Penulis: Anwar Hudijono | Editor: Hadi S Purwanto
JAKARTA, SWARAJOMBANG.com – Pemerintah menyiapkan peluncuran Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi pada 28 Februari 2023 mendatang. Tujuannya untuk mendeteksi gejala stunting kepada para balita di Indonesia. Akan diikuti sekitar 14 juta balita seluruh Indononesia.
Untuk persiapan itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mulai melakukan pengecekan lapangan. Di antaranya, mengunjungi Pos Layanan Terpadu (Posyandu) RW 12 Kelurahan Duri Pulo, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (20/2/2023).
Pada acara tersebut ia didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti, Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma, Camat Gambir Andri Ferdian, Lurah Duri Pulo Suyono, dan para kader penyuluh yang ada di Posyandu RW 012 Duri Pulo.
Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi digelar untuk mendeteksi gejala stunting kepada para balita di Indonesia. Harapannya stunting dapat dicegah sedini mungkin dan diintervensi.
Kegiatan tersebut meliputi pengukuran lingkar kepala, berat dan tinggi badan bayi, pemberian imunisasi, pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin A bagi balita, serta penyuluhan kesehatan oleh para kader Posyandu.
Gerakan tersebut akan melibatkan 300.188 Posyandu yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah balita yang ditimbang sebanyak 14 juta berdasarkan data Elektronik Pelaporan Pencatatan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM).
Makanan tambahan
Dari berbagai isu balita, Muhadjir menyebut terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Salah satunya pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil (bumil) dan balita. Karena saat ini, bantuan yang diberikan menurutnya terlalu rendah hanya sebesar Rp 10 ribu per bulan.
Untuk ibu kota, Muhadjir meminta Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk mengubah peraturannya terkait bantuan pemberian makanan tambahan supaya ditingkatkan. Sehingga anak-anak dan ibu hamil mendapatkan asupan makanan tambahan yang cukup dan tidak terkena stunting.
“Karena kalau sudah terkena stunting itu lebih berat memulihkan daripada mencegahnya. Oleh karena itu, saya meminta Kemenkes dan Pak Gubernur untuk memberikan bantuan langsung melalui puskesmas bagi seluruh warga khususnya ibu hamil dan para balita,” jelas Mendikbud pada Kabinet Jokowi Jilid Satu ini.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bergotong-royong dalam memberikan makanan sehat kepada ibu hamil dan balita di sekitarnya. Terutama makanan yang mengandung protein hewani sehingga dapat tercukupi gizinya.
Selain itu, masyarakat juga harus tetap mewaspadai hal-hal yang berkaitan dengan intervensi sensitif seperti sanitasi air bersih, ketersediaan air minum, serta kebersihan lingkungannya sehingga mencegah munculnya penyakit-penyakit menular yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
“Karena protein (hewani) tersebut sangat penting bagi perkembangan tinggi dan berat badan, terutama otak anak. (Langkah ini) supaya betul-betul berjalan maksimal sesuai dengan keinginan kita tahun 2045 nanti kita akan melahirkan generasi-generasi bebas stunting, dengan tinggi badan yang memadai sesuai standar internasional,” Imbuhnya.