Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
JEPANG, SWARAJOMBANG.COM- Ilmuwan Jepang Profesor Manabu Kinoshita dari National Defense Medical College, telah menemukan darah buatan bersifat universal. Artinya dapat digunakan untuk transfusi ke pasien dengan semua golongan darah tanpa harus mencocokkan tipe darah.
Darah buatan ini terdiri dari trombosit dan sel darah merah yang berasal dari membran sel, dan telah diuji coba pada kelinci dengan hasil yang menjanjikan, yakni 6 dari 10 kelinci yang mengalami kehilangan darah serius berhasil diselamatkan tanpa efek samping negatif yang dilaporkan.
Keunggulan darah buatan ini selain sifatnya yang universal adalah kemampuannya untuk disimpan lebih lama dibandingkan darah asli.
Darah buatan tersebut dapat disimpan selama satu tahun pada suhu normal, sementara darah asli biasanya hanya bisa bertahan sekitar 20 hari pada suhu dingin, dan trombosit hanya dapat disimpan selama 4 hari. Hal ini sangat bermanfaat terutama untuk daerah terpencil yang sulit mendapatkan pasokan darah segar.
Penelitian ini masih dalam tahap awal dan belum diuji pada manusia, namun para ilmuwan berharap darah buatan ini dapat menjadi solusi transfusi darah yang lebih aman dan praktis di masa depan, mengatasi keterbatasan ketersediaan darah donor dan masalah kecocokan golongan darah.
Dengan kemampuan penyimpanan hingga dua tahun dalam lemari pendingin, darah buatan ini berpotensi menjadi terobosan besar dalam bidang medis, khususnya dalam penanganan pasien yang membutuhkan transfusi darah segera dan di lokasi yang sulit dijangkau.
Sayang, sampai saat ini darah buatan universal yang dikembangkan oleh ilmuwan Jepang saat ini belum bisa digunakan untuk manusia.
Penelitian dan uji coba baru dilakukan pada hewan, seperti kelinci, dengan hasil yang menjanjikan, namun belum memasuki tahap uji klinis pada manusia.
Oleh karena itu, darah buatan ini masih dalam tahap pengembangan dan perlu melalui proses pengujian lebih lanjut sebelum dapat digunakan secara aman dan efektif untuk transfusi pada manusia.
Jika darah buatan universal yang dikembangkan ilmuwan Jepang sudah diizinkan untuk digunakan pada manusia, secara teori darah tersebut dapat digunakan oleh penderita leukemia, terutama dalam konteks transfusi darah.
Penderita leukemia sering membutuhkan transfusi darah sebagai bagian dari pengobatan mereka, terutama selama kemoterapi yang dapat menurunkan jumlah sel darah sehat secara drastis.
Namun, penting dicatat bahwa darah buatan ini berfungsi sebagai pengganti darah untuk transfusi, bukan sebagai terapi penyembuhan leukemia itu sendiri.
Pengobatan leukemia biasanya melibatkan kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, atau terapi target yang bertujuan membunuh atau mengendalikan sel kanker darah. Transfusi darah diperlukan untuk mengatasi anemia atau kekurangan trombosit yang sering terjadi pada pasien leukemia akibat penyakit atau pengobatan.
Dengan demikian, darah buatan universal bisa menjadi sumber transfusi yang aman dan praktis bagi penderita leukemia yang memerlukan darah, terutama jika kesulitan mendapatkan darah donor yang cocok. Namun, darah buatan ini bukan pengganti pengobatan kanker darah itu sendiri, melainkan sebagai dukungan medis untuk menjaga kestabilan kondisi darah pasien selama terapi kanker berlangsung. **