swarajombang.com
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI
No Result
View All Result
swarajombang.com
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI
No Result
View All Result
swarajombang.com
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Mada Depan Migas di Indonesia Timur, Investasi Rp 700 Triliun

13-05-2025 11:31:19
in Ekonomi, Nasional
Mada Depan Migas di Indonesia Timur, Investasi Rp 700 Triliun

Lokasi peboran sumur migas baru di Indonesia, Masela (Inpex Jepang) dan Gehem (ENI Italia) mInstagram@widododjatmiko

Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Jacobu E. Lato   |  Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM, JAKARTA- Saat ini ada tiga perusahaan migas internasional yang sedang mengerjakan pemboran minyak dan gas baru di empat di Indonesia, dengan nilai total investasi mencapai Rp 700 triliun lebih, sebagai bagian Proyek Strategi Nasional (PSN) untuk memenuhi kebutuhan energi migas yang akan beroperasi 2026-2030. Demikian pengembangan informasi dari akun instagram@widododjatmiko, Selasa 13 Mei 2025

Inpex Masela Jepang
Proyek Abadi Masela yang dioperatori Inpex Masela Ltd (Jepang) resmi memasuki tahap Front-End Engineering Design (FEED) untuk fasilitas LNG darat (Onshore LNG/OLNG) April 2025. Inisiasi FEED ini menandai kemajuan besar setelah lebih dari 15 tahun proyek ini tertunda dan menjadi fondasi teknis serta komersial menuju konstruksi penuh.

FEED penuh dijadwalkan dimulai pertengahan 2025. Target pengambilan keputusan akhir investasi (Final Investment Decision/FID) dipercepat menjadi pertengahan hingga akhir 2026, lebih cepat dari rencana semula tahun 2027, atas permintaan pemerintah dan SKK Migas.

Setelah FID, proyek akan masuk fase konstruksi besar, dengan target produksi gas komersial (onstream) pada tahun 2030.

Proyek ini akan membangun dua train kilang LNG darat dengan kapasitas total 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA), penyaluran gas pipa domestik sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), dan produksi kondensat sekitar 35.000 barel per hari.

Blok Masela akan menjadi proyek LNG pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sejak awal, mendukung target dekarbonisasi nasional. Komposisi kepemilikan: Inpex 65%, Pertamina Hulu Energi Masela 20%, dan Petronas Masela 15%.

Proses komersialisasi gas sedang berlangsung, dengan target penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan pembeli domestik seperti PLN, Pupuk Indonesia, dan PGN pada pertengahan 2025.

Proyek ini masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah, termasuk Presiden dan Menteri Investasi, untuk memastikan percepatan dan realisasi proyek demi ketahanan energi nasional.

Blok Masela kini memasuki fase desain teknis dan komersial yang krusial, dengan percepatan jadwal menuju konstruksi dan produksi pada 2030, serta menjadi benchmark proyek LNG nasional berbasis teknologi rendah karbon.

Sumur migas yang sedang proses melakukan upaya pembocran di Indonesia. Tangkap layar video Instagram@widododjatmiko

Nilai investasi total proyek strategis nasional Blok Masela yang dioperasikan oleh Inpex Jepang diperkirakan mencapai sekitar US$ 20,95 miliar atau setara dengan Rp 324 triliun (asumsi kurs sekitar Rp 15.462 per dolar AS). Angka ini sudah termasuk biaya untuk teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sebesar sekitar US$ 1,08 miliar atau Rp 16,8 triliun.

Investasi tersebut mencakup pembangunan fasilitas LNG darat dengan kapasitas 9,5 juta ton per tahun, penyaluran gas pipa domestik sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari, serta produksi kondensat sekitar 35.000 barel per hari.

Ini menjadikan proyek Blok Masela sebagai salah satu proyek hulu migas terbesar dan termahal di Indonesia yang juga mendukung target dekarbonisasi nasional melalui penerapan CCS sejak awal pengembangan,

Secara total, tambahan produksi gas dari keempat proyek ini mencapai lebih dari 1.480 MMSCFD (1,48 miliar kaki kubik per hari) ditambah produksi LNG 9,5 juta metrik ton per tahun dan kondensat 35.000 barel per hari dari Blok Masela. Produksi minyak dari proyek lain belum disebutkan secara spesifik.

Proyek-proyek ini diharapkan mulai beroperasi antara 2026 hingga 2030, memberikan kontribusi besar bagi ketahanan energi dan pemenuhan kebutuhan gas domestik Indonesia.

Demikian pengembangan dari akun Instagram@widodojatmiko, yang diunggah pada hari Selasa 13 Mei 2025.

