Penulis: Hadi S Purwanto | Editor: Hadi S Purwanto
JOMBANG, SWARAJOMBANG.com – Para Petani di Malang dan Pasuruan, Jawa Timur mengancam akan melakukan demo ke Kantor Gubernur dan DPRD Jawa Timur (Jatim) dalam waktu dekat.
Rencana demo itu dipicu lantaran anjloknya harga buah apel dan tingginya pupuk serta obat-obatan serta berbagai komponen biaya lainnya.
Heri, salah seorang petani asal Nongkojajar, Kabupasuruan, Jawa Timur kepada SWARAJOMBANG.com mengatakan, anjloknya harga apel itu mulai sekitar tujuh atau delapan tahun lalu.
“Dulu apel manalagi atau room beauty Rp20 ribu per kilo, kemudian turun sampai Rp5 ribu per kilo. Tapi sekarang malah Rp3 ribu per kilonya,” tutur Heri kepada SWARAJOMBANG.com, Kamis (10/3/2022).
Dikatakan, para petani di Pasuruan dan sejumlah wilayah banyak yang menebangi pohon apelnya lantaran harganya anjlok di titik terendah.
“Hancurnya harga apel itu terutama di masa pandemi, mulai dua tahun lalu,” tutur Heri yang juga pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pasuruan itu.
Ditambahkan, saat ini petani apel benar-benar terpukul lantaran anjloknya harga buah yang menjadi ikon kota Malang itu.
Sementara pupuk dan obat-obatan serta biaya garap atau produksi terus merangkak naik.
“Seperti pestisida, dulu sebotol Rp50 ribu, sekarang jadi Rp150 ribu. Naik tiga kali lipat,” keluhnya, sembari menambhakan bahwa harga pupuk juga ikut naik dan makin langka.
Heri juga menuturkan bahwa ada petani yang membuang apelnya ke sungai lantaran jengkel dengan harga apel yang makin merosot.
“Kami, teman-teman petani apel akan demo ke Gubernur dan DPRD Jatim. Kami ingin Gubernur dan DPRD Jatim mencarikan solusi atas anjloknya harga apel ini,” tegas Heri.
Saat ditanya kapan akan melakukan demo, Heri menyatakan dalam waktu dekat.
“Nanti saya kabari,” ujarnya.