Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
SHENZHEN- SWARAJOMBANG.COM- Sebuah insiden tidak biasa terjadi pada penerbangan Shenzhen Airlines tanggal 1 April 2025, ketika dua penumpang wanita terlibat pertengkaran sengit yang berujung pada seorang pramugari digigit saat berusaha melerai. Kejadian ini bermula dari keluhan salah satu penumpang tentang bau badan penumpang di sebelahnya, yang kemudian dibalas dengan protes mengenai aroma parfum yang terlalu menyengat.
Eskalasi Konflik hingga Pramugari Jadi Korban
Awalnya, situasi hanya berupa adu mulut, namun dengan cepat berubah menjadi aksi fisik. Saat pramugari berusaha menenangkan kedua penumpang, salah satu dari mereka malah menggigit lengan pramugari hingga menyebabkan luka. Akibat insiden ini, penerbangan tertunda selama dua jam, dan seluruh penumpang diminta turun dari pesawat untuk memastikan keamanan.
Pihak berwenang kemudian mengamankan kedua wanita yang terlibat, meski hingga kini belum ada kepastian mengenai sanksi yang akan diberikan kepada mereka.
Respons Publik dan Dampak Lebih Luas
Insiden ini memicu gelombang kecaman di media sosial, dengan banyak warganet menuntut agar kedua penumpang dimasukkan dalam daftar hitam transportasi umum. Sebagian lainnya menyoroti nasib pramugari, menyarankan agar ia segera mendapatkan vaksinasi pasca-gigitan untuk mencegah risiko infeksi.
Lebih dari sekadar konflik antarpribadi, kejadian ini menyoroti pentingnya kesadaran akan kebersihan diri dan toleransi di ruang publik, terutama di lingkungan terbatas seperti kabin pesawat.
Bau Badan di Ruang Tertutup: Mengapa Bisa Memicu Konflik?
Insiden di pesawat Shenzhen Airlines memperlihatkan bagaimana bau badan—atau bahkan parfum yang terlalu kuat—dapat menjadi pemicu ketidaknyamanan hingga konflik di ruang tertutup.
Penyebab Bau Badan
Menurut Stephanie Watson dari Harvard Women’s Health Watch, bau badan umumnya muncul akibat interaksi bakteri dengan keringat dari kelenjar apokrin, terutama di area seperti ketiak dan selangkangan. Beberapa faktor yang memperparah bau badan antara lain:
- Hiperhidrosis – Kondisi produksi keringat berlebihan, baik karena faktor genetik atau masalah medis tertentu.
- Pola Makan – Konsumsi bawang, daging merah, atau makanan beraroma kuat dapat memengaruhi bau tubuh.
- Kebersihan Diri – Kurangnya mandi atau penggunaan pakaian yang tidak menyerap keringat memperburuk masalah.
Solusi Mengatasi Bau Badan
Untuk mengurangi risiko ketidaknyamanan di ruang publik, beberapa langkah berikut dapat dilakukan:
✔ Mandi teratur – Terutama setelah beraktivitas berat.
✔ Gunakan antiperspirant/deodoran – Membantu mengurangi keringat dan bau.
✔ Pilih bahan pakaian yang tepat – Katun atau bahan bernapas membantu menyerap keringat.
✔ Perhatikan pola makan – Kurangi konsumsi makanan pemicu bau menyengat.
Jika masalah bau badan tidak teratasi dengan perubahan gaya hidup, konsultasi medis seperti penggunaan botox atau obat khusus bisa menjadi solusi.
Pelajaran dari Insiden: Pentingnya Etika dan Toleransi
Kasus ini mengingatkan kita bahwa interaksi di ruang publik memerlukan kesadaran akan kebersihan diri sekaligus toleransi terhadap perbedaan. Edukasi tentang penanganan bau badan dan penggunaan parfum yang wajar dapat membantu mencegah konflik serupa di masa depan.
Sementara maskapai penerbangan mungkin perlu mempertimbangkan kebijakan yang lebih tegas terhadap penumpang yang mengganggu ketertiban, masyarakat juga diharapkan lebih bijak dalam menyikapi perbedaan di ruang bersama.