Penulis: Anwar Hudijono | Editor: Hadi S Purwanto
PEKANBARU, SWARAJOMBANG.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan apresiasi kepada komunitas agama Katolik yang sudah banyak membantu pemerintah di masa sulit pandemi Covid-19, permasalahan stunting, dan kemiskinan, khususnya di wilayah Indonesia Timur.
Muhadjir menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Tahun 2023 Pemuda Katolik, di Pekanbaru, Jumat (19/5/2023).
Hadir pada acara itu antara lain Gubernur Riau Syamsuar, Anggota DPR RI Effendy Sianipar, Anggota DPD RI Haripinto Tanuwidjaja, Uskup Agung Padang Mgr Vitus Rubianto Solichin, Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma.
Selain itu, hadir pula Ketua Komisariat Daerah Pemuda Katolik Riau Lorensius Purba, Ketua Panitia Rapimnas I Pemuda Katolik Tahun 2023 Pandapotan Sitanggang, dan peserta Rapimnas Pemuda Katolik Tahun 2023 dari seluruh Indonesia.
“Saya berterima kasih kepada seluruh umat Katolik yang telah betul-betul ambil bagian. Mulai dari waktu Covid-19 kami gunakan gereja untuk melakukan vaksinasi memberikan penyuluhan, bahkan juga memberikan bantuan sosial di wilayah yang mayoritas umat gerejawi. Dan ini punya andil luar biasa. Kita juga terus bersama-sama seperti NTT itu dukungan gereja luar biasa,” ungkapnya.
Muhadjir mengatakan, dasar negara Indonesia Pancasila menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama. Harus kita diakui, sila pertama ini adalah energi yang melimpah yang mengimbas pada sila-sila berikutnya. “Tanpa ada sila pertama saya yakin empat sila lain akan mengalami kekosongan,” ungkapnya.
Dia mengharapkan, komunitas keagamaan bisa saling memperat hubungan lintas keagamaan dan lintas keyakinan untuk bahu membanhu dalam pembangunan nasional. Apabila komunitas keagamaan bisa bertenggang rasa dan solid, maka akan menjadi ujung tombak dalam mengatasi berbagai macam masalah kebangsaan.
“Oleh karena itu kita ingin betul-betul bergandengan tangan semua umat beragama yang menempatkan sila pertama adalah segalanya itu untuk menjadi spirit utama dari kemajuan bangsa kedepan,” imbuh Muhadjir
Lebih lanjut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Jokowi Jilid Satu ini menekankan, semua keyakinan agama selalu mengedepankan aspek nilai kemanusiaan. Untuk itu dia meminta seluruh komunitas agama di Indonesia selalu mengutamakan solidaritas dan nilai kemanusiaan dibandingkan dengan ego “chauvinisme” masing-masing umat. Hal itu juga untuk mewujudkan Indonesia yang inklusif dan toleran.
“Dan inilah aspek nilai ketuhanan nilai kemanusiaan yang perlu kita kedepankan untuk membangun Indonesia ke depan,” ucapnya.
Menutup sambutannya, Menko PMK juga membacakan pantun yang memberikan apresiasi dan semangat pada para Pemuda Katolik untuk turut serta dalam membangun bangsa Indonesia.
Padi muda jangan dilurut,
Kalau dilurut, pecah batang,
Para pemuda Katolik harus pantang surut,
Kalau surut Indonesia Emas tak akan datang
Masak nasi menggunakan kayu bakar,
Walau begitu tetaplah enak rasanya
Dengan semangat berkobar-kobar,
Mari pemuda Katolik membangun bangsa.