Penulis: Khristina Kencana | Editor: Hadi S Purwanto
MAKAN tidak sekadar karena menu yang cocok dan enak, tapi suasana tempat makan termasuk factor yang penting. Makan di restoran mewah di Tengah kota besar mungkin hal biasa, tapi Anda perlu mencoba makan di Restoran Teratai Indah di Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Restoran yang berdiri sejak 1989 itu menyajikan berbagai menu ikan laut dan seafood serta beragam menu lainnya. Restoran ini dibangun memanjang di tepian Sungai Kakap dengan tiang dari kayu belian (kayu ulin/ kayu besi kalau di Kalimantan Selatan atau di Kalimantan Timur) dan bisa menampung sekitar 500 orang lebih.
“Biasanya hari Sabtu dan Minggu restoran kami ramai pengunjung,” kata Liu Tjin Thong, pemilik restoran itu kepada KREDONEWS.COM, Selasa (10/12/2024).
Tempat ini menawarkan berbagai menu utama seperti seafood dan beberapa menu lainnya seperti ikan bakar yang dibakar dengan bumbu khas, udangyang disajikan dalam berbagai olahan, termasuk udang goreng dan udang bakar.
Ada juga kepitingdengan variasi masakan, seperti kepiting saus tiram. Cumi-cumi dimasak dengan bumbu pilihan atau digoreng tepung dan beragam menu lainnya.
Liu Menegaskan, sejak berdiri pada 1989, Restoran Teratai Indah tidak pernah membuka cabang Dimana pun. “Restoran Teratai Indah Sungai Kakap hanya ada di Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Tidak ada di tempat lain,” ujarnya.
Dikatakan, ketika awal berdiri sampai pertengahan 1990-an, usaha restorannya begitu ramai. Tapi setelah, reformasi 1998, mulai ada penurunan. “Tidak hanya sepi, tapi langsung drop,” katanya, seperti mengeluh.
Menurut Liu, sepinya pengunjung itu lantara mereka takut setelah terjadi kerusuhan 1998. Namun, beberapa tahun kemudian mulai tumbuh Kembali.
Restoran itu Kembali turun omzet Ketika terjadi Covid-19, dimana masyrakat banyak yang tidak berani keluar rumah.
Betapapun beratnya, Liu tetap mempertahankan usaha restorannya lantaran dia harus bertanggung jawab kepada karyawannya yang juga punya keluarga.
Ikan Makin Sulit
Lebih jauh Liu menceritakan, saat ini untuk mendapatkan ikan yang baik semakin sulit. Dulu, ketika Susi Pudjiastuti masih menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) berbagai macam ikan dan seafood (bahkan lobster), begitu mudah didapat. Para nelayan sering menjual pada berbagai macam ikan tangkapan laut.
Namun, begitu Susi tidak lagi menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, para nelayan mulai kesulitan mendapatkan ikan.
Sejumlah nelayan di sekitar Sungai Kakap menceritakan, mereka hidup lebih Makmur Ketika Susi Pudjiastuti menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan. Karena, menurut mereka, kapal-kapal nelayan dari Vietnam, Thailand, Malaysia dan Filiphina yang mencuri ikan di perairan Indonesia banyak yang ditangkap dan kapalnya dihancurkan.
“Namun sekarang, setelah Bu Susi tidak menjabat Menteri, pencurian marak lagi,” ujar seorang nelayan yang tidak mau disebut Namanya.
Para nelayan menceritakan, kapal-kapal asing pencuri ikan itu menggunakan kapal besar dan awak kapal mereka bersenjata.
“Kapal kami kecil dan kami tidak bersenjata. Kami tidak berani menghalau mereka,” keluh para nelayan.
Kondisi nelayan yang kini mulai sulit mencari ikan itu, Liu juga mendengarnya. “Habis, bagaimana lagi? Kasihan juga para nelayan itu,” tutur Liu sembari menambahkan bahwa sekarang dia kesulitan mendapatkan ikan dari para nelayan.
Restoran Teratai Indah yang dikelolanya itu, kini memang tidak seramai dulu “Yaaa, ada penurunan sekitar 40 persen,” katanya.