UCC BP Bintang Tangguh
UCC BP Bintang Tangguh saat ini sedang melaksanakan proyek besar bernilai sekitar 7 miliar dolar AS (sekitar Rp111,3 triliun) yang dinamakan Proyek Tangguh Ubadari, CCUS (Carbon Capture Utilization and Storage), dan Compression (UCC) di Papua Barat, Indonesia.

Proyek ini bertujuan mengembangkan lapangan gas Ubadari dan meningkatkan perolehan gas melalui teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon, sekaligus melakukan kompresi gas di darat dengan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada di fasilitas Tangguh LNG.

Proyek ini diperkirakan dapat membuka sekitar 3 triliun kaki kubik sumber daya gas tambahan untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat di Indonesia dan Asia, serta mendukung upaya dekarbonisasi nasional dengan potensi sekuestrasi sekitar 15 juta ton CO2 pada fase awal. Produksi gas dari lapangan Ubadari diperkirakan akan mulai pada tahun 2028.

Selain itu, proyek ini telah mendapatkan keputusan investasi akhir (final investment decision) pada November 2024, dan sudah menandatangani kontrak EPCI (Engineering, Procurement, Construction, and Installation) untuk fasilitas darat dan lepas pantai, menandai kemajuan penting dalam pelaksanaan proyek. Proyek ini juga telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional oleh Pemerintah Indonesia, menegaskan pentingnya bagi ketahanan dan kedaulatan energi nasional.

Secara keseluruhan, BP dan mitra-mitranya memperkuat komitmen mereka di Indonesia melalui proyek ini, yang tidak hanya menambah kapasitas produksi gas tetapi juga mengintegrasikan teknologi rendah karbon untuk mendukung target net zero dan pembangunan berkelanjutan di Papua Barat dan Indonesia secara umum.

Proyek UUC Tangguh Ubadari di Fakfak saat ini berada pada tahap persiapan dan persetujuan investasi besar. Berikut progres utamanya:

Pada November 2024, bp bersama para mitra resmi mengumumkan keputusan investasi akhir untuk proyek Tangguh Ubadari, CCUS, dan Compression (UCC) senilai sekitar 7 miliar USD (Rp 110 triliun), yang mencakup pengembangan lapangan gas Ubadari di Fakfak, penerapan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), serta kompresi di darat.

Proyek ini diharapkan menghasilkan sekitar 3 triliun kaki kubik sumber daya gas tambahan dan mendukung target dekarbonisasi dengan menyuntikkan kembali sekitar 15 juta ton CO2 pada fase awal.

Produksi gas dari lapangan Ubadari direncanakan mulai pada tahun 2028, menandai kelanjutan pengembangan fasilitas Tangguh LNG yang sebelumnya telah menambah kapasitas likuifaksi LNG dengan Train 3 pada 2023.

Saat ini, proses persiapan termasuk melengkapi perizinan dan administrasi untuk pekerjaan seismic di lapangan Ubadari masih berjalan. Setelah perizinan lengkap, akan dilanjutkan dengan pengadaan, kontrak, dan mobilisasi logistik untuk survei seismic yang merupakan tahap awal eksplorasi lapangan.

Pemerintah Indonesia menetapkan proyek ini sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), dan BP juga berkomitmen untuk melibatkan tenaga kerja lokal, termasuk warga Fakfak dan Papua, dalam pelaksanaan proyek ini.

Kontrak Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) untuk proyek ini sudah ditandatangani dengan nilai sekitar Rp 56,5 triliun, menandai dimulainya tahap konstruksi utama.

Secara keseluruhan, proyek UUC Tangguh Ubadari sedang dalam tahap persiapan akhir dan mulai memasuki fase konstruksi dalam tahun 2025 dengan target produksi gas pada 2028, sekaligus menjadi proyek CCUS skala besar pertama di Indonesia yang mendukung ketahanan energi dan dekarbonisasi nasional.

Gehem Geng North ENI
Progres usaha pengembangan Lapangan Gehem Geng North dan Gendalo Gendang saat ini sangat signifikan dan memasuki tahap lanjutan:

Lapangan Gehem dan Geng North merupakan bagian dari proyek Kutei North Hub (KNH) di Selat Makassar yang dikelola oleh ENI, dengan nilai investasi sekitar USD 11,4 miliar untuk Northern Hub (Gehem-Geng North) dan USD 3,4 miliar untuk Southern Hub (Gendalo-Gendang).

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM telah menyetujui Plan of Development (PoD) untuk Lapangan Geng North dan Gehem dengan nilai investasi sekitar Rp 280 triliun (sekitar USD 17,5 miliar termasuk biaya operasi), yang merupakan percepatan luar biasa karena PoD disetujui hanya dalam waktu 10 bulan sejak penemuan sumur Geng North-1 pada Oktober 2023.

Proyek ini ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi prioritas utama pengembangan hulu migas Indonesia, dengan target onstream (mulai produksi) pada kuartal II tahun 2027.

