Penulis: Tony Hariyanto | Editor: Hadi S Purwanto
JAKARTA, SWARAJOMBANG.COM – Presiden Prabowo Subianto menyatakan agar penyelamatan korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali diutamakan dan dilakukan secepat mungkin. Instruksi ini diberikan kepada Prabowo meskipun ia sedang menjalankan ibadah di Tanah Suci Makkah.
Melalui Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Prabowo memerintahkan Basarnas dan seluruh badan terkait untuk segera melakukan tanggap darurat, mengevakuasi penumpang dan kru kapal, serta memaksimalkan upaya penyelamatan di lokasi kejadian.
“Dari Tanah Suci, Beliau langsung memerintahkan kepada jajaran Basarnas dan badan terkait untuk segera melakukan tanggap darurat penyelamatan para Penumpang dan Crew secepat mungkin,” imbuh Seskab Teddy, Kamis (3/7/2025) dinihari waktu setempat.
KMP Tunu Pratama Jaya, yang berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali pada Rabu malam (2 Juli 2025), melaporkan tenggelamnya akibat cuaca buruk.
Kapal tersebut membawa 53 penumpang dan 12 kru , serta sejumlah kendaraan. Hingga Kamis pagi, 27 korban telah ditemukan, terdiri dari 23 selamat dan 4 meninggal dunia. Proses pencarian terhadap korban yang masih hilang terus dilakukan oleh tim SAR.
Prabowo menekankan pentingnya respons cepat dan maksimal dari seluruh jajaran pemerintah terkait untuk membantu para korban, menandakan prioritas tinggi pemerintah terhadap keselamatan warga dalam situasi darurat seperti ini
Presiden Prabowo Subianto yang saat ini tengah berada di Arab Saudi dalam rangka kunjungan kenegaraan dan menjalankan ibadah umrah, menerima laporan dari Tanah Air mengenai insiden tenggelamnya kapal penumpang KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali pada Rabu malam, 2 Juli 2025.
Kapal tersebut diketahui berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, sebelum mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk.
“Bapak Presiden mendapat laporan dan informasi dari Tanah Air bahwa telah terjadi kecelakaan tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali karena cuaca buruk, Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada Rabu malam,” ujar Teddy Indra Wijaya.
Seskab Teddy menjelaskan meskipun sedang menjalankan ibadah di Tanah Suci, Presiden tetap sigap merespons perkembangan situasi di dalam negeri. Beliau langsung memberikan instruksi kepada seluruh jajaran terkait untuk mengutamakan penyelamatan para korban.
Dari berbagai informasi didapat, sedikitnya tiga korban meninggal dunia ditemukan di pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyu Biru, Kecamatan Negara, Kamis (3/7/2025) pagi.
Para korban ini diduga terseret arus ombak hingga ke Pebuahan arah timur sekitar 20 kilometer dari Gilimanuk. Identitas korban meninggal belum diketahui, untuk jenis kelaminnya, 2 orang laki-laki dan 1 perempuan.
Hingga saat ini tim masih melakukan pencarian korban. Diperkirakan masih banyak korban yang tenggelam di perairan Bali.
Beberapa korban meninggal yang dievakuasi tampak mengenakan jaket pelampung. Para korban ini merupakan penumpang dari KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam saat menyebwrang dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk Kamis dini hari.
Hingga pukul 08.00 WITA, sejumlah ambulance dikerahkan dan tim SAR diarahkan ke Banyubiru.
Tim juga membuat tenda untuk mengevakuasi sementara korban meninggal. Evakuasi menunggu ambulance datang.
Kapolres Jembrana AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati di lokasi memimpin proses evakuasi. Ratusan masyarakat sekitar nampak berkerumun di sekitar lokasi.
Data dari BMKG menunjukkan tinggi gelombang di sekitar lokasi mencapai antara 1,7 meter hingga 2,5 meter pada saat kejadian.
Dari pihak operator penyeberangan, menerangkan bahwa gangguan mulai dialami kapal sekitar pukul 00.16 Wita ketika berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk.
Tiga menit kemudian, kapal mengalami mati total (blackout) dan langsung terbalik.