Penuis: Zulkarnaen | Editor: Hadi S Purwanto
JAKARTA, SWARAJOMBANG.com – Anggota Komisi VII DPR RI, Diah Nurwitasari menyatakan kenaikan harga bahan bakar minyak yang baru saja dilakukan pemerintah membuktikan bahwa pemerintah tidak peka terhadap beban dan penderitaan rakyat.
Dalam keterangannya kepada media, Sabtu (3/9/2022) Diah mengatakan, pemerintah sama sekali tidak memperhatikan kondisi masyarakat yang baru saja bangkit pasca-pandemi Covid-19. Kenaikan ini sekali lagi menunjukkan ketidakpedulian pemerintah atas derita rakyat kecil.
“Innalilahi Wa Inna ilaihi Roojiuun. Pemerintah benar-benar tidak mendengarkan suara rakyat. Pemerintah benar-benar tidak peduli lagi dengan kondisi masyarakat. Ini sangat bertolak belakang dengan jargon pemerintah ‘Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat’. Ternyata yang dilakukan pemerintah malah menambah beban rakyat,” ungkap Diah, prihatin.
Politisi fraksi PKS ini menambahkan, sebenarnya banyak solusi yang bisa dilakukan pemerintah selain menaikkan harga BBM bersubsidi.
“PKS sendiri sudah sering memberikan masukan kepada pemerintah termasuk salah satunya pembatasan. Pembatasan di sini maksudnya pengetatan dan pengelompokan kendaraan yang bisa menggunakan BBM bersubsidi,” ujar legislator Dapil Jabar II itu.
Diah melanjutkan, kenaikan BBM bersubsidi ini merupakan musibah bagi kita. Pemerintah hanya mencari jalan cepat tanpa memperhatikan masyarakat.
“Kami berharap apa yang dilakukan pemerintah ini benar-benar sudah dihitung dengan matang, karena dampak ikutannya sangatlah berat,” tutur Diah.
Berdasarkan pengumuman pemerintah, harga BBM per 3 September 2022 adalah: Solar yang semula Rp. 5.150/ liter menjadi Rp. 6.800/ liter (Naik Rp. 1.650/liter. Pertalite: Semula Rp 7.650/liter menjadi Rp. 10.000/liter (Naik Rp. 2.350/liter). Pertamax: Semula Rp. 12.500/liter menjadi Rp. 14.500/liter (Naik Rp. 2.000/liter).
Diah mengatakan, kenaikan harga BBMini dampak ikutannya sangat berat dan panjang.