Penulis: Sapteng Mukti Nunggal | Editor: Priyo Suwarno
MALANG, SWARAJOMBANG.COM -Di pengujung tahun 2024 imi, ada yang tersisa dari kepergian jurnalis olahraga RRI Malang, Feri Ardiansyah untuk selamanya.
Bapak dua anak ini mengembuskan napas terakhir karena sakit pada Sabtu, 28 Desember 2024 lalu. Tidak hanya RRI yang kehilangan salah satu sosok yang penuh dedikasi dalam melayani informasi kepada pendengar.
Tetapi juga PWI Malang Raya. Sebagai pengurus PWI Malang Raya, Feri telah menunjukkan komitmennya sebagai Ketua SIWO Kabupaten Malang.
Sebagai reporter laporan pandangan mata olahraga, khususnya berbagai pertandingan sepakbola lokal, nasional maupun internasional, Feri selalu hadir memenuhi undangan rapat pengurus setiap jeda free sehabis tugas luar kotanya.
Feri meninggal dalam usia 43 tahun, lahir pada 9 Maret 1981. Jenazah telah dikebumikan pada Sabtu malam.
Sebagai jurnalis Feri tidak kenal lelah dalam menyajikan informasi yang akurat kepada para pendengar.
Almarhum juga dikenal ramah dan selalu membagikan pengalamannya ketika bertugas di lapangan.
“Waktu Tragedi Kanjuruhan saya sampai lebih dari 30 kali laporan radio. Napas sesak dan mata perih harus ditahan, demi pendengar tahu setiap informasi terbaru,” kata Feri, bercerita tentang peristiwa kelam Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang saat itu.
Berbagai ajang olahraga pernah diliput Feri, baik lokal, nasional, maupun internasional. Dalam pelaksanaan PON tiga edisi terakhir, almarhum pun selalu eksis.
Jaringan yang luas membuat setiap liputan yang dilakukan Feri terasa eksklusif buat RRI Malang atau Pro 3 RRI Pusat Pemberitaan. Sebab, almarhum bisa menembus narasumber A1 dari banyak kalangan, terutama narasumber olahraga.
Kini, Feri telah berpulang, tetapi semangatnya akan terus menyala. Dedikasi terhadap tugas dan pekerjaan menjadi warisan terbesar buat penerusnya.**