Penulis: Wibisono | Editor: Priyo Suwarno
MOJOKERTO, SWARAJOMBANG.COM– Pemerintah Kota (Pemkab) Mojokerto kembali menggelar Festival Mojotirta 2025 dilaksanakan di proyek strategis nasional Wisata Taman Bahari Mojopahit, kelurahan Pulorejo, kecamatan Prajurit Kulon, kota Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu, 22 Maret 2025.
Dalam festival ini ada puncak acara disebut dengan Prosesi Umbul Dunga yaitu melarung (membuang) air yang diambil dari tujuh sumber mata air di wilaya dilakukan di sungai Ngotok.
Larung air itu dilakukan secara bersama Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur Adhy Karyono dan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, walikota Mojokerto Ika Puspitasari alias Ning Ita.
Air yang dilarung di sungai Glotok diambil dari tujuh sumber mata air, yaitu:
- Sumber Air Gentong Pacet
- Sumber Air Macan
- Puncak Trawas
- Sumber Air Kalingking – Trawas
- Sumber Air Jolotundo – Trawas
- Sumber Nduwor – Pungging
- Sumber Panguripan
- Pakis Trowulan dan Sumber Pitulungan – Daerah Perbatasan Wonosalam.
Larung Tirta Amerta sebagai simbol persatuan dan kesejahteraan maka tirto amerto mencerminkan kekuatan budaya serta spiritual yang menjaga hubungan kita dengan alam semesta serta warisan leluhur kita, demikian walikota Mojokerto Ika Puspitasari alias Ning Ita memberikan penjelasan.
Acara ini merupakan perayaan tahunan yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas keberlimpahan air di Kota Mojokerto serta bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia.
Dilaksanakan di bawah jembatan Rejoto, prosesi ini melambangkan keberkahan dan persatuan masyarakat. Air yang digunakan dalam prosesi ini diambil dari tujuh sumber mata air bersejarah, termasuk Sumber Gentong dan Air Jolotundo.
Sebagai bagian dari tradisi leluhur, ritual ini diadakan setiap tanggal 22 Maret untuk memohon keselamatan dan keberkahan.
Ika Puspitasari yang punya sebutkan akrab Ning Ita, menekankan bahwa festival ini tidak hanya memperingati Hari Air Sedunia tetapi juga melestarikan tradisi lokal. Meskipun perayaan seni budaya tahun ini sedikit berkurang karena bulan suci Ramadan, esensi dari festival tetap dipertahankan.
Proses “Larung Tirta Amarta” merupakan tradisi sakral yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas keberlimpahan air di Mojokerto. Berikut adalah langkah-langkah dalam pelaksanaan prosesi tersebu. Prosesi ini dilaksanakan di bawah Jembatan Rejoto, di Sungai Ngotok.
Air yang digunakan dalam prosesi ini diambil dari tujuh sumber mata air bersejarah, termasuk Sumber Gentong dan Air Jolotundo. Dalam prosesi ini, masyarakat berkumpul untuk melaksanakan ritual dengan membawa air yang telah diambil. Acara ini melibatkan doa dan harapan untuk keselamatan serta keberkahan bagi masyarakat.
Setelah doa, air yang telah dibawa akan dilarung ke sungai sebagai simbol pelepasan dan pengharapan akan keberkahan dari sumber air.
Tradisi ini tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga menguatkan rasa kebersamaan dan kesatuan masyarakat Mojokerto dalam menjaga dan menghargai sumber daya air. **