swarajombang.com
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI
No Result
View All Result
swarajombang.com
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI
No Result
View All Result
swarajombang.com
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Terjerat Kasus Kredit Fiktif Rp 469,4 Miliar, Rhenald Kasali Sarankan BPD Belajar ke Bank Jatim

15-05-2025 18:31:02
in Ekonomi, Pendidikan
Terjerat  Kasus Kredit Fiktif Rp 469,4 Miliar, Rhenald Kasali Sarankan BPD Belajar ke Bank Jatim

Profesor Rhenald Kasali mengunggah video di akun instagramnya, tentang Pemprov Jatim dan Bank Jatim, rilis 14 Mei 2025. Tangkap layar video [email protected]

Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Saifudin  |  Editor: Priyo Suwarno

SURABAYA, SWARAJOMBANG.COM- Dihantam badai kredit fiktik senilai Rp 569,4 miliar serta diguncang oleh aksi unjuk rasa, Bank Jatim berusaha bangkit dengan cara  meng-hire, Profesor Rhenald Kasali untuk memperbaiki citranya.

Profesor Rhenald Kasali resmi mengundurkan diri dari jabatan sebagai guru besar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) sejak 20 April 2025, bersamaan dengan pengunduran dirinya sebagai Komisaris PT Pos Indonesia..

Rhenlad pun mengunggah sebuah video di akun [email protected], hari Rabu, 14 Mei 2025, berisi pujian kepada pemerintah Jawa Timur dan Bank Jatim, di bawah ini narasinya:

Saya baru saja kembali dari Jawa Timur. Dan seperti biasa, setiap saya kembali dari satu provinsi ke provinsi lainnya, dan provinsi yang berkesan di hati saya pasti saya ingin bercerita.

Tapi kali ini, saya ingin bercerita tentang Bank Jatim. Ini adalah bank BPD yang labanya tertinggi di antara bank-bank daerah yang ada di seluruh Indonesia. Labanya mencapai Rp 1,28 triliun, pada tahun 2024.

Dan yang menarik adalah selalu ada kedekatan. Yang sebetulnya ini adalah nuansa Jawa Timur. Dan, saya selalu senang sekali kalau diundang ke Jawa Timur. Pelaku usahanya guyub, seneng ngobrol dan juga dekat.

Sama saja ketika baru saja turun dari pesawat naik mobil. Hampir semua driver itu selalu menyetel Radio SS (Suara Surabaya) dan semuanya begitu seru mengikuti penangkapan maling mobil. Maling mobil itu paling tidak berkutik di Jawa Timur. Karena ada radio dan masyarakatnya bekerja sama.

Dan yang menarik perhatian saya adalah UMKM-nya tidak ketinggalan. Jadi, saya lihat datanya ternyata retribusi sektor UMKM-nya di Jawa Timur 58,18 persen dari PDRB Jatim. Menurut saya, bank-bank di daerah lain, perlu belajar ke Jawa Timur. Bagaimana mereka bisa mengembangkan sektor UMKM dengan baik.

Nah, Jawa Timur menarik, karena ada sektor industri yang berkembang pesat, industri pengolahan, transportasi, pertaniannya juga bagus. Lalu jumlah UMKM nya itu adalah yang ketiga terbesar se-Indonesia, setelah Jawa Barat.

Kemarin saya membaca berita bahwa ada satu setengah juta UMKM naik kelas. Mungkin provinsi-provinsi lain bisa belajar ke Jawa Timur. Seperti dulu, orang banyak datang ke Banyuwangi untuk belajar tentang bagaimana transparensi dan profesionalisme pemerintahan daerah. Dan kalian bisa dateng ke pemerintah Jawa Timur, untuk melihat Bank Jatim.

Jadi saya menyaksikan ketika ada bencana, Bank Jatim itu selalu hadir disana dan memberikan kontribusi sehingga masyarakat kemudian memberikan upaya evekuasi dan sebagainya. Mereka membina UMKM dan sangat baik sekali. Akibatnya, mereka memliki dana dari pihak ketiga yang terus tumbuh.

Menurut saya, sebuah bank itu harus dekat dengan masyarakatnya, harus berinteraksi. Maka, topik-topik tentang relationship, custumer relationships itu sangat diminati oleh Bank Jatim.

Menempatkan orang-orang yang mau mendengarkan masyarakat di sana. Kedekatan dengan masyarakat itu memang harus dipelihara. Di Jawa Timur itu masyarakat, pelaku usaha dan banknya berkolaborasi dengan baik sekli. Ini adalah modal penting untuk memajukan bank daerah. Apalagi saat ini, banyak daerah yang sekarang macam-macam mengalami kesulitan ekonomi dan lalin-lain sebagainya. Tetapi bank ini justri tumbuh.

Ya mudah-mudahan ini bisa diikuti oleh seluruh provinsi-provinsi yang lain. Bank daerah jangan kalah dengan bank nasional. Stay relevant!

Secara keseluruhan, kesuksesan Bank Jatim yang dibicarakan oleh pimpinan dan tercermin dalam berbagai penghargaan dan kinerja keuangan dapat dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang sering disampaikan oleh Profesor Rhenald Kasali, yaitu inovasi, adaptasi terhadap perubahan, pengelolaan sumber daya manusia yang baik, dan sinergi antar lembaga untuk menciptakan nilai tambah.

Narasi Rhenald Kasali muncul, setelah Bank Jatim mengalami kasus kredit fiktif sebanyak 69 transaksi dengan kerugian lebih dari setengah triliun rupiah.

