swarajombang.com
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI
No Result
View All Result
swarajombang.com
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI
No Result
View All Result
swarajombang.com
No Result
View All Result
Home Nasional

Camat Ploso Tridoyo Purnomo Didapuk Jadi Bung Karno, Meriah Pawai Titik Nol di Rejoagung

21-06-2025 12:52:40
in Nasional, Pendidikan, Traveling
Camat Ploso Tridoyo Purnomo Didapuk Jadi Bung Karno, Meriah Pawai Titik Nol di Rejoagung

Inilah aksi Camat Ploso, Tridoyo Purnomo ketika tampil sebagai Bung Karno dalam kirab tahunan Titik Nol, untuk menegaskan bahwa Bung Karno Lahir di Redjoagung, kcematan Polis, Jombang. Pawai dilaksanakan Jumat, 20 Juni 2025. Foto: bhirawan.com

Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Arief Hendro Soesatyo   |    Editor: Priyo Suwarno

JOMBANG, SWARAJOMBANG.COM- Pawai atau Kirab Titik Nol Ploso adalah acara tahunan yang digelar di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, untuk mengenang dan menghormati tempat kelahiran Bung Karno, Presiden pertama Indonesia.

Tokoh yang memerankan sosok Bung Karno dalam Kirab Titik Nol di Ploso adalah Camat Ploso, Tridoyo Purnomo. Ia didapuk memerankan Bung Karno dan mengenakan pakaian khas sang proklamator selama acara kirab tersebut berlangsung.

Rombongan berjalan menuju Sekolah Ongko Loro, sekolah tempat Raden Soekeni Sosrodiharjo, ayah Bung Karno, mengajar. Lalu berlanjut ke Sekolah Desa, tempat Bung Karno menimba ilmu di masa kecil, dan ke Pondok Pesantren Kedungturi, tempat beliau belajar mengaji. Kirab ditutup di Kantor Desa Losari, Kecamatan Ploso.

Jejak Bung Karno di Ploso Jombang, Desakan Penetapan Titik Nol Kelahiran Sang Proklamator
Yang menarik, sosok Bung Karno dalam kirab ini diperankan oleh Camat Ploso, Tridoyo Purnomo. Mengenakan pakaian khas ala Proklamator, Tridoyo tidak hanya menjadi ikon visual dalam acara, tetapi juga memberi makna tersendiri tentang kepemimpinan lokal yang peduli sejarah.

Betapa wajah-wajah ceria penuh semangat warga Ploso meramaikan Pawai Titik Nol, untuk mempertegas bahwa Bung karno lahir di Gang Buntu Rejoagung, kecamatan Ploso, Jombang. Pawai dilaksanakan Jumat, 20 Juni 2025. Foto: bongkah.id

“Terima kasih juga atas kehadiran semuanya pada prosesi kirab ini,” ujarnya kepada peserta kirab yang memadati rute perjalanan, Jumat, 20 Juni 2025, seperti diwartakan situs bonkgah.id.

Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tapi juga bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa Bung Karno.

“Pada dokumen-dokumen terbaru yang diteliti para pegiat sejarah, Bung Karno lahir di Ploso Jombang,” tegas Tridoyo.

Pada tahun 2025, misalnya, kirab tersebut digelar pada Jumat, 20 Juni 2025, sebagai bentuk penghormatan kepada jasa Bung Karno dan untuk mengenang jejak sejarah kelahirannya di Ploso.

tahun ini acara Kirab Titik Nol Bung Karno di Ploso Jombang tetap dilaksanakan. Pada Jumat, 20 Juni 2025, Camat Ploso bersama warga Kecamatan Ploso dan sekitarnya mengikuti kirab yang dimulai dari rumah kelahiran Bung Karno di Gang Buntu Desa Rejoagung, kemudian menelusuri lokasi-lokasi bersejarah seperti Sekolah Ongko Loro, sekolah desa tempat Bung Karno belajar, Pondok Pesantren Kedungturi, dan berakhir di Kantor Desa Losari.

Acara ini juga menampilkan pertunjukan teatrikal yang menggambarkan kelahiran Bung Karno sebagai “Putra Fajar” dan perjuangannya membawa Indonesia menuju kemerdekaan. Camat Ploso, Tridoyo Purnomo, bahkan didapuk memerankan sosok Bung Karno dalam kirab tersebut.

Acara ini dimulai dari rumah kelahiran Bung Karno yang dikenal sebagai “Titik Nol Bung Karno” di Gang Buntu, Desa Rejoagung, kemudian menyusuri beberapa lokasi bersejarah yang berkaitan dengan kehidupan masa kecil Bung Karno, seperti Sekolah Ongko Loro tempat ayahnya mengajar, sekolah desa tempat Bung Karno bersekolah, langgar tempat ia mengaji, dan berakhir di Kantor Desa Losari.

Kirab ini diikuti oleh warga Ploso dan sekitarnya serta pejabat setempat, termasuk Camat Ploso yang pada acara terakhir didapuk memerankan sosok Bung Karno.

Tujuan utama kirab ini adalah untuk menghormati jasa Bung Karno dan memperkuat pengakuan masyarakat bahwa Bung Karno lahir di Ploso Jombang pada 6 Juni 1902, berdasarkan dokumen dan penelitian para pegiat sejarah terbaru.

Selain itu, acara ini juga sebagai bentuk pelestarian jejak sejarah Bung Karno di wilayah tersebut, yang diharapkan kelak dapat dijadikan cagar budaya nasional.