Saat ini proyek sedang memasuki tahap Front End Engineering Design (FEED) dengan target Final Investment Decision (FID) pada 2025. Pengembangan akan meliputi pengeboran total 24 sumur produksi, yaitu 15 sumur di Geng North dan 9 sumur di Gehem, dengan produksi gas yang akan dialirkan ke Floating Production Storage and Offloading (FPSO) yang merupakan FPSO terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi gas hingga 1 miliar standar kaki kubik per hari.

Untuk Gendalo-Gendang (Southern Hub), pengembangan juga sedang dipersiapkan dengan investasi sekitar USD 3,4 miliar, namun detail progresnya masih lebih awal dibanding Northern Hub.

Secara keseluruhan, pengembangan Gehem Geng North dan Gendalo Gendang menunjukkan kemajuan pesat dengan dukungan investasi besar, persetujuan resmi pemerintah, dan target produksi dalam 2-3 tahun ke depan, menjadikannya proyek hulu migas strategis dan berkontribusi besar pada ketahanan energi nasional.

Lapangan Gas Asap Kido Merah
Lapangan gas Asap Kido Merah (AKM) di wilayah Kerja Kasuri, Papua Barat, menunjukkan perkembangan yang signifikan dan telah resmi ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) sejak Januari 2024.

Progres dan Target Produksi

Produksi gas AKM diproyeksikan mencapai sekitar 330 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan nilai investasi lebih dari US$3 miliar.

Target produksi awal direncanakan mulai pada kuartal IV tahun 2026, dengan pekerjaan re-entry sumur yang dimulai pada Mei 2025 sebagai bagian dari persiapan produksi.

Saat ini, progres pekerjaan awal (early work) telah mencapai sekitar 87%, dan proses Engineering, Procurement, and Construction (EPC) sedang dalam tahap tender.

Gas dari lapangan ini akan digunakan untuk mendukung pembangunan industri petrokimia dan pabrik pupuk di Papua Barat, khususnya di daerah Fakfak.

Rencana ini termasuk pembangunan pabrik pupuk yang akan menggunakan sekitar 100 MMSCFD gas, sementara sisanya sekitar 200 MMSCFD akan dialokasikan untuk produksi LNG.

Genting Oil Kasuri Pte Ltd, perusahaan asal Malaysia, menjadi operator lapangan ini dan telah menyelesaikan 100% Head of Agreement (HOA), Gas Sales Agreement (GSA), dan update Front End Engineering Design (FEED).

Menteri ESDM telah menyetujui revisi Plan of Development (POD) yang meningkatkan cadangan gas dari sekitar 1.031 BSCF menjadi lebih dari 2.244 BSCF, serta gas inplace dari 1.735 BSCF menjadi 2.673 BSCF, menandakan peningkatan potensi produksi lapangan ini.

Secara keseluruhan, Lapangan Asap Kido Merah sedang dalam tahap akhir persiapan dan konstruksi dengan target produksi gas yang akan mendukung ketahanan energi dan pengembangan industri di Papua Barat mulai 2026-2027**

Tags: EniGehemInpexKidoMaselRp 700Timurtriliun
Previous Post

Benyamin Netanyahu Merasa Ditelikung, AS-Houthi Sepakat Gencatan Senjata

Next Post

Hujan Deras, Jembatan Roboh di Karangjati Anyar Pasuruan

Next Post
Hujan Deras, Jembatan Roboh di Karangjati Anyar Pasuruan

Hujan Deras, Jembatan Roboh di Karangjati Anyar Pasuruan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer

  • Lulusan PT Harus Jadi Agen Perubahan dan Memiliki Intelektualitas

    Lulusan PT Harus Jadi Agen Perubahan dan Memiliki Intelektualitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral Polisi Aniaya Sopir Truk di Jombang Berdamai di Mapolres, Propam Tetap Lanjutkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polemik Hukum Ijazah Jokowi, Prof Sofian Efendi: Tak Ada Bukti Kuat Ijazah Itu Ada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Jombang Serahkan Bantuan Rp. 700 Juta untuk Korban Erupsi Semeru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jika Penghuni Tak Bayar, Pemkab Jombang Akan Tutup Ruko Simpang Tiga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Logo Simple swarajombang

Redaksi
Pedoman Pemberitaan Media Siber
Kode Etik Jurnalistik

Kontak Kami

PT. Kredo Media Grup
Jl. Gubernur Suryo VII/ L-9, Jombang - 61418
Jawa Timur, Indonesia

Telp. 62-321-3086261
Fax. 62-321-3086261

[email protected]
[email protected]

No Result
View All Result
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI

© 2021 SwaraJombang.com - Design by SwaraJombang StudioSJ.