Penulis: Tony Hariyanto | Editor: Hadi S Purwanto
JAKARTA, SWARAJOMBANG.com – Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon memimpin Embassy Briefing untuk persiapan penyelenggaraan Sidang The 8th G20 Parlementary Speakers Summit atau P20.
Dalam pertemuan ini dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan subtansi dan teknis persiapan dari P20, atau Pertemuan Parlemen Negara-Negara G20 dan beberapa negara yang diundang secara khusus dalam Sidang P20 yang akan dilaksanakan pada tanggal 6 dan 7 Oktober.
“Ada pun pada tanggal 5 Oktober rencananya kita akan membuat Parlementary Forum tentang P20. Jadi ini akan melibatkan Anggota Parlemen yang lebih luas. Sementara untuk tanggal 6 dan 7 pada utamanya adalah untuk para pimpinan parlemen ditambah tiga orang delegasi masing-masing negara,” papar Fadli di salah satu ruang pertemuan hotel di Jakarta, Selasa (27/9/2022).
Dalam pertemuan ini Fadli Zon didampingi oleh dua Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana dan Wakil Ketua BKSAP DPR RI Achmad Hafisz Tohir, serta Sekjen DPR RI Indra Iskandar. Fadli mengungkapkan ada empat isu yang menjadi perhatian khusus dalam agenda P20 nanti.
“Ada 4 isu yang selama ini kita sampaikan juga akan dibahas di situ, tentang SDGs (Sustainable Development Goals), tentang green economy, tentang demokrasi, tentang gender equality,” ungkapnya.
Fadli juga menjelaskan dalam agenda P20 ini, BKSAP berharap para parlemen negara sahabat bisa melahirkan pernyataan bersama untuk dilanjutkan pada momentum G20 yang bertujuan untuk kepentingan dunia internasional.
“Kita berharap P20 ini bisa memberikan sumbangan untuk G20 di Bali pada bulan November, membentuk joint statement yang sudah didiskusikan dibicarakan jauh-jauh hari ini, jadi output dari pertemuan P20,” jelasnya.
Dia menjabarkan, joint statement tersebut akan merefleksikan pandangan dari masyarakat yang terwakili oleh parlemen untuk dibawa ke G20, dan tentu saja untuk memperkuat hubungan bilateral antar negara-negara yang hadir, termasuk Indonesia dengan beberapa negara.
“Ada pertemuan-pertemuan bilateral dua negara, di situ saya kira bisa membicarakan hubungan kedua parlemen kedua negara, dan ini satu kesempatan yang baik untuk dialog, termasuk juga delegasi-delegasi yang hadir,” jelas Fadli.