Penulis: Yusran Hakim | Editor: Priyo Suwarno
JAKARTA, SWARAJOMBANG.COM- Arya Daru Pangayunan, 37, diplomat muda Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli 2025. Saat ditemukan, kepala dilakban dan tubuh tertutup selimut.
Penjaga kos membuka kamar setelah mendapat kabar dari istri Arya yang tidak bisa menghubungi suaminya sejak subuh. Arya tinggal terpisah dari istrinya dan dua anak yang berada di Yogyakarta, sementara Arya ngekos di Jakarta.
Kementerian Luar Negeri telah mengonfirmasi bahwa Arya Daru adalah pegawai mereka dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada pihak kepolisian.
Hingga saat ini, penyebab kematian belum dipastikan dan penyelidikan masih berlangsung. Tidak ditemukan barang hilang di lokasi kejadian, dan belum ada kepastian apakah ini merupakan pembunuhan atau bukan.
Arya Daru berasal dari Sleman, DI Yogyakarta, dan meninggalkan seorang istri serta dua anak. Ia dikenal sebagai sosok yang baik dan cerdas.
Kariernya sebagai diplomat meliputi penugasan di beberapa negara seperti Myanmar, Timor Leste, dan Argentina. Ia juga aktif membagikan kegiatannya di media sosial.
Jenazah Arya Daru telah diautopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti.
Polisi menemukan bahwa Arya melakukan komunikasi terakhir dengan istrinya sekitar pukul 21.00 WIB malam sebelum ditemukan meninggal dunia. Dalam percakapan tersebut, menurut keterangan istri Arya, tidak ada hal yang mencurigakan atau janggal, sehingga komunikasi itu menjadi fokus utama penyidikan untuk merekonstruksi jam-jam terakhir kehidupannya.
Polisi masih mendalami penyelidikan dengan memeriksa saksi, rekaman CCTV, dan barang bukti lainnya. Jenazah Arya telah diautopsi di RSCM untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti.
Hingga kini, belum ada kepastian resmi apakah kematian tersebut merupakan pembunuhan, namun dugaan tersebut masih dalam penyelidikan.
Kementerian Luar Negeri menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada polisi dan tidak berspekulasi terkait penyebab kematian diplomat tersebut. Sementara itu, Universitas Gadjah Mada (UGM), alma mater Arya, juga meminta pengusutan kasus ini dilakukan secara tuntas.
Singkatnya, penyelidikan masih berlangsung dengan fokus pada komunikasi terakhir Arya dan berbagai bukti di lokasi, namun belum ada perkembangan signifikan yang mengungkap penyebab pasti kematiannya.
Empat saksi
Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, menyatakan bahwa pihaknya telah memeriksa empat saksi, yaitu tetangga kos, pemilik kos, penjaga kos yang membuka kamar, dan istri korban.
Polisi juga sedang memeriksa sidik jari pada lakban yang membungkus kepala korban untuk mencari petunjuk lebih lanjut.
Kamar korban ditemukan terkunci dari dalam tanpa tanda-tanda kerusakan, dan barang-barang milik korban masih utuh, sehingga situasi ini menimbulkan banyak pertanyaan terkait penyebab kematian yang tidak lazim tersebut.
Dari hasil pemeriksaan luar jenazah, polisi belum menemukan tanda-tanda kekerasan fisik. Polisi juga tengah mengamankan dan menganalisis rekaman CCTV di lokasi serta memeriksa komunikasi terakhir korban, termasuk percakapan telepon dengan istrinya yang berlangsung normal tanpa indikasi masalah.
Kapolres Metro Jakarta Pusat menyatakan bahwa tim penyidik masih mendalami seluruh keterangan saksi, rekaman CCTV, dan barang bukti lainnya untuk mengungkap penyebab kematian Arya Daru dan akan memberikan perkembangan lebih lanjut setelah penyelidikan selesai. **