Penulis: Anwar Hudijono | Editor: Ipong D Cahyono
TAPANULI SELATAN , SWARAJOMBANG.com – Revolusi Mental harus mampu mendorong komitmen ketahanan berkelanjutan dalam pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim. Program itu dapat dikembangkan pada masyarakat, dapat dikembangkan di sekolah untuk mewujudkan sekolah yang hijau sekaligus menggelorakan transformasi koperasi di Indonesia agar kemandirian dan kedaulatan bangsa dapat terwujud secara paripurna.
Hal ini disampaikan Deputi Koordinator Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi mewakili Menko PMK Muhajir Effendy dalam Gelar Karya Revolusi Mental melalui Kolaborasi Penanaman Sepuluh Juta Pohon di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) yang dipusatkan di Ponpes Muhammadiyah KH.Ahmad Dahlan, di Desa Kampung Setia, Kelurahan Baringin, Kecamatan Sipirok, Tapsel, Kamis (23/11/2023).
“Untuk itu, di sini saya sangat optimis bahwa Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) mampu melahirkan kader-kader militan yang mampu memberikan kontribusi pembangunan di negara ini. Revolusi mental, ini bukan hanya program dari Bapak Presiden Joko Widodo akan tetapi sebuah keharusan sampai bisa mencapai Indonesia Emas 2045,” ujar Didik
Lebih lanjut Didik menyampaikan bahwa kita harus berani untuk berubah lebih baik, demi Indonesia maju. Menjadi negara yang mampu mengurangi risiko bencana dan mampu menghadapi perubahan Iklim. Di sisi lain dengan bonus demografinya, diharapkan bisa menghasilkan pengusaha-pengusaha muda untuk membangun negeri ini.
“Makanya kita di sini juga menanam pohon buah karena kenyataannya kita masih banyak impor buah padahal buah-buahan lokal kita tak kalah kualitasnya,” berharap bahwa penanaman buah ini akan membawa dampak bagi perekonomian masyarakat sekitar.
“Saya sendiri berharap siapapun nantinya yang akan menjadi Presiden untuk tetap melanjutkan program Kolaborasi Sepuluh Juta Pohon ini. Agar perubahan bisa terus dilaksanakan, peningkatan, tentu untuk sama-sama mengawal pembangunan,” jelasnya.
“Dan perlu kita tahu bahwa sejauh ini kita sudah menanam 15 juta pohon. Dalam upaya kita untuk mengurangi terjadinya bencana,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itum Deputi Didik hadir bersama Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana Kemenko PMK Nelwan Harahap yang mewakili Deputi II Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK.
“Program Gerakan nasional Revolusi Mental salah satunya adalah Gerakan Penanaman Sepuluh Juta Pohon. Tujuan untuk mendukung kegiatan rangkaian bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Setidaknya aksi ini untuk tumbuh kembangkan dan mendukung sikap gotong royong,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu selaku tuan rumah menyampaikan terima kasih karena Gelar Karya Revolusi Mental dipusatkan di Tapsel bertepatan dengan HUT Ke-73 Tapsel. Ditegaskan Dolly, pihaknya akan berkomitmen meneruskan aksi nyata Penanaman Sepuluh Juta Pohon di daerahnya.
“Sepuluh jutaan pohon yang kita tanam saat ini belum sebanding dengan apa yang sudah kita ambil. Akan tetapi ini menjadi salah satu upaya atau penyemangat agar bumi kita semakin baik lagi dan lebih hijau kembali, atau demi anak cucu ke depan,” tegasnya.
“Tapsel sendiri di tahun lalu menjadi salah satu yang terbaik se-Sumatera Utara, dalam segi indeks kesehatan lingkungan dan peringkat ke-50 se-Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu Hapendi Harahap selaku Ketua Umum Pesatuan Alumni Pelajar Padangsidimpuan dan Sekitarnya (PAPPSI) selaku pelaksana kegiatan Gelar Karya Revolusi Mental menyebutkan bahwa di Tapanuli Bagian Selatan akan akan ditanami pohon produktif seperti trembesi, durian dan masih banyak lagi.
“Sebanyak 44.600 pohon untuk Tapsel, 38.350 pohon Paluta, 61.900 pohon Padangsidimpuan, 27.750 Palas dan Madina sendiri 53.000 pohon. Kegiatan ini juga sudah dimulai dari sebulan yang lalu juga untuk membina koperasi,” tegas Hapendi
Koperasi Pondok Pesantren dan Sekolah
Selain penanaman Sepuluh Juta Pohon, dalam kesempatan ini bersama pemerintah daerah di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) antara lain Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Mandailing Natal dan Kota Padangsidimpuan, melaksanakan pencanganan 407 Koperasi Pondok Pesantren (Ponpes) dan Sekolah Siswa se Sumatera Utara yang juga dipusatkan di Pondok Pesantren KH Ahmad Dahlan Sipirok Tapanuli Selatan.
“Kita berharap nantinya akan lahir dari Tapsel, pengusaha-pengusaha baru, untuk membangun Indonesia khususnya di Tapsel agar lebih baik lagi. Tentu diperlukan kerja keras, berani mengambil risiko dan kemauan yang kuat. Dan pada akhirnya bukan hanya pencari kerja akan tetapi pencipta lapangan pekerjaan,” terang Didik sesaat setelah melakukan pencanangan koperasi Ponpes dan Sekolah se Sumatera Utara.
Deputi Didik juga menyampaikan bahwa program Santripreneur sudah banyak menciptakan entrepreneur yang berbasis pesantren.
“Ini akan sinkron dengan pencanangan koperasi sekolah, madrasah dan pesantren yang kementerian canangkan supaya sekolah tidak hanya mengandalkan dana BOS dan bantuan operasional lainnya, namun bisa lebih mandiri hasil dari aktivitas usaha murid di dalamnya,” tegas Didik sekali lagi berharap semangat berkoperasi dan berwirausaha menjadi nafas di sekolah dan ponpes yang berkoperasi.
Di kesempatan itu Deputi dan Bupati Tapsel menyerahkan sejumlah bantuan dari Kemensos RI yakni bantuan sosial 500 paket sembako, 380 paket perlengkapan sekolah bantuan kearifan lokal, bantuan logistik lumbung sosial kesiapsiagaan bencana alam, dan bantuan ahli waris korban bencana alam.
BNPB Nasional juga berkontribusi dalam bantuan penyiapan kebencanaan sebagai upaya mitigasi kebencanaan di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Mandailing Natal dan Kota Padangsidimpuan). Turut hadiri Forkopimda Tapsel, Sekretaris Daerah, Pimpinan OPD, Kepala Bagian, Camat Sipirok, Pewakilan Kementerian Sosial, Perwakilan Badan Nasional Penanggulan Bencana, PAPPSI Perwakilan Tapanuli Bagian Selatan.