resmi menjadi staf khusus di lingkungan Istana Kepresidenan pada 1 Juni 2015, menjabat direktur di Kantor Staf Presiden Jokowi di bawah Deputi IV Bidang Komunikasi Politik oleh Kepala Staf Presiden saat itu, Luhut Pandjaitan. **