Penulis : Jayadi | Editor : Aditya Prayoga
INDONESIA-SWARAJOMBANG.COM: PT Pertamina (Persero) telah menguji sampel BBM di 2.457 dari 7.842 SPBU di seluruh Indonesia. Pengujian ini melibatkan LEMIGAS dan Lembaga Independent Surveyor untuk memastikan kualitas BBM sesuai spesifikasi.
Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap dugaan BBM oplosan yang meresahkan masyarakat.
“Dari kurang lebih 7.842 SPBU seluruh Indonesia, per hari ini sudah kurang lebih 30% yang kami uji sampel sebanyak 2.457 SPBU. Tentunya nanti hasilnya akan kami update terus ke masyarakat,” ujar Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (11/3/2025).
Pertamina juga mengajak masyarakat untuk terlibat dalam proses pengujian guna meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik.
“Kami juga mengundang keterlibatan masyarakat apabila ingin ikut serta pada saat uji sampel di lapangan,” tambah Simon.
Baca juga
Konsep Sekolah Rakyat: Pendidikan Berkualitas Gratis untuk Keluarga Miskin
Baca juga
Kapolres Ngada NTT Diduga Bikin Video Porno, Korban di Bawah Umur Bisa Lebih dari Tiga
Sementara itu, pengusaha SPBU Pertamina mengeluhkan penurunan omzet Pertamax hingga 50% akibat kabar dugaan oplosan Pertalite (RON 90) menjadi Pertamax (RON 92) yang menyeret pejabat PT Pertamina Patra Niaga dalam kasus korupsi.
Ketua DPC Hiswana Migas, Syarif Hidayat, menyatakan banyak pemilik SPBU, terutama yang berdekatan dengan SPBU swasta, mengalami penurunan penjualan.
“Omzet Pertamax mereka turun. Berkisar 30 hingga 50 persen,” ujarnya saat dikonfirmasi VOI, Rabu, 12 Maret.
Tak hanya Pertamax, penjualan Pertalite juga mengalami penurunan. Namun, Syarif mengakui tidak memiliki data pasti mengenai jumlah SPBU yang terdampak.
“Mungkin penurunan ini sebagian juga disebabkan karena sedang bulan Ramadan juga. Karena Pertalite juga sedikit mengalami penurunan,” jelasnya.
Ia pun meminta pemerintah meyakinkan masyarakat bahwa Pertamax dengan RON 92 adalah produk berkualitas yang telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan pemerintah.***