Penulis: Anwar Hudijono | Editor: Hadi S Purwanto
JAKARTA, SWARAJOMBANG.com – Deputi Bidang Pembangunan Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Warsito menyerahkan anugerah penghargaan pada maestro seni tradisi pada malam puncak Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) yang dilaksanakan di Hotel Tribrata Darmawangsa Jakarta, pada Selasa (17/09/2024).
AKI merupakan kegiatan pemberian penghargaan di bidang kebudayaan yang diberikan kepada Individu, komunitas/kelompok dan/atau lembaga yang berprestasi atau berkontribusi dalam pemajuan kebudayaan di Indonesia.
Warsito menyerahkan anugerah kepada Maestro Seni Tradisi yang merupakan salah satu kategori AKI yang diperuntukkan bagi individu berusia diatas 60 tahun, yang secara tekun dan gigih mengabdikan diri lebih dari 35 tahun pada jenis seni yang langka atau nyaris punah serta mewariskan kealihliannya kepada generasi muda bangsa.
Adapun para penerima penghargaan AKI 2024 untuk kategori Maestro Seni Tradisi, di antaranya Temu Misti (Seniman Tari Gandrung Banyuwangi), Kartolo (Seniman Ludruk Surabaya), Rusini (Penyusun dan Penari Tradisi), Tatang Setiadi (Seniman Tradisi), dan Baiya (Pendendang Nyanyian Sastra Lisan Panjang).
Selain itu, terdapat kategori lain yang terdapat pda AKI 2024, seperti Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Lembaga dan Perorangan Asing dan Kategori Anak. Terdapat juga tiga orang penerima tanda kehormatan, yakni Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma pencipta Shalawat Badar (Alm) Ali Manshur Shiddiq dan (Alm) Djauhar Zaharsyah Fahrudin Roesli (Harry Roesli) dalam perannya menjadikan seni musik sebagai ruang inkusif dan tanda kehormatan Satyalancana Kebudayaan yang pada kesempatan itu diberikan kepada (Alm) Henricus Supriyanto sebagai tokoh budayawan sekaligus pegiat dan pelestari kesenian ludruk.
AKI 2024 yang digelar sebagai persembahan istimewa bagi penggerak budaya ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk memajukan budaya secara bersama-sama, sehingga kekayaan budaya dapat terjaga dan lestari sebagaimana tema yang diusung “Persembahan Istimewa bagi Penggerak Budaya”.(*)