Penulis: Tony Harianto | Editor: Zainul A Basuni
SURABAYA, SWARAJOMBANG.com – Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diyakini akan tumplek blek mendukung Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi calon Wakil Presiden.
“Selama ini, Pak Muhadjir itu menjadi kebanggaan alumni HMI karena mampu membawa nama harum HMI dengan banyak prestasi dan reputasinya yang bagus. Seperti kinerjanya yang bagus sebagai menteri. Pemikiran-pemikiran pembaruannya yang tidak pernah kering. Bahkan dia itu sudah menjadi semacam role model bagi kalangan anak-anak HMI,” kata Fathurrachman, mantan pengurus HMI Badko Jawa Timur di Surabaya, Jumat (26/5/2023).
Nama Muhadjir Effendy masuk ke bursa Calon Wakil Presiden pertama kali pada tanggal 26 April 2023. Adalah Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin yang pertama kali melontarkan ide tersebut. Dia cocok berpasangan dengan Capres dari PDIP Ganjar Pranowo.
Senada dengan Ujang adalah guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UA) Surabaya Prof Hotman M Siahaan. Menurut dia, Muhadjir, selain memiliki kepribadian yang kuat, juga memiliki modal massa yaitu umat Muhammadiyah yang jumlahnya sangat besar.
Adapun pakar politik dari Universitas Brawijaya (UB) Malang Dr Abdul Aziz SR di Malang mengatakan, kalau Muhadjir muncul sebagai Cawapres alternatif untuk siapapun Capresnya adalah sesuatu yang normal dan wajar saja. Apalagi Muhadjir selain memang punya mutu diri secara intelektual dan kepribadian, juga memiliki pengalaman manajerial di pemerintahan.
Deklarator PAN Surabaya Herman Rivai mendesak PAN agar mendukung Muhadjir kalau tidak ingin ditinggal umat Muhammadiyah yang selama ini menjadi basis konstituennya.
Dukungan terus mengalir dari pelbagai kalangan masyarakat. Antara lain datang dari Masyarakat Perfilman yang menilai Muhadjir seperti iklan the botol, siapapun Capresnya Muhadjir wakilnya. Sejumlah komunitas relawan Jokowi-Makruf pada Pilpres 2019 menyatakan dukungan ke Muhadjir untuk menjadi Cawapres.
Dampak elektoral
Fathurrachman melihat, dukungan kepada Muhadjir tidak hanya dari alumni HMI tetapi juga alumni Pelajar Islam Indonesia (PII) dan umat Muhammadiyah. “Jadi dia itu memiliki dampak elektoral yang sangat signifikan. Dan ini menguntungkan siapapun Capres yang dia dampingi,” tegasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, banyak sisi yang menjadikan Muhadjir sebagai role model warga KAHMI dan anak-anak HMI. Antara lain pribadi yang ikhlas. Ini menunjukkan bekerja tanpa tendensi mencari popularitas atau menaikkan elektabilitas. Hal ini menjadi indikator bahwa dia menghayati dan mengamalkan nilai HMI yang diungkap dalam marsnya yaitu bersyukur dan ikhlas yakin usaha sampai untuk kemajuan.
“Saya tidak menemukan dia minta diundang podcast untuk bisa branding. Dia itu bukan pemimpin yang suka beretorika. Tidak suka berpolemik di ranah publik. Dia lebih banyak berpikir dan bekerja menemukan solusi untuk setiap masalah,” katanya.
Menurut dia, di antara nama-nama Cawapres yang muncul, Muhadjir ini relatif tidak memiliki resistensi bagi siapapun. Dia bisa diterima semua lapisan masyarakat. Figur demikian sangat dibutuhkan Indonesia yang sedang menghadapi polarisasi primordialistik secara tajam.