69 Kredit Fiktif Rp 569,4 Miliar
Kasus kredit fiktif di Bank Jatim Cabang Jakarta terungkap dengan nilai kerugian mencapai sekitar Rp 569,4 miliar. Skandal ini melibatkan 69 kasus kredit fiktif yang diberikan kepada dua perusahaan:

  • PT Indi Daya Group
  • PT Indi Daya Rekapratama

Kedua perusahaan itu menggunakan modus operandi  pencairan kredit secara ilegal menggunakan perusahaan nominee dan dokumen yang direkayasa, dengan kolusi antara oknum internal Bank Jatim, termasuk Kepala Cabang Bank Jatim Cabang Jakarta bernama Benny, dan pihak luar. Cara membobolnya menggunakan  dokumen palsu dan agunan fiktif seolah-olah ada kerja sama dengan BUMN yang sebenarnya tidak ada.

Benny diduga sebagai aktor utama yang memfasilitasi pencairan kredit fiktif tersebut. Selain Benny, tiga tersangka lain juga telah ditetapkan oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Kasus ini menyebabkan banyak instansi dan nasabah kehilangan kepercayaan, bahkan beberapa instansi berencana memindahkan dananya dari Bank Jatim akibat dampak skandal ini. Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Sekdaprov dan Wakil Gubernur menyesalkan kasus ini dan telah melakukan langkah-langkah evaluasi dan pembenahan internal, termasuk audit dan kerja sama dengan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

DPRD Jawa Timur dan partai politik seperti PKB juga menuntut pembentukan panitia khusus untuk mengusut kasus ini sampai tuntas dan merekomendasikan penggantian total jajaran direksi dan komisaris Bank Jatim agar kepercayaan publik dapat dipulihkan.

Secara keseluruhan, skandal kredit fiktif ini menjadi pukulan berat bagi Bank Jatim, yang selama ini dikenal sebagai bank pembangunan daerah terbesar di Jawa Timur, dan menuntut reformasi menyeluruh dalam tata kelola dan pengawasan internal bank tersebut.

Hasil evaluasi terhadap Bank Jatim, terutama setelah terungkapnya kasus kredit fiktif senilai sekitar Rp569,4 miliar, menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk penguatan pengawasan internal dan manajemen risiko.

Sekretaris Daerah Jawa Timur yang juga Komisaris Utama Bank Jatim, Adhy Karyono  memastikan akan dilakukan evaluasi terhadap Direksi Bank Jatim sebagai dampak dari kasus tersebut. Evaluasi ini mencakup penguatan peran pengawasan intern untuk lebih intens mengawasi pola kredit yang mencurigakan di cabang-cabang, serta memperbaiki sistem manajemen risiko melalui mekanisme “check and re-check” agar kredit yang disalurkan lebih aman.

Selain itu, aspek pengelolaan sumber daya manusia, khususnya dalam penunjukan kepala cabang, juga menjadi fokus evaluasi untuk mencegah terulangnya kasus serupa.

Meski demikian, secara finansial Bank Jatim masih menunjukkan kinerja yang solid dengan rasio kecukupan modal (CAR) yang tinggi, net interest margin (NIM) yang positif, dan laba yang tetap tercatat pada tahun 2024. Namun, pada awal 2025 terdapat penurunan laba sekitar 23,98% karena kenaikan beban operasional, termasuk beban impairment yang signifikan, yang juga menjadi perhatian dalam evaluasi kinerja bank.

Secara keseluruhan, hasil evaluasi menekankan perlunya reformasi tata kelola internal, pengawasan yang lebih ketat, dan perbaikan manajemen risiko serta SDM untuk memulihkan kepercayaan publik dan menjaga stabilitas operasional Bank Jatim pasca kasus kredit fiktif. **

Tags: Bank Jatimbelajarfiktirkreditprovinsi JatimRhenald Kasali
Previous Post

Mengenal Gebetan Baru Ari Lasso, Dearly Djoshua yang Pengusaha Kuliner

Next Post

Hari Ini Resmikan Masjid, UISI Manfaatkan Silo Semen Gresik Jadi Kampus Heritage

Next Post
Hari Ini Resmikan Masjid, UISI Manfaatkan Silo Semen Gresik Jadi Kampus Heritage

Hari Ini Resmikan Masjid, UISI Manfaatkan Silo Semen Gresik Jadi Kampus Heritage

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer

  • Lulusan PT Harus Jadi Agen Perubahan dan Memiliki Intelektualitas

    Lulusan PT Harus Jadi Agen Perubahan dan Memiliki Intelektualitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral Polisi Aniaya Sopir Truk di Jombang Berdamai di Mapolres, Propam Tetap Lanjutkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polemik Hukum Ijazah Jokowi, Prof Sofian Efendi: Tak Ada Bukti Kuat Ijazah Itu Ada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Jombang Serahkan Bantuan Rp. 700 Juta untuk Korban Erupsi Semeru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jika Penghuni Tak Bayar, Pemkab Jombang Akan Tutup Ruko Simpang Tiga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Logo Simple swarajombang

Redaksi
Pedoman Pemberitaan Media Siber
Kode Etik Jurnalistik

Kontak Kami

PT. Kredo Media Grup
Jl. Gubernur Suryo VII/ L-9, Jombang - 61418
Jawa Timur, Indonesia

Telp. 62-321-3086261
Fax. 62-321-3086261

[email protected]
[email protected]

No Result
View All Result
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI

© 2021 SwaraJombang.com - Design by SwaraJombang StudioSJ.