Kirab ini juga menggambarkan suasana tahun 1950-an saat Bung Karno pernah berkunjung ke Ploso, dan menjadi momen penting bagi warga untuk mengenang perjuangan dan warisan budaya sang proklamator.

Acara Kirab Titik Nol Bung Karno di Ploso Jombang telah digelar secara rutin setiap tahun, dengan pelaksanaan yang semakin terorganisir dan melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah desa, Forkopimcam Ploso, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang, serta masyarakat sekitar.

Pada tahun 2024, Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Jombang mengeluarkan surat rekomendasi agar situs kelahiran Bung Karno di Ploso ditetapkan sebagai cagar budaya, yang menunjukkan bahwa kirab ini sudah berlangsung setidaknya beberapa tahun sebelum 2024 dan terus berlanjut hingga 2025.

Namun, tidak ada informasi pasti dari sumber yang tersedia mengenai sejak kapan tepatnya kirab ini mulai digelar pertama kali. Berdasarkan konteks dan perkembangan kegiatan yang semakin melibatkan banyak pihak, kirab ini kemungkinan sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari upaya pelestarian sejarah dan penghormatan terhadap Bung Karno di Ploso.

Tokoh di balik acara Kirab Titik Nol Bung Karno di Ploso Jombang adalah kolaborasi antara beberapa cendekiawan, pemerhati sejarah, masyarakat Desa Rejoagung dan Losari Kecamatan Ploso, serta pemerintah desa setempat.

Kepala Desa Losari, Sutrisno, secara aktif berperan dalam pelestarian jejak sejarah Bung Karno dan menjadi salah satu penggerak utama dalam menggelar kirab ini bersama jajaran Forkopimcam Ploso dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang.

Selain itu, Camat Ploso, Tridoyo Purnomo, juga berperan penting dengan ikut serta dalam kirab dan bahkan didapuk memerankan sosok Bung Karno saat acara berlangsung. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyelenggaraan kirab ini.

Secara keseluruhan, acara ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah desa, tokoh masyarakat, cendekiawan, dan warga sekitar yang memiliki komitmen kuat untuk menjaga dan melestarikan sejarah kelahiran Bung Karno di Ploso Jombang.

Acara Kirab Titik Nol Bung Karno di Ploso Jombang berisi rangkaian kegiatan yang sarat makna sejarah dan nasionalisme, antara lain:

  • Pertunjukan teatrikal yang memvisualisasikan kelahiran Bung Karno sebagai “Putra Fajar” dari rahim Ibu Pertiwi, menggugah perasaan penonton dan peserta dengan refleksi perjuangan Bung Karno melawan penjajah hingga kemerdekaan Indonesia.
  • Kirab budaya yang menelusuri sejumlah titik bersejarah di Ploso, seperti rumah kelahiran Bung Karno di Gang Buntu, Sekolah Ongko Loro tempat ayahnya mengajar, Sekolah Desa tempat Bung Karno belajar, dan Pondok Pesantren Kedungturi tempat ia menimba ilmu agama saat kecil.
  • Rangkaian kegiatan diakhiri di Kantor Desa Losari, di mana berbagai elemen masyarakat dan pejabat turut hadir dan berpartisipasi, termasuk Camat Ploso yang memerankan sosok Bung Karno dalam kirab tersebut.
  • Acara ini juga menjadi momen penanaman semangat kebangsaan dan pengenalan sejarah kepada generasi muda serta penghormatan kepada jasa-jasa Bung Karno.

Selain itu, kirab biasanya diiringi dengan dialog dan berbagai kegiatan budaya yang mendukung pelestarian sejarah kelahiran Bung Karno di Ploso. **

Tags: Bung karnoCamat PolosopawaiRejoagungTitik NolTridoyo
Previous Post

Fadli Zon Dinilai Hapuskan Fakta Sejarah, Pemerkosaan Massal Mei 1988 Hanya Rumor

Next Post

Pemkab Jombang Siapkan 8 Wali Asuh, 17 Wali Asrama dan 84 Tenaga Kebersihan untuk Sekolah Rakyat

Next Post
Pemkab Jombang Siapkan 8 Wali Asuh, 17 Wali Asrama dan 84 Tenaga Kebersihan untuk Sekolah Rakyat

Pemkab Jombang Siapkan 8 Wali Asuh, 17 Wali Asrama dan 84 Tenaga Kebersihan untuk Sekolah Rakyat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer

  • Lulusan PT Harus Jadi Agen Perubahan dan Memiliki Intelektualitas

    Lulusan PT Harus Jadi Agen Perubahan dan Memiliki Intelektualitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polemik Hukum Ijazah Jokowi, Prof Sofian Efendi: Tak Ada Bukti Kuat Ijazah Itu Ada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral Polisi Aniaya Sopir Truk di Jombang Berdamai di Mapolres, Propam Tetap Lanjutkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Jombang Serahkan Bantuan Rp. 700 Juta untuk Korban Erupsi Semeru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jika Penghuni Tak Bayar, Pemkab Jombang Akan Tutup Ruko Simpang Tiga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Logo Simple swarajombang

Redaksi
Pedoman Pemberitaan Media Siber
Kode Etik Jurnalistik

Kontak Kami

PT. Kredo Media Grup
Jl. Gubernur Suryo VII/ L-9, Jombang - 61418
Jawa Timur, Indonesia

Telp. 62-321-3086261
Fax. 62-321-3086261

[email protected]
[email protected]

No Result
View All Result
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI

© 2021 SwaraJombang.com - Design by SwaraJombang StudioSJ.