Penulis: Anwar Hudiojono | Editor: Hadi S Purwanto
SEMARANG, SWARAJOMBANG.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, untuk mengatasi banjir di Kota Semarang bisa dilakukan dengan cara mengubah peta aliran Sungai Pengkol menjadi lurus sehingga arus menjadi lancar dan tidak melimpas ke arah permukiman warga di Perumahan Dinar Indah.
“Mempertebal tanggul itu juga salah satu alternatif. Karena ini kan sudah terlalu tipis dan sudah lama. Hampir tiap tahun sungai ini meluap” kata Muhadjir saat blusukan meninjau lokasi lokasi jebolnya tanggul Sungai Pengkol di Kawasan Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, pada Selasa (31/01/2023).
Bencana banjir melanda Kota Semarang pada akhir tahun 2022 dan sampai awal tahun 2023. Salah satu yang paling parah adalah di Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Ratusan rumah tenggelam, seorang meninggal, ratusan orang dievakuasi.
Muhadjir blusukan melihat kondisi tanggul dan sungai pasca banjir. Kondisi saat dikunjungi air sungai sudah surut, tanggul sementara telah diperkuat dengan ditambah timbunan karung pasir dan penyangga bambu. Terlihat ladang warga yang rusak terkena dampak banjir.
Ia menegaskan, masalah banjir yang sering melanda Semarang khususnya di kawasan Perumahan Dinar Indah Semarang ini harus segera diselesaikan. “Ada beberapa alternatif penyelesaian. Pertama, mempertebal tanggul, memperkuat ya. Karena ini kan sudah terlalu tipis dan sudah lama. Hampir tiap tahun sungai ini meluap” kata Mendikbud Kabinet Jokowi jilid satu ini.
Selain itu, katanya, bisa dilakukan dengan mengubah peta aliran sungai menjadi lurus sehingga arus menjadi lancar dan tidak melimpas ke arah permukiman warga di Perumahan Dinar Indah.
Dia juga meminta kepada Lurah Meteseh untuk bisa mengganti atau tukar guling tanah warga yang berada di kawasan tanggul. “Pak Kades (Lurah Meteseh) tadi berjanji akan memfasilitasi warga yang punya tanah bisa tukar guling. Sehingga air atau arus sungai tidak menabrak ke permukiman sini,” kata Muhadjir.
Muhadjir memastikan langkah koordinasi akan segera dilakukan dengan Menteri PUPR mengenai solusi atas banjir itu, mengingat pentingnya sebagai bagian dari penanganan bencana.
“Saya kira sangat mungkin bantuan dari Kementerian PUPR, mungkin peralatan untuk mengeruk sungai dan mengubah alirannya, arah aliran. Nanti saya akan segera saya koordinasikan dengan Pak Basuki (Menteri PUPR), saya harap segera bisa diselesaikan,” kata guru besar Universitas Negeri Malang (UM) ini.
Dia memberikan santunan kepada empat ahli waris korban meninggal dunia banjir Semarang, masing-masing mendapatkan santunan sebesar Rp 15 juta. “Tentunya nilai santunan ini tidak seberapa bagi keluarga korban yang meninggal. Namun, ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah atas bencana yang terjadi,” ucap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Selain itu, dia juga membagikan paket sembako dan mainan kepada warga yang terdampak banjir. Dia juga menyempatkan bercengkerama dengan anak-anak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Aisyiyah, Meteseh yang memberikan sambutan pada kedatangan rombongan Menko PMK.